25th

399 32 0
                                    

Hy
Hello
Annyeong!!!!

Happy Reading....

===============

Karina membalas senyuman orang-orang di sekitarnya. Kini dia berjalan menuju tempat duduk keluarganya. Dari jauh dia bisa melihat beberapa kerabat yang dia kenali. Namun tidak dengan ibunya. Dia tak melihat sosok ibunya. Tapi dia tak ingin menghilangkan senyum di bibirnya. Dia tak ingin membuat hari bahagianya menjadi kesedihan.

" Selamat untukmu, Princess." Dari jauh ayahnya berjalan menghampiri nya dengan sebuket bunga.

" Terimakasih, Appa." Mereka berjalan menuju tempat duduk.

Disana ada Jeno beserta ayahnya, kakak laki-laki nya, dan Jaemin. Ya, Jaemin menyempatkan waktu untuk hadir di hari spesial Karina.

" Yoo!! Aku bangga!! Terimakasih sudah lulus tahun ini." Jaemin tiba-tiba berdiri dan memeluk tubuh sahabat kecilnya itu.

" Harusnya aku bisa lulus tahun kemarin. Tapi aku kurang belajar." Gumam Karina di dalam pelukan Jaemin.

" Tidak. Setidaknya kau sudah berjuang, Rina-ya. Dan ya, ibumu menitipkan pesan untukmu. Beliau tak bisa hadir, kuharap kau jangan menangis."

" Yak! Jaemin-ah, jangan terlalu lama memeluk nya. Aku juga ingin." Celetuk Eric dari belakang.

" Ah, jangan lupa juga kalau tunangan nya juga ingin memeluk Karina saat ini." Canda Jaemin.

Jeno hanya tersenyum menerima candaan tersebut.

Kini berganti Eric yang memeluk gadis itu. "Adik kecilku, aku hanya ingin bilang jangan sedih di hari spesial ini. Aku tau kau berharap Eomma datang, tapi apa boleh buat. Eomma sibuk, kuharap kau paham situasi ini."

Karina tersenyum getir. Rasanya dia bosan dengan kata 'sibuk'. Dia tak bisa lagi mempercayai kata itu. Kini, dia mempercayai ketakutan nya. Dia percaya pada rasa takut nya selama ini. Dia percaya, bahwa ibunya memang sudah melakukan itu. Kini tinggal dirinya yang harus memberanikan diri untuk bercerita pada kedua keluarga nya.

Jeno beranjak berdiri dan merengkuh tubuh mungil itu. " Kau sudah melakukan yang terbaik. Kau yang terbaik. Kumohon jangan memasang wajah seperti itu. Jangan terlihat sedih di depan ayahmu."

Karina tersenyum. Rupanya ada yang benar-benar memahami nya. Mereka sangat paham dengan Karina.

" Jeno-ya, kurasa aku harus menceritakan semua pada keluarga ku." Gumam Karina pelan, agar hanya Jeno yang bisa mendengar.

" Itu pilihan mu. Jika bagimu itu yang terbaik, maka lakukan. Ingatlah bahwa aku selalu mendukungmu."

Setelahnya mereka duduk bersama di meja berbentuk lingkaran itu. Menikmati makan siang yang memang sudah di siapkan dari sana.

" Jeno-ya, hari ini biarkan Karina bersama kedua keluarga nya dulu. Kau bisa habiskan waktu dilain hari." Ucap Junho kepada anak laki-lakinya. "Kau bermain dengan Jaemin saja."

" Tak apa. Dia butuh family time kurasa." Jawab Jeno.

Jeno yakin bahwa Karina akan mengatakan sejujurnya kepada ayah dan kakak laki-laki nya. Tentang bagaimana selanjutnya, itu akan Karina beritahu padanya nanti.

==============

(VOTE ⭐ COMMENT 😊 FOLLOW 🙏)

" Oppa, Appa, ada yang ingin aku ceritakan." Ucap Karina saat kegiatan makan malam mereka sudah selesai. Masih menunggu hidangan penutup barulah mereka beranjak dari restoran.

'ɪɴ ᴍʏ ᴅʀᴇᴀᴍ...~𝙹𝚎𝚗𝚁𝚒𝚗𝚊 (𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang