11th

458 52 15
                                    

Hy
Hello
Annyeong!!!!

Happy Reading.....

=============

'Tok.. tok..'

" Masuk." Ucap seorang laki-laki yang sedang duduk di kursi putar nya. Tangannya sibuk mencatat tulisan yang entah apa itu.

" Permisi, Yoo Euisanim." Orang yang baru masuk itu membungkukkan badannya.

" Ada apa?" Laki-laki itu meletakkan alat tulis nya lalu menatap asisten nya.

" Rumah sakit di California mengalami penurunan aset. Dokter Kevin meminta bantuan anda untuk turun tangan." Jelas sang asisten.

" Ck.." Decak Eric, laki-laki yang sedang duduk itu. " Apa dia tidak bisa mengatasi nya sendiri? Aku memberikannya kepercayaan, tapi berujung aku juga yang harus turun tangan."

Sang tangan kanan hanya menundukkan kepalanya. " Maaf, dokter Yoo. Tapi pesan ini di kirim langsung oleh dokter Kevin."

" Kapan dia menyuruhku berangkat?" Tanya Eric pada Sunwoo, asisten nya itu.

" Malam ini, dokter."

" Apa?" Kaget Eric. " Malam ini?"

" Iya, dokter."

" Baiklah. Siapakan pesawat pribadi dan siapkan barang-barang ku. Kita berangkat jam 8 nanti. Beritahu pada para crew untuk ready sebelum jam setengah delapan." Jelas Eric.

" Baik, dokter Yoo. Saya permisi." Sunwoo membungkuk sekali lagi, lalu keluar dari ruangan pribadi sang pemilik rumah sakit tersebut.

" Hah..." Desah Eric sambil memijat kening nya.

Kerjaan nya disini belum semua selesai, dan sekarang di tambah kerjaan baru lagi. Lelah rasanya, namun itu sudah menjadi tugas nya agar rumah sakitnya tetap berjalan.

Menjadi pemilik rumah sakit tak membuat Eric bisa bersantai dirumahnya. Dia harus stay juga di rumah sakit untuk memantau para pekerjanya. Karena terkadang para pekerja nya pun membutuhkan bantuannya. Wajar, rumah sakit ini baru berdiri 1 setengah tahun. Jadi tak boleh lepas pengawasan.

Eric berdiri melepaskan jas putih nya lalu menyampirkan nya pada gantungan yang terbuat dari kayu jati itu.

Langkah nya bergerak ke arah kamar mandi. Menggulung kemeja putih nya sampai kesiku lalu memutar keran wastafel untuk membasuh wajahnya. Sesekali memperhatikan wajahnya di pantulan cermin.

Langkahnya keluar menuju sofa yang tersedia di ruangan nya. Matanya melirik ke arah jam yang terpajang di dinding. Pukul 5 sore, masih ada banyak waktu lagi untuk beristirahat. Biarkan saja pekerjaan nya terlantar di meja, dia butuh istirahat sekarang.

" Kevin sialan." Gerutunya sebelum benar-benar berbaring di sofa.

===========

(VOTE ⭐ COMMENT 😊 FOLLOW 🙏)

Pasangan suami-istri itu sedang duduk berhadapan di sebuah cafe. Bukan untuk menghabiskan waktu beromantis ria. Namun kedua insan itu terlihat sedang beradu mulut.

" Kurasa ini waktunya." Ucap wanita itu membuka suara setelah 10 menit tak ada pembicaraan.

Pria di depannya asik menyesap secangkir kopi hangat di tangan kanannya. Sambil memangku kakinya dan bersender pada kursi. Matanya menatap keluar jendela.

" Hei! Aku sedang bicara!" Kali ini sang wanita menaikkan nada bicaranya. Untuk saja ruangan mereka privasi. Hanya ada mereka berdua di dalam.

'ɪɴ ᴍʏ ᴅʀᴇᴀᴍ...~𝙹𝚎𝚗𝚁𝚒𝚗𝚊 (𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang