12th

417 53 8
                                    

Hy
Hello
Annyeong!!!

Happy Reading....

==============

Disaat seperti ini Karina merindukan orangtuanya. Dia rindu masakan ibunya, juga rindu suara ayahnya yang mengajarinya jika ada beberapa tugas sekolah yang tidak bisa dia kerjakan.

Dia tau, orangtuanya memang sibuk. Tapi bolehkah dia egois dan berharap orangtuanya datang sekarang? Mau bagaimana pun juga, Karina tetap lah seorang anak yang butuh kasih sayang orangtua.

Dirinya cuma berharap, semoga kehidupan keluarga nya tetap harmonis. Dia tak mau pernah mau merasakan yang namanya 'Broken Home'.

Rasa bosan melanda Karina sekarang ini. Di tambah lagi Oppa nya yang pergi ke luar negeri bersamanya sahabatnya, Yeji. Lalu Jaemin, yang tak bisa di hubungi. Lengkap sudah rasa bosannya.

Dirinya bolak-balik masuk kamar, lalu keluar lagi. Ke dapur, lalu ke kamar lagi. Sebosan itulah dia sekarang.

" Ternyata punya rumah besar membuatku mudah bosan." Gumam gadis itu. Sekarang dia memilih duduk berjemur di dekat kolam renang nya.

Tadi pagi-pagi sekali, dia sudah menceburkan diri ke dalam kolam. Sekarang tak mau lagi. Cukup berjemur saja walau tak ada matahari.

Sekian menit berjemur, Karina memutuskan untuk kembali ke dalam rumah. Dia butuh yang dingin-dingin untuk menetralkan rasa hausnya.

Namun sayang, Ice Cream kesukaan nya telah lenyap dari kulkas.

" Huh, aku lupa menyuruh Ahjumma membelinya. Terpaksa aku yang pergi kalau begitu." Karina menutup kembali lemari es tersebut dan berjalan masuk ke kamar nya.

Tak lama kemudian dia sudah turun dengan pakaian santai nya. Bersiap pergi untuk berburu Ice Cream sebanyak-banyaknya.

=============

(VOTE ⭐ COMMENT 😊 FOLLOW 🙏)

" Kau sudah siap?"

Anak perempuan berumur 13 tahun itu mengangguk lucu.

" Baiklah. Ayo naik." Jeno mengajak adik kecil nya itu untuk masuk ke dalam mobil.

Hari ini Jeno berniat membawa Jaehwa keluar rumah. Adiknya itu pasti ingin merasakan dunia luar.

Sebelum Jeno menjalankan mobilnya, tangan kecil anak itu menyentuh lengan Jeno.

" Oppa, kita mau kemana?"

Tanya Jaehwa sambil menggerakkan tangannya memberikan sebuah isyarat.

" Ke suatu tempat." Jeno membalas nya serupa dan tak lupa disertai senyuman.

" Aku takut." Anak itu menggeleng sambil menunjukkan raut wajah gelisah.

" Tidak apa-apa. Tenang saja, tak perlu takut." Kata Jeno menenangkan adiknya itu. Kedua tangannya dia letakkan di pipi Jaehwa.

Namun Jaehwa masih menggeleng. " Bukan itu. Bagaimana dengan Appa? Oppa bisa dimarahi Appa jika membawa ku keluar rumah."

Jeno sempat terdiam membaca isyarat dari adiknya itu.

Mata Jeno menatap kembali ke arah rumah besarnya. Benar kata Jaehwa, Jeno sudah pasti akan dimarahi nanti karena membawa adiknya keluar.

'ɪɴ ᴍʏ ᴅʀᴇᴀᴍ...~𝙹𝚎𝚗𝚁𝚒𝚗𝚊 (𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang