Jeno dan Renjun masih setia duduk di kursi kantin. Menunggu pesanan mereka selesai.
Sesekali mereka akan mengobrol singkat. Mengingat Jeno juga susah diajak mengobrol panjang.
Renjun sudah berselancar di sosmednya. Sedangkan Jeno hanya diam entah apa yang ada dipikiranya.
"Jen."
"Hm.
"Kenapa lo ga bilang ke Om Yuta kalo lo yang donorin darah buat Jaemin?" Tanya Renjun.
Jeno menghela nafas pelan.
"Ga. Walaupun gue bilang ke Om Yuta, itu ga akan ngebuat Om Yuta sama papa gue baikan."
Renjun menatap datar pada Jeno.
"Seenggaknya itu bisa bikin hubungan mereka sedikit akur. Lo tau kan, mereka sahabatan sejak sekolah dasar? Dan mereka bertengkar cuma gara-gara hal sepele?" Renjun berujar panjang. Yang langsung mendapat reaksi dari lawan bicara.
"Sepele lo bilang? Masalah itu bukan hal sepele yang bisa diselesaiin cuma dari donor darah!" Jeno tersulut emosi sekarang.
"Terserah lo, Jen. Tapi gue yakin, secara ga langsung hubungan Om Jaehyun sama Om Yuta bakal akur lewat lo dan Jaemin." Renjun kemudian beranjak pergi setelah berucap demikian.
Jeno memandang kepergian Renjun dalam diam.
"Ck."
.
Renjun kembali ke kamar rawat Jaemin. Hanya saja, yang ia temui hanya Shotaro.
"Kak Mark sama Haechan kemana?" Tanya Renjun.
Shotaro menoleh. Mengalihkan perhatiannya dari ponsel.
"Oh? Mereka barusan pergi. Katanya mau pulang dulu ambil beberapa tugas terus balik kesini lagi." Jawabnya.
Renjun mengangguk. "Ini, gue bawain makanan. Lo belum makan kan?" Renjun meletakkan makanan di meja.
"Tau aja lo kalo gue belum makan."
"Eh, Njun. Apa bener si Jeno donorin darah buat Nana?" Tanya Shotaro dengan kegiatannya membuka bungkus makanan.
"Bener kok." Jawab Renjun.
"Terus kenapa tadi ga bilang ke ayah?"
"Tau tuh Jeno." Acuh Renjun.
Keduanya sudah sibuk dengan makanan masing-masing. Mengabaikan seseorang yang kini berdiri di ambang pintu.
"Jun, gue balik dulu." Ujar Jeno.
"Hm."
Setelahnya Jeno pergi, Shotaro bertanya.
"Jun, waktu Nana kecelakaan feeling gue udah ga enak tau dari sore. Kenapa ya?"
Renjun menoleh heran. Merasa aneh dengan pertanyaan saudara kembar Jaemin.
Plak!
Renjun memukul kening Shotaro dan menimbulkan rintihan dari si korban.
"Sakit bego!"
"Ya lo juga sih aneh banget pertanyaan lo. Itu wajar karna lo saudara kembarnya Nana. Walaupun ga identik. Artinya kalian punya ikatan batin yang kuat. Kalo satunya sakit, yang lain bisa ngerasain juga." Jawab Renjun.
Shotaro membulatkan mulutnya. Kemudian kembali melanjutkan acara makannya.
"Tar, lo masih suka Thailand ga?" Bisik Renjun.
Shotaro mengangguk semangat. "Masih kok. Gue jatuh cinta banget sama seriesnya. Kenapa?"
"Nobar kuy. BBS (Bad Buddy Series) episode terakhir malem ini." Renjun menaik turunkan alisnya. Tak lupa dengan senyum manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold President || NoMin
Fanfiction[ON GOING] "Gue ga akan nyerah ngejar tuh presiden kaku." - Na Jaemin . "Risih gue lo ikutin terus!" - Lee Jeno . "Jeno, apa gue emang ga pantes buat lo?" - Na Jaemin . "Pergi dari hadapan gue, Na Jaemin!" - Lee Jeno . bxb content NoMin MarkHyuk