12. Si Dingin

1.3K 104 7
                                    

Lee Jeno. Atau kita sebut Jung Jeno?

Si lelaki dingin dengan rahang tegas dan tatapan tajamnya, yang mampu membuat siapapun segan terhadapnya.

Menjadi seorang presiden club di kampus, membuatnya begitu dihormati. Bukan karena itu saja, kedudukan sang papa yang merupakan donatur terbesar di kampus itu juga menjadi alasan.

Perawakan tegas, berwibawa, membawanya pada tugas-tugas menumpuk di ruang club. Ia jarang berinteraksi dengan mahasiswa lain. Teman dekatnya pun hanya beberapa (yang author sebut di chapter Rooftop).

Tak banyak bicara, cenderung diam namun mengamati. Sekali bicara pun itu tentang club.

Beberapa temannya pun tak paham bagaimana pemikiran lelaki kaku itu. Terlalu gila sibuk, gila kerja, bahkan sering melewatkan jam makan nya.

Bukan tanpa alasan Jeno melakukan hal seperti ini. Mencari kesibukan adalah tujuannya. Melupakan permasalahan di rumah maupun di kampus.

Yang tidak diketahui orang-orang terdekatnya adalah, ia rindu sosok seorang ibu. Setiap malam ia akan mengalami gangguan tidur, dan obat adalah jalannya.

Sejak kecil, ia tak pernah tahu bagaimana wajah ibunya, apakah cantik? Jelek? Atau manis?

Papanya pun hanya diam, tak pernah membahas tentang hal ini. Membuatnya bertanya-tanya selama ini, dimana sebenarnya ibunya?

Disaat pertanyaan itu terus muncul dalam pikirannya, ia bertemu dengan Taeyong.

Sifat nya lembut bak seorang ibu, membuatnya nyaman berada di dekat lelaki tampan bak anime itu.

Pembawaannya yang lembut, perhatian kecilnya, membuatnya ingin menjadikan Taeyong sebagai ibunya. Walaupun ia hanya bertemu Taeyong sekali, yaitu di rumah Jaemin.

Tapi kembali lagi kepada sang papa yang jelas-jelas tak menyukai sesama jenis. Jeno ingin meneriakkan dengan keras, jika hubungan seperti itu tidaklah salah.

Bahkan ia juga sudah tahu hubungan antara kakaknya, Mark dan Haechan. Ia memergoki mereka tengah melakukan hal 'itu' di kamar Mark yang tepat di sebelah kamarnya.

Jika boleh jujur, ia sendiri juga sama. Ia tak pernah tertarik pada wanita. Namun juga tak tertarik pada lelaki. Hal ini pernah membuatnya frustasi.

Hingga ia bertemu Jaemin, semuanya berubah.

.

Hari ini Jeno memiliki jadwal rapat bersama para ketua club. Wakil presiden club yang merupakan senior fakultas tata boga juga turut hadir, Qian Kun.

"Pensi tinggal menunggu minggu. Sebelum acara inti, selama tiga hari kampus kita akan mengadakan pertandingan antar fakultas. Baik basket, dance, memasak, dan painting. Hanya empat, tidak semuanya di pertandingkan, mengingat ujian juga sudah dekat bagi para senior. Jadi, mohon kerja samanya untuk semua ketua club. Aku meminta data-data dari setiap club kemarin, hanya untuk merekap jumlah anggota. Dan untuk acara bulan depan, aku meminta daftar dari setiap fakultas."

Kalimat panjang Jeno terdengar di ruangan rapat berukuran 5x6 itu. Suara tegasnya, membuat seluruh orang yang ada disana merasa seolah terintimidasi.

"Lalu, hadiah pemenang bagaimana, Jen?" Tanya Kun.

"Soal itu, bendahara yang akan mengurusnya, Kak. Aku sudah berbicara dengan Seungmin kemarin. Kas yang kita jalankan memiliki cukup uang untuk membeli peralatan, hadiah, dan lain-lainnya. Jika ada kurangnya, aku siap membantu."

"Jen, apa tiga hari itu cukup untuk melakukan pertandingan itu? Karena dari dua club, dance dan basket harus melewati beberapa babak. Apa tidak terlalu singkat?" Tanya Hyunjin.

My Cold President || NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang