Jeno baru saja tiba dirumahnya sepulang dari kampus.
Hari-hari Jeno ia lalui dengan seseorang yang menempelinya kemana-mana. Siapa lagi jika bukan Jaemin.
Dan itu membuat Jeno lelah. Lelah badan lelah batin. Eaakk
Begitu masuk rumah, pemandangan sang ayah yang sedang sibuk dengan laptopnya menyambut kedatangan Jeno.
"Oh, kau sudah pulang, Jeno?" Tanya Jaehyun.
"Hem." Jawab Jeno singkat.
Jaehyun mengubah arah pandangnya. Menaruh atensinya pada si anak yang kini menatapnya dengan wajah datar khas Jeno.
"Ada apa?"
Pertanyaan papanya, membuatnya berhenti melangkah. Kemudian berbalik badan menghadap sang papa yang juga menatapnya.
Jeno menghela nafas perlahan. Lalu mendekat pada sang papa.
"Ada apa dengan mu?" Tanya Jaehyun lagi.
"Tidak ada apa-apa. Jeno cuma lelah." Jawab si anak.
"Papa tahu kamu bohong. Jadi katakan. Apa yang mengganggu pikiran mu."
Jeno yang tadinya menunduk perlahan mengangkat wajahnya. Menampilkan wajah sayunya pada sang papa yang sedikit terkejut dengan wajah itu.
"Maafin Jeno, pa. Kalau Jeno bilang hal ini ke papa." Kata Jeno memulai pembicaraan.
Jaehyun menuntun Jeno untuk duduk di sofa.
"Cerita saja."
Jeno mendadak gusar. Menimang, haruskah ia katakan atau tidak hal yang mengganjal dalam hatinya sejak lama.
"Tapi papa janji jangan marah."
"Hem."
"Jeno, Jeno pengen ketemu mama. Jeno pengen liat wajah mama. Pasti cantik kan?" Jeno menatap tepat di mata kelam Jaehyun.
Jaehyun yang ditatap seperti itu tak bisa berkutik. Meskipun Mark yang memiliki mata persis milik ibunya, namun tetap saja, tatapan sayu milik Jeno juga mengingatkannya pada kekasihnya dulu. Ibu kandung dari ketiga anaknya.
Jeno menanti jawaban yang keluar dari mulut papanya. Karena tak kunjung mendapat jawaban, Jeno kembali menunduk, lalu tersenyum tipis.
"Maafin Jeno kalau Jeno bahas soal mama sama papa. Jeno ga maksud singgung soal mama yang udah meninggal. Jeno cuma pengen liat wajah mama walaupun cuma foto di depan tempat abu. Kalau papa ga mau jawab gapapa. Jeno hargai perasaan papa. Kalau begitu, Jeno ke kamar dulu." Jeno segera mengambil tasnya. Kemudian beranjak berdiri dan segera melangkah pergi menuju kamarnya di lantai atas.
Jaehyun memandang nanar punggung anak keduanya. Merasa bersalah karena menyembunyikan rahasia besar kepada anak-anaknya.
"Maafin papa, Jeno."
.
Hari minggu ini, Jaehyun mengajak ketiga anaknya untuk pergi jalan-jalan. Sudah lama mereka tidak melakukan hal sederhana seperti ini.
Itu karena kesibukan Jaehyun sendiri sebagai aktor, dan pebisnis yang membuatnya kehilangan quality time bersama anak-anaknya.
Ini juga sebagai bahan penebus rasa bersalahnya pada Jeno beberapa hari yang lalu.
Semua sudah siap. Mereka membawa satu mobil dengan Jaehyun yang menyetir.
Tujuan mereka adalah lotte world. Ini atas usul Sungchan sebagai si bungsu.
"Ok boys, karena peraturan di keluarga kita adalah 'Maknae number one', jadi kita pergi ke lotte world dulu. Setelah itu kita pergi ke pantai di sore hari. Dan malamnya kita berakhir di namsan tower. Bagaimana?" Tanya Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold President || NoMin
Fanfiction[ON GOING] "Gue ga akan nyerah ngejar tuh presiden kaku." - Na Jaemin . "Risih gue lo ikutin terus!" - Lee Jeno . "Jeno, apa gue emang ga pantes buat lo?" - Na Jaemin . "Pergi dari hadapan gue, Na Jaemin!" - Lee Jeno . bxb content NoMin MarkHyuk