17. Mengalah

1.5K 108 5
                                    

Lelaki manis keturunan Korea Jerman itu berlari kecil menuju kelasnya bersama sang kekasih.

Ia tertawa terbahak ketika yang lebih besar berhasil menggapai tanganya dan membawanya ke dalam pelukan hangat kekasihnya.

Aroma mint menyeruak masuk melalui indra penciumanya. Aroma yang sangat ia sukai.

Ia melepas pelukanya, lalu berjinjit untuk mengecup ujung bibir kekasihnya.

"Selamat belajar. Hari ini aku latihan dance. Ga usah dijemput ya, aku pulang dijemput Kak Jungwoo." Ucap si mungil.

"Of course, baby. Lagipula, aku ada meeting malam ini buat pensi minggu depan. Kabarin kalo udah pulang." Balas si kekasih.

Si mungil mengangguk, lalu berjalan memasuki kelas. Namun panggilan dari kekasihnya itu membuat langkahnya terhenti.

"Yangyang, besok ayo dinner!"

Lelaki bernama Yangyang itu tersenyum.

"Atur waktunya, Jeno."

.

Jeno sedang ada di ruang rapat ketika pintu ruangan itu diketuk dari luar. Ia mempersilahkan masuk seseorang yang menunggunya diluar.

Pintu terbuka, dan Jaemin masuk dengan membawa amplop entah apa itu.

"Perlu apa?" Tanya Jeno dengan dingin.

Jaemin tersenyum tipis. Lalu menyodorkan amplop coklat di tanganya pada Jeno yang langsung diterima.

"Ini surat pengunduran diri dari club. Punyaku." Ucap Jaemin tanpa ragu.

Jeno mendongak, menatap tajam pada mata sendu di hadapanya.

"Duduk!"

Jaemin menuruti perintah Jeno, lalu duduk di kursi yang ada.

"Alasannya?"

"Aku akan pindah. Ke luar negeri."

Jawaban Jaemin itu membuat alis Jeno bertaut. Ia merasa sakit? Atau apalah itu ketika mengetahui alasan lelaki manis itu keluar dari club.

"Pindah? Oh, ternyata lo suka pindah-pindah tempat hem? Berarti lo juga suka pindah-pindah cowok dong." Sarkas Jeno.

Jaemin terkejut, tentu saja. Ia tak menyangka jika tuduhan yang dilayangkan Jeno itu untuknya. Memangnya tahu apa dia tentang persoalan hidupnya?

"Enak banget ya ngomong asal njeplak aja. Asal lo tahu ya, gue pindah kuliah juga gara-gara lo, brengsek. Dan keputusan gue pindah kesini menjadi keputusan terburuk gue." Emosi Jaemin meledak seketika.

"Lo nyalahin gue? Salah gue dimana ya?" Jeno mengangkat satu alisnya.

Jaemin menatap sengit mata Jeno. Rahangnya mengeras menandakan emosi sudah menguasai dirinya.

"Gue mengalah, gue punya kehidupan gue sendiri dan gue juga bebas nentuin jalan hidup gue. Keputusan gue adalah, gue akan pergi jauh dari hidup lo. Jadi lo ga perlu ngerasa keganggu dengan kehadiran gue diantara lo sama Yangyang." Kata-kata itu menumbuk hati Jeno. Entah mengapa, ketika Jaemin mengatakan itu hatinya berdenyut sakit.

"Oh, jadi lo udah tahu? Bagus! Sekarang lo keluar dari ruangan gue." Usir Jeno dengan nada datarnya.

"Liat aja, lo ga tahu siapa Yangyang kan?" Jaemin menunjukan smirknya. Lalu melangkah keluar dari ruangan Jeno.

Jeno mematung di tempat. Mencerna kata-kata yang terlontar dari mulut lelaki Na itu.

"Emang apa yang ga gue tahu soal Yangyang?" Monolognya.

My Cold President || NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang