11. Memories

1.1K 99 2
                                    

Tidak ada yang tidak tau siapa Jaemin. Meskipun masih beberapa bulan berkuliah di SNU, tapi Jaemin sudah sangat populer di kalangan mahasiswa dari berbagai fakultas.

Dia ternobat sebagai pria tercantik di universitas. Mengetahui hal ini, Jaemin cukup takut. Takut jika akan berakhir seperti di kampus sebelumnya.

Tapi ketakutannya hilang, ketika semua nya begitu berbeda. Semua menerima bagaimana dirinya. Dan tidak ada yang menyalahkannya.

Jaemin menjadi most wanted di universitas. Banyak yang mendekatinya, dengan memberi hadiah berupa bunga atau coklat.

Sayangnya, banyak dari mereka yang ditolak. Atau bahkan secara tidak langsung sudah tertolak? Karena sebagian besar dari mereka tahu, jika si cantik universitas itu tengah mengejar-ngejar si presiden club yang terkenal kaku dan dingin. Si Jeno tentu saja.

Jaemin tak henti-hentinya mendekati Jeno, meskipun sudah mendapat ultimatum untuk menjauhinya beberapa hari yang lalu.

Sekarang saja, saudara kembar Na Shotaro itu sudah ada di kantin dan duduk di sebelah Jeno.

Ia tak peduli bagaimana tatapan lelaki tampan bak dewa itu yang seolah ingin melenyapkannya.

Bukan tanpa alasan Jaemin duduk disana. Tapi ini adalah ajakan Haechan yang ingin duduk bersama Jeno dkk. Disana sudah ada Mark, Jisung, Chenle, dan Hyunjin.

"Na, si Shotaro jadi pindah kesini?" Tanya Haechan memulai pembicaraan.

"Jadi. Lagi ngurus surat pindah dia. Katanya udah ga mau balik ke Jepang lagi." Jawab Jaemin.

"Lo ga ada rencana ke Jepang? Secara kan Om Yuta warga Jepang tuh." Timpal Hyunjin.

"Ada sih. Rencana gue bakal pindah ke Jepang kalo udah selesai kuliah disini. Gue mau menetap disana." Jaemin tersenyum kearah Hyunjin.

Sementara yang lain sudah larut dengan makanan mereka. Berbeda dengan Jeno yang hanya memandangi makanannya tanpa minat.

"Na, habis ini ikut gue bentar ya. Gue punya sesuatu buat diomongin ke lo." Ucap Hyunjin yang hanya dibalas anggukan oleh si manis.

Dan hal itu tak luput dari perhatian Jeno.

"Jin, akhir bulan depan kita ada pensi. Jadi persiapin club lo buat tampil. Kak Mark, basket ditingkatin latihanya, bakal ada pertandingan sebelum pensi." Kata Jeno yang tiba-tiba membuat suasana menjadi hening.

Hyunjin terlebih dahulu menjawab. "Iya. Gue udah latih anak-anak gue dengan baik kok. Tenang aja."

"Basket aman. Lo bisa andelin kita sama si Sungchan. Pertandingan antar fakultas kan?" Tanya Mark.

"Hem."

Jaemin diam-diam memperhatikan Jeno. Dilihat dari samping seperti ini, wajah Jeno benar-benar sempurna. Di pahat begitu detail dengan rahang tegas, hidung mancung, kulit putih bersih, dan mata sipitnya namun tajam, membuatnya benar-benar sangat sempurna.

Tampan.

Hanya kata itu yang terucap dalam hatinya. Ia sungguh mengagumi lelaki Lee di sampingnya ini. Ia ingin menyentuh wajah itu. Menyentuh bibir nya, hidungnya, matanya, rahangnya, semua, semua ingin ia sentuh.

"Na!"

Jaemin terlonjak kaget ketika mendengar nada tinggi Haechan. Ia memperhatikan sekitar. Sudah sepi. Dan tersisa dirinya bersama dua sahabatnya.

"Udah pada pergi?" Tanyanya.

Haechan memandang datar, sedang Renjun melipat tangannya di dada.

"Lo kelamaan ngelamun. Udah sepi ini. Lo ada kelas ga?" Tanya Renjun.

My Cold President || NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang