Prinsip seorang Na Jaemin dari dulu yang tidak banyak diketahui orang adalah, ia tidak ingin menjadi penasaran dengan suatu hal.
Istilah kerennya, ia tidak ingin mati penasaran.
Jika ia sudah penasaran dengan sesuatu, ia akan langsung mencari kebenaran tentang hal tersebut. Entah itu berita hoax atau tentang sekitarnya.
Contohnya seperti saat ini. Ketika dirinya tiba-tiba meminjam mobil milik Sungchan yang terparkir apik di garasinya, sedangkan si pemilik hanya memandang bengong dengan tingkah ajaib calon kakak iparnya.
Tujuan Jaemin?
Restoran bundanya.
Tentu tau lah, maksud nya apa kesana.
Jaemin mengikuti arah perjalanan bundanya dengan mobil Sungchan. Tentu ada alasan mengapa ia memakai mobil orang lain, karena ia tidak ingin jika bundanya menyadari kalau ada yang mengikutinya. Terlebih bundanya itu hafal betul bagaimana mobil anak-anaknya.
Hampir 3 jam perjalanan, akhirnya ia sampai di kota sebelah, dimana cabang baru restoran bundanya baru saja di buka.
Ia melihat sang bunda turun dari mobilnya. Disamping mobil bundanya, ia melihat mobil BMW terbaru yang terparkir cantik dengan warna silver yang berkilau jika terkena cahaya matahari.
Itu mobil Jeno.
Dengan rasa keingintahuan yang tinggi, dirinya memberanikan diri untuk ikut masuk ke dalam dengan beberapa penyamaran agar tidak dikenali.
Ia menggeledah isi mobil Sungchan. Dan ia menemukan sebuah topi buket hitam polos dan hoodie green army yang rupanya masih baru karena masih memiliki label harga di bagian kerahnya.
Jaemin segera memakai itu semua, tak lupa ia juga mengambil masker dari dashboard mobil.
Selesai dengan penampilan nya, Jaemin segera turun dari dalam mobil. Kemudian masuk ke dalam restoran dengan santainya.
Ia bisa melihat bunda dan Jeno duduk berdua di ujung sana dengan posisi yang cukup privasi.
Ia pun mengambil tempat tepat di sebelah mereka, guna mencuri dengar pembicaraan mereka.
Posisinya, Jaemin membelakangi mereka, dengan sekat pembatas yang terbuat dari kayu dengan ukiran motif abstrak.
"Bunda mau ngomongin apa?" Itu suara Jeno yang memulai pembicaraan.
Winwin menghela nafas, lalu tersenyum kecil kearah Jeno.
"Bunda pengen ungkapin rahasia yang bunda tutupi dari anak-anak bunda selama ini."
Jaemin terkejut. Yang ia kenal, bundanya itu adalah orang yang terbuka. Tidak terlalu suka menutupi rahasia selama apapun itu.
"Rahasia? Rahasia apa bun?" Tanya Jeno.
"Jeno, kamu tau? Kamu lahir dari rahim seorang Lee Taeyong, yang notabenenya bergender sama dengan bunda. Taeyong mengandung kamu, Taeyong melahirkan mu, walaupun dia tidak merawat mu sedari kecil, tapi laki-laki itu ibu kamu."
Perasaan Jaemin mendadak gugup.
Jeno mendengar dengan seksama, tanpa mau menyela.
"Taeyong lelaki istimewa, ia diberi rahim, dan dipercaya untuk hamil dan melahirkan. Tidak seperti bunda ini. Bunda tidak bisa menjadi seorang Lee Taeyong yang bisa melakukan hal yang seharusnya seorang ibu lakukan, yaitu mengandung dan melahirkan."
Winwin tiba-tiba tercekat dengan kalimat nya sendiri. Ia menjadi gugup, padahal ia sudah yakin akan membuka rahasia ini pada Jeno. Hanya pada Jaemin dan anak-anaknya yang lain, ia belum siap.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold President || NoMin
Fanfiction[ON GOING] "Gue ga akan nyerah ngejar tuh presiden kaku." - Na Jaemin . "Risih gue lo ikutin terus!" - Lee Jeno . "Jeno, apa gue emang ga pantes buat lo?" - Na Jaemin . "Pergi dari hadapan gue, Na Jaemin!" - Lee Jeno . bxb content NoMin MarkHyuk