Shotaro terkejut saat mendapati kembarannya pulang dengan keadaan berantakan.
"Heh! Muka lo napa kayak abis diperkosa Jaem?" Seru Shotaro dengan tidak santainya.
Jaemin mendengus kasar lalu menabok kepala kembarannya dari belakang.
"Kalo ngebacot di filter dulu goblok. Enak aja bilang gue abis di perkosa. Masih perawan gue!" Balas Jaemin tak terima.
Shotaro yang masih mengelus kepalanya itu mengerucutkan bibirnya.
"Ya santai kali Na. Sakit bego! Lagian lo kenapa sih pulang-pulang muka kusut kagak beraturan gitu." Shotaro mengomel sambil mengikuti arah langkah Jaemin yang menuju kamarnya.
Sekedar info saja, kamar Jaemin dan Shotaro itu saling berhadapan. Mereka tidak ingin berada di satu kamar yang sama. Karena mereka memiliki privasi masing-masing.
Masuk ke dalam kamar, Jaemin langsung membanting tubuhnya ke kasur. Diikuti adiknya yang duduk di tepian.
"Gue lagi suntuk. Badmood. Mager. Males. Pokoknya gue cuma pengen tidur. Dah jan ganggu! Keluar lo!" Usir Jaemin.
Shotaro yang dasarnya bandel, tak menggubris kalimat panjang kembarannya itu. Lantas ia mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Haechan dan Renjun untuk datang ke rumahnya.
Jaemin sudah masuk ke dalam alam mimpinya.
Perlahan Shotaro mendekat, mengelus sayang rambut kakaknya itu. Lalu membisikkan kata-kata di telinga nya. Walaupun ia tahu, Jaemin tak akan mendengarnya.
"Gue tahu ini pasti tentang Jeno. Gue ga akan tinggal diam, Na. Ini menyangkut lo. Dan lo adalah prioritas gue sekarang. Gue sayang lo lebih dari diri gue sendiri."
Shotaro mencium pucuk kepala Jaemin. Lalu menjauhkan wajahnya dari sana. Tersenyum sekilas, lalu keluar dari kamar.
.
Sungchan sedang pergi ke cafe dekat perumahan sore ini. Dia sedang dalam keadaan butuh refreshing setelah seharian di sibukkan dengan tugas kuliahnya.
Apa lagi ketika tiba di rumah, ia tak mendapati papa maupun kedua kakaknya.
Ia memilih keluar dan mencari ketenangan.
Memasuki cafe, pandangan Sungchan jatuh pada tempat duduk di pojok ruangan. Spot favoritnya ketika di cafe. Setelah memesan, ia berjalan menuju bangku yang dimaksud.
Mendaratkan bokongnya di kursi, Sungchan lantas meraih ponselnya dan menscroll apapun untuk menghilangkan kebosanan.
"Permisi, ini minumannya mas." Seorang waitres datang mengantarkan minumannya.
"Iya, mas. Terima kasih."
Waitres itu pergi. Sungchan menyeruput sedikit kopi latte yang ia pesan. Lalu kembali memainkan ponselnya.
Sampai dimana pintu cafe berdenting tanda ada yang masuk, Sungchan mengalihkan perhatiannya.
"Shotaro? Wahh kebetulan. Eh? Yahh ada dua curut juga."
Yap! Itu Shotaro yang baru datang bersama Haechan dan Renjun. Mereka duduk berseberangan dengan Sungchan dan membelakanginya.
Sungchan sedikit mencuri dengar pembicaraan mereka.
"Tar, lo ngapain ngajakin kita kesini? Mana ga ajak Jaemin lagi." Kata Haechan.
"Itu dia yang pengen gue omongin ke kalian. Jadi, tadi si Nana pulang ngampus wajahnya udah kek baju baru dicuci belum di setrika. Kusut banget. Kalian ada yang tau ngga?" Tanya Shotaro.
"Kagak sih. Setau kita tuh anak baik-baik aja. Terakhir kita ketemu pas dia mau latihan dance." Jawab Renjun.
"Eh, Njun. Atau jangan-jangan dia dihukum lagi sama si doweh karena telat masuk club?" Tebak Haechan.
"Hah? Kenapa-kenapa?"
"Tadi dia ada jadwal latihan dance pertama kali. Tapi kita ajakin dia dulu ke perpustakaan buat nyari ringkasan materi. Terus dia bilang udah telat makanya dia buru-buru lari ke lantai tiga. Udah kita ga tau lanjutannya." Jelas Haechan.
Shotaro nampak berpikir, memandang bergantian kearah dua sahabatnya. Lalu sebuah ingatan mampir di kepalanya.
"Kayaknya gue tau masalah si Jaemin." Ucapnya.
Haechan dan Renjun segera mendekatkan diri dengan Shotaro.
"Apaan?"
"Menurut gue sih, tuh anak masalahnya kagak jauh-jauh dari si Jeno. Jaemin kan suka sama Jeno. Jeno nya sendiri kaku begitu ke Jaemin. Mau modelan gimana Jaemin ngejar tu orang, ga pernah tuh dapet balesan ramah dari si kulkas." Ucap Shotaro panjang lebar.
"Gotcha!" Seru Haechan dan Renjun bersamaan.
Membuat Shotaro yang tengah meneguk minumannya seketika tersedak.
"Bangsat! Kaget gue." Umpatnya.
Haechan tak menggubris. Ia malah membuat wajah serius tanpa dosanya. Sedangkan Renjun memakan donatnya.
"Kalo gitu, kita kasih pelajaran si Jeno. Tapi kita liat rekaman cctv di lantai tiga. Pasti dari sana sumber masalahnya."
"Setuju gue sama si bantet. Lo gimana Tar?"
"Ngikut gue. Gue bakal lakuin apapun buat Jaemin."
Setelahnya, hanya obrolan biasa yang di dengar Sungchan. Ia tidak kaget mengetahui fakta tentang Jaemin yang menyukai kakaknya.
Sebenarnya, ia tak masalah jika kakak-kakaknya berhubungan dengan lelaki. Ia sendiri pun mengakui jika ia menyukai lelaki. Dan lelaki yang sedang ia pikirkan adalah Shotaro.
Mengetahui hal ini, Sungchan sedikit was-was dengan lelaki yang berstatus sebagai saudara Jaemin. Yang ia tahu, Shotaro sangat menyayangi Jaemin melebihi apapun. Ia akan melakukan apapun demi Jaemin.
Sungchan jadi takut.
Terlebih dengan papanya. Ia khawatir jika papanya akan tahu hal ini.
Sungchan harus apa?
.
.Endingnya ga nyambung wkwk
Kira2 Sungchan harus ngapain ya? Bantuin Shotaro atau jagain Jeno?
Tebak yuk hehe
Tinggalkan jejak⭐
Tbc*Termasuk double up ga sih?
Bintang kalian tuh semangat author loh, kalo kalian males ngasihnya ya nih authornya juga males lanjutin.g canda deng
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold President || NoMin
Fanfiction[ON GOING] "Gue ga akan nyerah ngejar tuh presiden kaku." - Na Jaemin . "Risih gue lo ikutin terus!" - Lee Jeno . "Jeno, apa gue emang ga pantes buat lo?" - Na Jaemin . "Pergi dari hadapan gue, Na Jaemin!" - Lee Jeno . bxb content NoMin MarkHyuk