28. Jung Mino

986 32 2
                                    

Hari ini adalah hari peringatan kematian Kim Ji Geun. Ibu kandung Mino.

Wanita sebatang kara yang Jaemin temui di taman dengan menggendong bayi dulu, meninggal ketika usia Mino belum genap satu bulan. Jaemin dan Jeno sempat membawanya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan, atau sekedar check up. Namun akhirnya, wanita itu menghembuskan nafas terakhirnya dalam dekapan sang anak.

Mino tumbuh dengan penuh kasih sayang dan perhatian dari kedua keluarga besar orang tua angkatnya. Di rawat, di sekolahkan, di perhatikan pola makan dan tingkahnya, dan tak lupa baik Jeno maupun Jaemin juga mengajarkan tentang moral, agama, sikap yang baik, yang tentunya hal-hal positif lainnya.

Dengan begitu, Mino tumbuh menjadi anak yang baik, patuh pada orang tua, dan selalu mendahulukan kepentingan keluarga daripada pribadi. Ia juga tidak pernah meminta apapun pada daddy atau bundanya. Karena sebelum ia meminta, mereka selalu memberikannya terlebih dahulu.

18 tahun berlalu, Mino tumbuh menjadi remaja yang tampan, baik dan pintar. Memasuki bangku kuliah tahun ini, ia sudah mendapat penggemar di kampusnya.

Sebut saja Lee Hongmin, teman sekelas Mino itu sudah jatuh hati sejak hari pertama mereka bertemu sebagai mahasiswa baru. Namun rasa sukanya pada Mino yang secara diam-diam itu, menimbulkan rasa cemburu besar dihatinya kala Mino selalu mendapat atensi dari gadis atau lelaki imut lainnya.

Hari ini, Mino berencana pulang lebih awal karena harus pergi ke rumah abu untuk mengunjungi ibu kandungnya. Jaemin, bundanya itu sudah menelepon berkali-kali untuk mengingatkan Mino agar segera pulang.

Mino hanya menggeleng dengan sikap bundanya, meski begitu Mino akui bahwa Jeno dan Jaemin benar-benar menyayanginya.

Membalas dengan singkat, Mino segera memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket denim hitam miliknya. Berjalan menuju parkiran mobil, ia melihat Hongmin tengah duduk di kursi dekat mobilnya sendirian.

Ia ingin menghampiri, namun ia ingat bahwa ia harus segera pergi atau Jaemin akan marah padanya.

Ia bimbang, ia ingin mendekati Hongmin.

Cukup lama berpikir, Mino akhirnya memilih untuk menghampiri Hongmin.

"Hongmin?"

Lelaki yang disebut namanya menoleh, matanya terlihat membulat sempurna kala mendapati Mino berdiri di sampingnya.

"Jung Mino? Sedang apa disini?" Tanyanya.

Mino menaikkan sebelah alisnya tanda tak paham dengan maksud dari lelaki manis di depannya ini.

"Samping lo ini mobil gue." Jawabnya dengan nada ketus.

Hongmin tersenyum kecil. Ia suka ketika lelaki Jung itu sedang dalam mode seperti ini.

"O-oh sorry, aku gak tahu. Udah mau pulang? Kan ini belum jamnya?"

"Gue ada urusan." Setelah mengatakan itu, Mino segera masuk ke dalam mobil, tanpa mengatakan apapun lagi pada Hongmin.

Setelah mobil hitam itu pergi, Hongmin memegang dada kirinya. "Kena serangan jantung terus, perasaan."

.

Sepanjang perjalanan ke rumah, Mino tak henti-hentinya memikirkan Hongmin. Sebab beberapa hari yang lalu, Mino dengar dari temannya jika lelaki itu menyukainya.

Mino sebenarnya tak apa-apa jika menjalin suatu hubungan lebih dari teman. Namun Ia belum siap dengan kedua orang tuanya. Ia juga tidak tahu bagaimana tanggapan mereka nantinya jika Ia memiliki kekasih.

"Kalo ayah kayaknya dukung-dukung aja. Buna? Eh? Kan tadi gue mikirin Hongmin. Kenapa jadi bahas buna sama ayah?"

Tak ingin berpikir lagi, Mino menambah kecepatan mobilnya agar cepat sampai ke rumah.

My Cold President || NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang