13. Kak Mark

1.2K 100 2
                                    

Sejak hari dimana terakhir kali Jeno bertemu Jaemin di kantin, terhitung sudah lima hari lamanya, ia tak melihat keberadaan lelaki kelinci itu.

Haechan dan Renjun pun seolah tutup mulut, bahkan Shotaro juga turut andil.

Dalam hati, Jeno merutuki kata-katanya pada Jaemin yang lalu. Ia merasa menyesal sekarang.

Hari ini, Jeno memutuskan bolos kuliah. Tugas club ia limpahkan pada Changbin, sekretarisnya.

Sejak pagi hingga menjelang siang ini, ia tak keluar kamar barang sekali. Sarapan pun hanya maid yang mengantarnya.

Ceklek!

Pintu kamarnya terbuka, menampilkan Mark yang datang dengan menenteng jas almamaternya di tangan kiri.

Mark masuk tak lupa menutup pintu. Berjalan mendekati sang adik yang terduduk di ranjang dengan pandangan tak lepas dari jendela balkon nya.

"Jen?" Panggilnya.

Namun sayangnya, panggilan itu tak diindahkan oleh yang dipanggil. Mark menghela nafas lelah. Lalu ikut duduk di samping adiknya.

"Kenapa?"

"..."

"Mau cerita?"

"..."

"Jung Jeno!"

Jeno tersentak karena panggilan keras kakaknya. Ia gelagapan dan salah tingkah ketika mendapati kakak nya ada di kamarnya dan duduk di sebelahnya.

"Kak Mark?"

Mark memandang heran ke arah Jeno.

"Kamu ngelamun? Ada apa?" Tanya Mark.

Jeno terdiam kembali. Tapi matanya memandang sang kakak dengan bingung.

"Sini." Mark menarik Jeno ke dalam pelukannya.

Jeno memeluk erat sang kakak. Membenamkan wajahnya di dada bidang yang hangat itu. Ia selalu suka saat-saat seperti ini bersama Mark.

Ini yang tidak diketahui banyak orang. Jeno hanya akan manja jika ia bersama Mark, berdua. Bahkan dengan papanya pun, ia jarang seperti ini. Atau malah tidak pernah?

"Kenapa? Cerita sama kakak?" Tanya Mark dengan tangannya mengelus pelan punggung tegap adiknya.

"Kak... Jeno udah jahat sama Jaemin." Ucap Jeno dengan suara nyaris tak terdengar karena teredam di dada Mark.

Namun telinga Mark masih berfungsi dengan baik, sehingga mendengar apa yang di ucapkan adiknya.

"Jahat kenapa?"

"Jeno ga pernah baik sama dia, Jeno bahkan usir Jaemin juga."

Mark tersenyum tipis. Ia suka saat Jeno bermanja dengannya seperti ini. Di luar sifat dingin dan kakunya di hadapan orang-orang.

"Minta maaf." Ucap Mark singkat.

Jeno mendongak. Menemukan wajah sang kakak yang tersenyum padanya.

"Tapi Jaemin, Jeno ga liat dia di kampus."

"Ke rumahnya. Kamu harus berani kalo kamu salah. Kasian Jaemin nya juga."

"Anter ya?"

"Kakak ga bisa. Kakak ada kelas tambahan satu minggu ini. Kamu ajak Sungchan aja. Dia lagi pdkt sama Taro." Kata Mark.

Jeno mencebik, ia tak suka berpergian dengan adik bungsunya itu. Bukannya dia tak sayang, hanya saja, Sungchan selalu meminta berhenti dan merampok uangnya untuk membeli apapun.

My Cold President || NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang