Jaemin sedang memakan makan siangnya ketika Shotaro masuk bersama Sungchan. Ia mengalihkan perhatiannya dari tv di depannya dan menyapa adik dan pacarnya(?).
"Oh, Taro, Sungchan."
"Hai, Na." Jawab mereka berdua.
Jaemin menepuk sisi sebelah ranjangnya yang kosong. Bermaksud menyuruh adiknya duduk disitu.
Shotaro berjalan mendekat, lalu duduk seperti yang diminta kakaknya.
"Udah lebih baik belum?" Tanyanya.
"Udah. Bunda sama ayah kemana? Dari tadi ga keliatan."
"Lagi pulang. Mau urus kepulangan lo juga besok lusa."
Oh. Eh, Sungchan, Kak Mark mana?" Tanya Jaemin pada Sungchan yang duduk di kursi samping bangsalnya.
"Kak Mark udah pulang ke Korea, sama papa mama, sama Om Johnny. Kalo Renjun sama Haechan lagi ke kantin." Jawabnya.
"Lo ga ikut pulang juga? Lo ga kuliah?"
"Engga, gue pulang besok bareng Taro." Sungchan melirik kearah Shotaro.
Sedangkan yang dilirik mendadak salah tingkah.
"Oih, ada apa ini? Apa gue ketinggalan sesuatu?" Goda Jaemin.
Shotaro menggaruk tengkuk kepalanya sambil tersenyum kikuk. Sedangkan Sungchan tersenyum geli melihat kelakuan kakak beradik itu.
"Ga mau jelasin nih, ceritanya?" Jaemin masih saja menggoda adiknya. Hingga wajah putih itu memerah sempurna hanya karena kata-kata kakaknya.
"Udah ih, kak. Kasian itu adeknya mukanya merah semua kayak kepiting siap santap. Gue ga mau khilaf disini ya!" Sungchan mendelik pada Jaemin. Yang sayangnya hanya direspon dengan tawa mengejek yang terdengar menyebalkan.
"Sungchan ihh!" Nah kan, Shotaro tiba-tiba pundung.
Jaemin meraih tangan adiknya, lalu mengelusnya dengan lembut.
"Gue sebagai kakak lo, ikut seneng kalo lo udah nemuin kebahagiaan lo sendiri. Setelah ini, jangan terlalu pentingin gue, gue bisa jaga diri sendiri kok. Lo fokus aja sama pendidikan sama hidup lo sendiri. Apa lagi sekarang lo punya Sungchan, jangan lindungin gue lagi, gue tau semua yang lo lakuin dibelakang gue. Udah ya, sekarang yang mesti lo lindungi itu Sungchan. Sungchan juga, lo harus jagain adek gue."
Bak nasihat orang tua untuk anaknya. Shotaro menitikkan air matanya karena terharu dengan kalimat yang terlontar dari bibir kakaknya itu. Sungchan tersenyum lalu mengangguk.
"Kak Na, sebenernya banyak yang pengen gue ceritain ke lo. Semua yang terjadi setelah kejadian itu, tapi gue takut."
"Kenapa? Cerita aja gapapa."
Sungchan memandang lekat pada Jaemin. Lalu melirik sebentar kearah Shotaro yang juga menatapnya. Dan anggukan pasti menjadi jawaban.
"Jadi, waktu lo dipindah ke London, Bang Jeno nyusulin lo ke bandara. Tapi dia telat. Setelah kejadian itu, Bang Jeno jadi suka marah-marah ga jelas. Orang satu rumah juga kena imbasnya. Di kampus juga sama, sampai di tegur dosen sama panitia pensi karena kerjanya ga maksimal. Anggota club lain kena juga. Selesai pensi, Bang Jeno dipecat dari jabatannya digantiin Kak Lino. Setelah itu, Bang Jeno berusaha keras buat nyari alamat rumah sakit ini. Karena kasian, Om Yuta ngasih alamatnya ke Bang Jeno dan langsung terbang saat itu juga. Tapi, dia ngilang waktu hari lo sadar."
Jaemin diam mencerna setiap kalimat yang diucapkan Sungchan. Cukup membingungkan untuknya karena Sungchan seperti sedang nge-rapp.
"Lo ngomong apa nge-rapp sih? Cepet amat." Dengus Jaemin.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold President || NoMin
Fanfiction[ON GOING] "Gue ga akan nyerah ngejar tuh presiden kaku." - Na Jaemin . "Risih gue lo ikutin terus!" - Lee Jeno . "Jeno, apa gue emang ga pantes buat lo?" - Na Jaemin . "Pergi dari hadapan gue, Na Jaemin!" - Lee Jeno . bxb content NoMin MarkHyuk