Nine

367 14 0
                                    

Cantrelle belum membuka mulutnya. Hatinya masih sedikit sakit mengetahui perbuatan bejat orang yang paling ia percaya. Sahabat baiknya. Semua orang masih menunggu Cantrelle dengan rasa penasaran.

"Aku... dan Adellina adalah sahabat semasa SMA. Di saat semua orang mendekatiku hanya karena statusku sebagai pewaris Mathieu Entertainment, Adel justru berteman denganku karena aku adalah aku sendiri. Ia sama sekali tak peduli dengan statusku.

Sampai aku pergi dari Paris dan pindak ke New York pun, dia tetap ingin mengikutiku. Aku bisa melihat potensi besarnya sebagai seorang CEO sejak ia bekerja denganku. Jadilah, aku mengangkatnya sebagai seorang CEO. Kemampuannya benar-benar luar biasa. Harus kuakui, AM Group bisa jadi sebesar ini karena jasanya juga." Seulas senyum tipis terukir di bibir wanita keturunan Perancis itu.

"Lalu apa yang terjadi setelahnya, Cantrelle?" tanya Greg.

"Kau bisa menebaknya sendiri, Greg. Dia menggelapkan dana perusahaan yang membuatku merugi hampir satu miliar dolar. Bukan jumlah yang sedikit mengingat AM Group masih dalam pertumbuhannya. Beruntung saja, Ambroise Corp melakukan investasi besar-besaran, sehingga AM Group masih selamat kala itu. Yang membuatku sedih sebenarnya bukan karena uang itu, melainkan sikapnya yang sudah menghianatiku. Kami berteman begitu lama, sama-sama berjuang di negara ini, tapi dia memilih jalan yang berbeda."

Cantrelle menunduk dalam ketika ia selesai menceritakan itu. Zoe berdiri dan menghampiri sang ibu. Gadis itu memeluk Cantrelle dengan sangat erat, memberi kehangatan untuknya.

"Thanks, Zozo," bisik Cantrelle.

Zoe membalasnya dengan senyuman tipis. Ia tidak suka melihat ibu tercintanya jadi sedih seperti itu. Sepertinya, menceritakan kisah pilu ini membuat luka yang mendalam di hati Cantrelle kembali terbuka. Tentu saja, siapa yang senang jika ditipu oleh sabahat baiknya.

"Apa Mrs. Ambroise pernah meminta bantuan polisi untuk mengusut kasus ini?" tanya Jay.

Cantrelle melepas pelukan Zoe dan menghela napasnya berat. "Aku pernah meminta bantuan polisi. Bahkan sampai meminta tolong pada Winter dan River. Tapi, dia menghilang begitu saja, tanpa jejak. Pada akhirnya aku menghentikan pencarian itu."

"Yah, tidak heran jika Mom tidak menemukannya di mana pun," ucap Zae.

Cantrelle mengernyitkan dahinya heran. "Apa maksudmu, Pumpkin?"

Zae tidak menjawab. Gadis itu malah membuka laptopnya dan meletakkannya di meja. Kini semua orang bisa melihat layar laptop gadis itu.

"Adellina Edler sempat pergi ke Korea Selatan untuk melakukan operasi plastik dan mengubah wajahnya. Setelah itu, dia mengganti identitasnya dan menetap di Rumania selama beberapa tahun. Pada akhirnya, ia kembali lagi ke US dan terlibat dalam perdagangan manusia sialan ini," jelasnya.

"Astaga, ternyata operasi plastik bisa membuat wajah seseorang jadi semakin jelek," ujar Paul. Serempak Jay dan Victor menyikut pinggul pria itu. Memang, Paul dan Zae itu sama. Kalau bicara tidak pernah dipikir terlebih dahulu.

"Ya Tuhan, pantas saja agen sehebat Winter dan River tidak bisa menemukannya," gumam Cantrelle sembari menatap layar dengan mimik wajah serius.

Zoe sempat melirik pada Greg. Pria itu terlihat kesal ketika Cantrelle memuji Winter dan River sebagai agen yang hebat. Tapi, pria itu hanya diam saja tak ingin mempermasalahkannya.

"Jadi, kira-kira dia berada di mana?" tanya Victor pada Zae.

Zae kembali menekan sesuatu di laptopnya dan muncul informasi keberadaan Adellina. "Dia di Colorado, tepatnya di kota Denver. Sebaiknya, kita cepat-cepat menangkap wanita itu sebelum ia kabur lagi."

Agent's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang