Sixteen

270 13 0
                                    

Setelah tertangkapnya Calvin, berita itu menyebar begitu cepat ke seluruh penjuru negara bahkan Eropa. Cerita tentang pewaris salah satu perusahaan terbesar di Italia itu harus menerima hukuman akibat perbuatan yang dia lakukan.

DMZ Group langsung jatuh saat berita itu keluar. Tidak hanya berita soal Calvin, berita tentang kejahatan yang dilakukan ayahnya juga terungkap hari itu. Sepertinya, rencana Calvin berjalan dengan baik.

"Calvin! Dasar anak tidak tahu diuntung! Sudah bagus kau ku besarkan dengan semua uang yang aku dapatkan dengan hasil usahaku sendiri," hardik Marciano pada putra pertamanya itu.

Calvin tersenyum sinis. "Maksud Papa dengan uang yang kau dapatkan dari cara kotor Papa? Kalau seperti itu,  aku juga bisa," balasnya yang membuat Marciano langsung menampar anaknya itu.

"Jaga mulutmu, Calvin." Pria itu memandang tajam pada putranya. "Kau itu sama kurang ajarnya dengan ibumu."

"Itulah mengapa mama memutuskan untuk meninggalkanmu. Karena dia tahu praktik kotor menjijikan yang kau lakukan."

Zoe memutuskan untuk meninggalkan ruangan itu. Dia hanya ingin membiarkan urusan pribadi ayah dan anak ini sendirian. Sudah cukup ia ikut campur.

Hukuman bagi Calvin sudah ditetapkan. Meski pria itu adalah warga negara asing, dia tetap diadili sesuai hukum yang berlaku. Beberapa hari setelah putusan pengadilan, seorang pria yang mirip dengan Calvin menghampiri rombongan polisi itu.

"Saya adalah Clein Dominiguez, adik dari terdakwa Calvin Dominiguez. Bisakah saya bertemu dengan kakak saya?" tanya pria itu. Sekelebat terlihat ada kesedihan menggelayut di mata pria itu.

Zoe mengangguk. "Anda bisa ikut dengan saya." Gadis itu kemudian mengajak Clein ke sebuah ruangan untuk berbincang dengan sang kakak. Tak lama, Calvin muncul di balik ruangan seberang.

"Apa kabarmu, Clein?" tanyanya sambil tersenyum ramah. "Maafkan aku. Maafkan semua tingkah bodoh yang sudah kakakmu lakukan ini."

Air mata sukses terjatuh dari manik abu Clein. "Kenapa kau lakukan itu, Kak? Kau tahu bahwa hal ini hanya akan membawa kerugian bagi kita semua?"

Calvin menunduk dan tersenyum tipis. "Aku tahu itu," ucapnya. "Namun, ini satu-satunya cara yang bisa aku lakukan agar kau lepas dari belenggu rantai papa, Clein. Mau bagaimanapun juga, aku lebih memilih kebebasanmu ketimbang diriku."

Calvin menyentuh kaca yang menghalangi mereka berdua. Lewat sentuhan itu saja dapat membuatnya merasa sedang menyentuh adiknya. "Kembalilah pada mama, Clein. Dia selalu menunggumu. Mama masih membutuhkanmu, Clein. Kau harus menjaga mama untukku."

"Kalau begitu, kita akan menjaga mama bersama."

Calvin menggeleng lemah. "Aku sebentar lagi akan mati, Clein. Tolong, sampaikan pada mama, aku mencintainya. Aku sekarang paham kenapa mama memutuskan untuk meninggalkan kita. Sampaikan permohonan maaf kakakmu ini, ya...."

Dua kakak beradik itu saling menitikkan air matanya. Zoe yang menatap kejadian mengharukan itu juga bisa ikut merasakan kesesakan. Ah... andai saja Calvin tidak memilih jalan ini, dia dan adik pasti bisa mencari cara lain untuk menjatuhkan ayahnya. Sayang, waktu sudah tidak bisa diputar.

...

Beberapa bulan setelah tertangkapnya Calvin, penangkapan selanjutnya menjadi jauh lebih mudah. Menjelang akhir hidupnya, Calvin membantu segala tentang perdagangan manusia ini. Berkat bantuan pria itu, mereka hampir mendekati garis finish.

Setelah sekian lama berkutat dengan perdagangan manusia, Zoe akhirnya mendapat celah untuk cuti sementara. Hari ini menjadi hari yang sangat penting bagi gadis itu. Karena hari ini, Zoe akan melakukan dissertation defense untuk meraih gelar PhD-nya. Sebenarnya Prof. Charles ingin agar Zoe menundanya sampai ia selesai dengan urusan kasus itu. Tapi, Zoe menolaknya. Ia ingin segera menyelesaikannya.

Agent's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang