Seventeen

262 14 0
                                    

Seorang gadis kecil mengetuk pintu ruang kerja ayahnya. Ia kemudian masuk sembari membawa boneka beruang kesayangannya. "Daddy? Daddy sedang sibuk?" tanya anak itu.

Troyes menatap putri pertamanya yang baru saja masuk. Pria itu tersenyum hangat. "Sama sekali tidak, Zozo. Ada apa?"

Zoe menghampiri pria itu dan masuk dalam gendongannya. "Apakah kita harus benar-benar pergi?" tanyanya lirih. "Memangnya kenapa dengan Brooklyn? Aku senang berada di Brooklyn."

Sang ayah menghela napasnya sedih. Ia sendiri juga ingin anaknya bisa tumbuh dengan normal dan jauh dari media. Troyes dan Cantrelle sengaja tidak tinggal di Manhattan sampai Zae dan Zoe siap. Mereka hanya ingin melindungi harta paling yang paling berharga bagi mereka.

"Maafkan Daddy, Zo. Kita harus tetap pindah ke Manhattan. Aku yakin, di sana kau juga akan senang," balasnya sambil memeluk tubuh kecil Zoe dengan sangat erat. Troyes tahu, ia sendiri juga tidak yakin apakah keputusannya ini tepat.

"Kalau begitu, apa Daddy ingin berenang bersamaku? Mungkin ini yang terakhir kalinya...," ajaknya.

Troyes mengecup pipi gembul putrinya. "Tentu, kau ajaklah adikmu juga. Daddy akan menyusul kalian."

"Apa Mommy juga ikut?" tanyanya lagi. Gadis itu tahu, Cantrelle seringkali sangat sibuk meski hari libur.

"Ya, Daddy akan meminta mommy untuk ikut datang bersama kita. Kebetulan hari ini mommy tidak sibuk sama sekali."

Wajah Zoe berubah sumringah. Ia segera keluar dari ruangan sang ayah dan berlari menuju kamarnya. Ketika ia masuk, ia dapat melihat Zae yang sedang duduk sembari membaca buku. Anak gadis itu menarik lengan sang adik.

"Zae, ayo kita bermain di luar," ajak Zoe.

Zae menyipitkan matanya bingung. "Kenapa? Kau diganggu lagi?"

Zoe menggeleng kuat-kuat. "Aku tidak diganggu, Zae. Daddy dan mommy mengajak kita berenang sebelum kita pindah ke Manhattan. Ayo, kita berenang!"

Sang adik akhirnya menurut ajakan kakaknya. Kedua anak balita itu kemudian meminta bantuan maid untuk mengganti baju mereka dengan baju renang. Zoe memakai baju  berwarna pink polkadot dan Zae memakai baju berwarna oranye polkadot. Maid itu juga memakaikan tabir surya untuk mereka berdua.

"Kalian benar-benar imut," puji Troyes pada dua anak kembarnya. Pria itu kemudian menggendong Zoe dan Zae untuk masuk ke kolam renang. "Bermainlah sampai puas. Daddy akan menemani kalian."

Tak lama, Cantrelle muncul dari pintu dengan bikini kesukaannya. "Twins, kenapa kalian tiba-tiba ingin bermain, heh?" tanyanya sambil duduk di tepi kolam.

Zae dan Zoe saling berpandangan, mereka seakan bisa saling membaca pikiran masing-masing. Dua anak itu kemudian berenang menghampiri Cantrelle dan memegang kaki sang ibu.

"Hei, apa yang kalian laku–" Belum selesai Cantrelle berbicara, dua anaknya sudah menarik kaki Cantrelle sampai ia tercebur ke kolam. "Twins!" teriaknya kesal.

Bukannya takut, Zoe dan Zae malah tertawa-tawa menampakan wajah tak berdosanya. Cantrelle menghampiri Zoe dan mengangkat anak itu tinggi-tinggi sebelum ia menjatuhkannya lagi.

"Hah, itu balasannya. Kalau kau melakukan itu lagi, aku akan melemparmu dari pohon sana," ancam Cantrelle. Menerima perlakuan itu malah membuat Zoe semakin senang. Ia tidak takut dengan ancaman Cantrelle karena ia tahu Cantrelle sedang bercanda.

"Mommy lebay sekali," cibir Zae. "Kalau kata buku yang aku baca, Mommy itu dramaqueen."

Cantrelle memutar matanya. Anaknya ini ada-ada saja! "Sudahlah, Mommy ingin berduaan dengan Daddy. Kalian jangan mengganggu."

Agent's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang