Hari, minggu, bulan terus berganti. Sudah empat bulan sejak kelulusan Zoe dan hari itu, mereka resmi menyelesaikan kasus perdagangan manusia. Sebagai apresiasi kerja keras mereka, Zae memutuskan untuk membuka kamar di salah satu hotel milik AM Group yang ada di Las Vegas.
Kamar yang Zae pesan adalah one bedroom suite yang lengkap dengan kitchen dan ruang tamu untuk mereka bersantai. Tak lupa juga, ada beberapa "tambahan" yang ia pesan demi kenyamanan para agen itu. Greg memberikan libur sebulan dan setidaknya mereka harus memanfaatkannya dengan bersenang-senang bersama hari itu.
"Hah, satu setengah tahun aku pusing dengan kasus sialan ini dan akhirnya kita bisa bersantai," desah Paul lega. Pria itu langsung merebahkan dirinya ke atas sofa.
"Paul! Ini kamarku dan Zoe. Kamarmu ada di sebelah," tegur Zae. Pria yang ditegur itu pura-pura tak mendengar dan malah semakin tak ingin beranjak dari kenyamanan itu. Zae menggeram pelan. Segera saja gadis itu menarik kaki Paul kuat-kuat agar pria itu jatuh.
"Hei, santai saja, Zae. Aku hanya bercanda." Paul menghentakan kakinya agar cengkraman Zae terlepas dari sana. "Lagipula, kenapa kalian mendapat kamar mewah seperti ini. Bahkan ada wine dan playstation segala." Paul menunjuk pada meja depan TV. Ada beberapa botol minuman keras dan sebuah playstation 4 di sana.
"Yah, namanya juga anak pemilik hotel ini, Paul. Tinggal meminta, dan otomatis semua yang kau inginkan terwujud. Persis seperti negeri dongeng," celetuk Victor yang membuat mereka semua tertawa.
"Aku akan mandi duluan. Oh, ya, semua fasilitas ini memang sengaja kami pesan untuk kita bersenang-senang. Jadi, nikmatilah semuanya," ucap Zoe sambil berlalu ke kamar mandi. Pertarungan tadi sudah menguras tenaganya. Ia hanya ingin berendam sejenak dengan air hangat agar membuatnya sedikit tenang.
"Baiklah, aku juga akan kembali ke kamar untuk bebenah. Kalian bermainlah dulu sampai aku selesai." Jay juga kembali ke kamarnya untuk mandi. Sudah pasti tiga orang itu akan bersenang-senang sampai lupa waktu. Benar saja, Zae, Paul dan langsung membuka sebuah botol wine dan menyalakan playstation itu.
Sementara Zoe di kamar mandi sedang berendam dalam bathtub dengan air hangat. Ia memejamkan matanya dan melemaskan semua otot-ototnya. Satu setengah tahun ini adalah waktu yang amat berat bagi Zoe. Bagaimana tidak, di usianya yang baru menginjak enam belas tahun, dia sudah berurusan dengan kasus berbahaya ini.
Tapi, Zoe suka. Ia tak masalah jika harus bekerja seperti ini. Zoe tahu, jika publik mengetahuinya maka rentetan skandal tak berujung akan menghantui keluarga mereka. Entah apa dan bagaimana publik akan mengecam keluarganya.
Itulah publik. Mereka hanya mengetahui apa yang terjadi di permukaan tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Zoe tahu kebenaran itu, namun dia tak ingin mengingatnya lagi. Sekarang, inilah jalan hidup yang akan dia tempuh. Dan dia sama sekali tidak menyesalinya.
Sudah tiga puluh menit Zoe berendam dan sudah saatnya ia membilas diri. Setelah memakai piyamanya, ia keluar dari kamar itu. Di ruang tamu, ia dapat melihat Zae dan Victor yang masih asyik bermain.
"Zae, kau cepatlah mandi!" perintah kembarannya itu.
Zae melirik sejenak ke arah Zoe sebelum matanya kembali ke layar TV di depannya. "Kau mandi cepat sekali. Tunggu sebentar, aku harus mengalahkan Victor lagi kali ini."
"Sialan kau, Zae. Cepat mandi dan berikan stick itu pada Paul atau Jay," kesal Victor. Dia dalam hati sudah amat dongkol dengan ketengilan Zae karena tidak pernah kalah.
Lelah melihat tingkah Zae, Zoe dengan cepat merebut stick itu. "Cepat mandi. Badanmu sudah sangat bau setelah berlomba dengan buron dan polisi itu."
Terpaksa Zae menurut apa kata kakaknya itu. Gadis itu segera masuk ke kamar dan bersiap untuk mandi. Zoe memberikan stick itu pada Paul untuk melanjutkan permainan. Zoe kemudian duduk di sofa tepat bersebelahan dengan Jay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agent's Love
General FictionTHE LOVE SERIES #3 17+ Jika ada yang bertanya orang yang mendekati sempurna di dunia ini, maka Zoe Elanor Ambroise adalah jawabannya. Paras cantik, terlahir di keluarga konglomerat, dan otaknya yang cerdas saja sudah bisa membuat Zoe dikatakan berun...