10 : Kecurangan

2.1K 332 4
                                    

Dengan rasa penasaran yang tinggi, Venice menahan Kenta pergi. Gadis itu berhasil menangkap pergelangan tangan si mantan atlet tembak. Kenta terlihat kesal dengan perlakuan Ve saat ini, laki-laki itu tidak mengerti apa yang perempuan itu inginkan. Padahal baru beberapa detik yang lalu, ia dicurigai oleh perempuan itu.

"Maksud lo apa? Siapa yang curang?" tanya gadis berlesung pipi itu.

Sejujurnya Kenta selalu merasa bahwa Venice terlihat seperti gadis manja yang selalu bertindak semaunya. Namun laki-laki itu tidak menyangka ia harus berurusan dengan perempuan itu sekarang.

"Mau lo apa? Lepasin tangan gue." Kenta memberikan tatapan terdinginnya untuk Venice.

Gadis angkuh itu bergeming. Ia tidak terganggu dengan tatapan dingin itu. Ve harus selalu mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Jelasin ke gue sekarang juga. Siapa yang curang? Gue lepasin kalau lo jelasin sekarang!" titahnya.

Kenta menyunggingkan senyuman miring. Tidak sulit untuk melepas pergelangan tangannya dari cengkeraman lemah gadis itu. Mantan atlet tembak itu mengeluarkan tidak sampai separuh tenaganya untuk menghentakkan tangannya. Benar saja, tangan Ve terhempas begitu mudahnya dari pergelangan tangan laki-laki itu. Venice hanya bisa melongo, sementara Kenta mengeluarkan seringaian kecilnya. Mantan atlet tembak itu berbalik untuk pergi. Bagi Kenta, ia hanya membuang-buang waktu untuk berurusan dengan Ve saat ini.

"Kalau bukan lo yang curang, kenapa lo takut buat ngomong siapa yang curang?" sahut Jupiter. Punggung tangan si planet besar itu masih berusaha menutupi wajahnya yang terasa berdenyut akibat pukulan yang ia terima dari Bima tadi.

Pertanyaan yang terlontar dari Jupiter membuat Kenta berhenti. Ia muak dengan Venice dan 'kacung'-nya. Dengan malas, laki-laki itu mengangkat tangannya dan menunjuk laki-laki berambut ikal yang berdiri agak jauh darinya.

"Si ikal. Gue nggak tahu siapa namanya. Yang gue tahu dengan pasti, sepuluh menit terakhir dia belum kerjain soal sama sekali. Dan berakhir jadi peringkat tujuh," jelas Kenta.

Venice, Jupiter, Bima, dan juga Eireen menatap arah telunjuk Kenta. Mereka menemukan siswa berambut ikal yang dimaksud Kenta.

"Rey?"

Kenta memusatkan atensinya pada Jupiter. Rupanya Jupiter mengenal laki-laki yang ternyata bernama Rey itu. 

"Si ikal yang mukanya agak bule itu kan?" Jupiter mengonfirmasi orang itu pada Kenta. Takut ia salah orang.

Kenta merespons dengan anggukan.

"Lo kenal?" tanya Eireen yang ikut bersuara.

"Satu SMP sama gue," ungkap Jupiter. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum penuh ejekan. "Nggak heran sih kalau dia beneran curang!"

Jupiter menyenggol lengan Venice. "Lo inget dia kan?"

Venice menggelengkan kepala sebagai jawaban. Ia hanya mengingat hal-hal penting saja, ia tidak mau repot-repot mengingat hal tidak penting. Sudah pasti orang bernama Rey bukanlah bagian penting dalam kehidupannya.

"Dia anak anggota DPR. Dia pasien tetap guru BK. Dulu di SMP nggak kehitung deh berapa kali dia keluar masuk BK," jelas Jupiter lagi.

Bima merasa informasi itu tidak terlalu penting baginya. Kehadiran satu orang yang curang justru menguntungkan bagi laki-laki jangkung itu. Bima dan Kenta terlalu sempurna untuk dikalahkan oleh satu orang yang curang. Rey akan membuat tujuannya lebih mudah tercapai. Sudah pasti Jupiter tersingkir dari seleksi klub ini.

"Gue cabut!" pamit Bima. 

Kenta juga mengikuti langkah kaki Bima untuk pergi. Bagi laki-laki itu, tidak ada untungnya mendengar ocehan Venice dan Jupiter lebih jauh. Meskipun wajah Kenta terlihat tenang, dalam otaknya berputar banyak pertanyaan. Siapa lagi yang bertindak curang? Apa pihak sekolah ada di balik ini semua? Bagaimana? Bagaimana cara Rey melakukan kecurangan?

AVICENNA CLUB ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang