Extra Part (Kenta-Eireen)

2.2K 334 22
                                    

Eireen baru saja selesai berlatih taekwondo. Yah, walaupun masih bersabuk putih dan tubuhnya sangat kaku karena tidak terbiasa olahraga selain jam perlajaran olahraga dan bersepeda, Eireen tetap bersemangat. Ia tidak ingin menjadi lemah lagi seperti Eireen yang dulu, Eireen yang hanya bisa menangis ketika dimasukkan ke dalam ruangan gelap kedap suara, atau Eireen yang hanya bisa pasrah ketika pistol ditodongkan tepat di kepalanya. Eireen ingin membuang kelemahan itu dari dirinya.

Setelah berganti baju, Eireen segera keluar dari tempat latihannya. Eireen memang tidak membawa sepeda ketika berlatih, karena tempatnya yang agak jauh dari rumah. Sehingga sering kali ia pulang naik ojek online atau dijemput supir keluarganya. Tetapi malam itu, Eireen tidak ingin langsung pulang. Ia ingin mampir ke toko buku dulu. Untungnya, lokasi toko buku tidak terlalu jauh dari tempatnya berlatih.

Langit sudah menjadi gelap saat gadis itu pulang. Ia menatap daun-daun yang saling bergesekan terkena angin malam. Memang cuaca hari itu agak tidak bersahabat, Eireen sendiri merasa tubuhnya agak kedinginan walaupun sudah memakai hoodie yang agak tebal. Jalanan yang agak sepi itu membuat Eireen dapat mendengar suara gesekan daun dan ranting di atas sana.

Awalnya Eireen menikmati suara-suara itu, hingga akhirnya indera pendengaran gadis itu menangkap suara lain. Suara langkah kaki tepat di belakangnya. Eireen mencoba mempercepat langkahnya, tetapi suara itu ikut semakin cepat. Eireen sudah tidak tahan lagi. Setidaknya ia sudah mempelajari cara menendang. Dengan secepat kilat, gadis itu memejamkan mata dan memutar tubuh, lalu memberi tendangan dengan kaki kanannya.

"Ei! Ini gue!"

Eireen membuka matanya perlahan, ujung kakinya yang terangkat tepat berada di depan wajah Kenta. Eireen segera bernapas lega dan menurunkan kakinya. "Ya ampun, Kenta! Gue pikir orang jahat!"

"Untung gue cepet ngehindar. Tapi gue salut lo udah bisa nendang," puji mantan atlet tembak itu.

"Lagian ngapain lo ngendap-ngendap di belakang gue?" protes gadis itu.

"Gue mau manggil tapi lo tiba-tiba jalan cepet. Ya gue mau ikutin lah."

Eireen membulatkan mulutnya. Lalu Kenta berjalan menyeimbangi langkah Eireen.

"Mau ke mana?" tanya mantan atlet tembak itu.

"Ke toko buku dulu. Lo ngapain ke sini?"

Kenta menghentikan langkahnya. Eireen yang melihat itu juga ikut menghentikan langkah. Eireen dapat melihat iris mata Kenta yang memantulkan cahaya lampu jalanan, begitu pula dengan daun-daun yang jatuh karena terkena angin malam. Dua manusia itu berdiri saling berhadapan di jalan trotoar yang agak sepi, ditambah dengan cahaya bulan yang menambah indah langit malam itu. Situasi romantis seperti ini membuat Eireen jadi salah tingkah.

"Ei. Misi gue udah selesai." Kenta mulai bicara untuk menghentikan keheningan di antara mereka. "Misi gue buat ngebubarin klub udah terlaksana."

Eireen menganggukkan kepalanya. "Iya, terus?"

"Ada satu misi lagi yang mau gue laksanain malam ini. Sebenernya misi ini udah gue rencanain sejak lama, tapi gue mau tuntasin misi ngebubarin klub dulu. Karena sekarang udah kelar, gue bisa ngejalanin misi lainnya."

Gadis bongor itu mengerutkan kening. IQ tingginya ternyata tidak berguna untuk menangkap apa yang Kenta bicarakan. "Maksud lo? Misi apaan?"

Kenta mengembuskan napas panjang lalu berjalan dua langkah untuk mengikis jarak dengan Eireen. Kini jarak mereka hanya sebatas dua jengkal saja.

"Mungkin ini terdengar klise, dan lo udah tahu sebenernya perasaan gue gimana. Tapi gue mau ngaku kalau gue emang sesuka dan sesayang itu sama lo. Gue mau hubungan kita jelas dan nggak ngegantung kayak gini. Gue mau lo jadi pacar gue. Gue mau lo jadi cewek yang gue prioritasin setelah nyokap gue. Gue mau ngejagain lo tanpa harus ngerasa bersalah kalau-kalau hati lo ternyata nggak buat gue."

Eireen menatap mata Kenta dengan dalam. Kenta memang kerap kali bersikap serius. Tetapi serius yang kali ini sungguh berbeda. Ada aura lembut dibalik sikap seriusnya.

"Iya, iya," ucap Eireen dengan nada ceria.

Kenta menarik kedua ujung bibirnya. "Iya gimana?"

"Iya. Kita pacaran. Cara nembak lo aneh tahu nggak?"

Kenta mengerutkan keningnya. "Aneh gimana?"

"Harusnya setelah lo confess, lo nanya mau nggak gue jadi pacar lo. Lah ini udahan gitu aja, nggak ada pertanyaan. Jadi gue kudu jawab apa kalau nggak ada pertanyaannya? Soal ujian yang paling mudah aja punya pertanyaan. Ini kok nggak ada pertanyaan, lah gue jadi bingung."

Mantan atlet tembak itu menggaruk keningnya walaupun tidak gatal. "Oh gitu ya? Ya udah lain kali gue nanya setelah confess."

"Heh! Mau gue tendang? Maksudnya lain kali apaan? Lo mau nembak cewek lain?"

Kenta terkekeh. "Nggak. Nggak. Lo satu-satunya."

Eireen kembali melanjutkan perjalanannya menuju toko buku. Kenta ikut berjalan di sebelah kanannya. Gadis itu sengaja membiarkan tangannya di sisi tubuh, jaga-jaga kalau Kenta ingin menggandengnya. Tetapi melihat tangan Kenta yang justru berada di saku jaket membuat Eireen agak kecewa.

"Ken."

"Hm?"

"Tangan gue nganggur btw." Setelah berkata demikian, Eireen dapat melihat senyuman singkat dari Kenta.

"Gue mau gandeng lo. Tapi takutnya lo risih karena baru jadian langsung gandengan." Kali ini Kenta mengeluarkan tangannya dari saku jaket dan menggenggam tangan kanan Eireen.

Eireen menatap tangan lebar yang menggenggam tangannya itu. Jari-jari panjang yang bertautan dengan jari lentiknya. Tangan yang sangat berbakat dalam urusan senjata api.

"Ken. Lo nggak mau lanjut jadi atlet lagi?" tanya Eireen.

"Mau. Gue emang udah niat mau jadi atlet lagi setelah ini selesai."

"Bagus deh. Tapi sekarang beda. Sekarang lo punya fans. Gue akan jadi fans nomor satu lo. Apapun yang terjadi, gue bakal dukung lo."

Eireen dapat merasakan usapan kecil di jemari tangannya. Genggaman dan usapan tangan dari Kenta membuatnya sedikit menghangat. Padahal tadi, angin malam itu terasa dingin.

"Makasi ya, Ei. Gue nggak bakal kecewain lo."

"Iya lah! Kalau lo berani kecewain gue, gue tendang."

_____________________________________

Kalau kalian berkenan, silakan mampir ke cerita baru aku yg judulnya (Coass)ing for Love. Cerita itu cocok buat kalian yang mau cerita tapi ada ilmunya juga. Mampir aja. Kita belajar materi kedokteran sama-sama hehehe..

AVICENNA CLUB ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang