Restu

19 5 0
                                    

💜💜💜

Semalam pada saat mereka kumpul, Yudis menyatakan cinta pada Feli. Membuat Feli malu bukan main apalagi Radit yang dengan santainya meledek Feli habis-habisan.

Sebelum menyatakan cinta tentu saja Yudis meminta izin terlebih dulu kepada bodyguard-bodyguard Feli terutama pada Gemy, pawang Feli begitulah Indra menyebutnya. 

Flashback on

"Gimana Gem ?gue boleh jadian sama Feli?" tanya Yudis, membuat semua yang ada di ruangan tersebut menahan senyum.

"Ya selagi Feli bahagia sama lo, lo gak nyakitin dia dan enggak mensia-siakan dia. Gue sih oke oke aja, tapi gak tahu yang lain gimana ?" jawab Gemy santai melirik kearah Radit, Hana dan Indra, kalo Anisa jangan ditanya lagi dia sudah pasti setuju.

Yudis melirik Hana yang memasang wajah judesnya. Gemy yang melihat itu pun langsung menegurnya. "Hana, bicara lo."

Hana menghela nafas secara pelan, dia memejamkan matanya dan mulai berbicara. "Gue mau yang terbaik untuk Feli gue mau dia selalu bahagia, jadi lo jangan bikin dia kecewa lagi. Karena kalo Feli sakit dan kecewa kita semua yang merasakannya. Jadi gue setuju lo sama Feli."

Keputusan Hana yang merestui Feli dan Yudis tak menyurutkan senyum di wajah cantik Feli, Hana dapat melihat diri Feli yang sesungguhnya saat bersama dengan Yudis saja. Dia tahu bagaimana saat Feli menangis sendiri dan lain-lainnya.

Feli beranjak dari duduknya, menyuruh Radit pindah tempat duduk dekat Yudis. 

"Makasih Han, lo memang sahabat gue yang terbaik," ujar Feli, memeluk Hana dengan mata berkaca-kaca.

"Aku gak dipeluk Feli," kata Anisa yang sudah ingin menangis, semenjak hamil Anisa mudah sekali menangis.

Membuat Gemy menghembuskan nafasnya secara kasar, efek kehamilan Anisa pun berimbas padanya. Anisa selalu meminta hal yang aneh-aneh membuat Gemy, bunda Nia dan ayah Satria kadang kewalahan.

"Sini bumil, kamu juga sahabat sekaligus ipar yang terbaik," ungkap Feli memeluk Anisa, Feli tahu Anisa seperti itu karena moodnya. Hana, Feli dan Anisa mereka berpelukan. Para laki-laki yang melihat itu pun hanya tersenyum saja.

"Kalo lo Dit, gimana?lo ikhlaskan gue sama Feli?" tanya Yudis pada Radit.

"Awalnya gue gak setuju, gue maunya Feli sama gue," terang Radit membuat Feli memutar bola mata malas. 

"Tapi gue gak akan egois lagi, cukup sekali gue nyakitin hatinya. Jadi gue mau dia bahagia juga sama orang yang dia cintai dan gue tahu orang itu lo Dis, karena gue bisa liat wajah ceria Feli saat bersama dengan lo. Jadi gue ok setuju asal jangan lupa aja yah traktirannya," terang Radit panjang lebar.

Membuat Feli mencebik. "Lo mah Dit, selalu saja minta gratisan," cibir Feli.

"Gak apa-apa nanti aku akan traktir kalian semua, aku juga punya surprise buat kalian nanti," jelas Yudis.

"Wahh...apaan tuh, gak sabar gue," seru Radit antusias.

"Makasih buat kalian udah restui gue sama Feli," ucap Yudis tulus.

Membuat Gemy, Indra, Radit, Hana dan Anisa mengangguk. Nyatanya berbicara dengan mereka sangat menyenangkan.

Flashback off

"Yudis kenapa melamun?" tanya Feli, kini tinggal mereka berdua sahabat-sahabat Feli sudah pulang dua jam yang lalu.

"Gak apa-apa ko, aku seneng aja. Akhirnya kamu balas perasaanku," terang Yudis tersenyum.

Kemudian Yudis memeluk Feli dari belakang, mereka sedang berada di balkon kamar Feli.

"Kamu tahu Feli, berada di balkon seperti ini adalah kebiasaanku setelah aku memutuskan untuk berhenti berada disampingmu," ungkap Feli.

"Kenapa?" 

"Karena dengan melihat malam tanpa bintang atau dengan bintang aku seperti melihatmu, kamu langit malam dan bintang adalah temannya, tapi jika bintangnya tidak ada maka kamu seperti langit malam yang kesepian," jelas Yudis, membuat Feli cemberut dan mencubit lengan Yudis pelan. "Tapi aku sayang kamu," sambungnya lagi, meletakan dagunya di bahu Feli. Feli pun hanya tersenyum dengan perkataan Yudis.

"Semanis ini dicintai oleh orang yang tepat, gombalan receh pun bisa membuatku tersipu," batin Feli.

"Kamu mau menginap disini?" tanya Feli.

"Iya, bolehkan?"

"Boleh, tapi kamar kamu di bawah. Masa mau tidur sekamar bukan muhrim," kekeh Feli.

"Ya nanti aku akan cepat halalin kamu," balas Yudis enteng.

❤️❤️❤️

Pagi pun tiba, Yudis yang menginap di apartemen Feli pun sudah bangun sejak satu jam yang lalu. Sedangkan Feli, dia masih tertidur saat Yudis mengeceknya.

Yudis memutuskan untuk membuat sarapan, sebelum membuat sarapan dia melihat bunga yang tergeletak begitu saja dimeja makan. Kemarin pada saat Gemy cs datang Yudis dan Feli lupa menyimpannya.

"Jika perlu aku akan membuatkan taman mawar untukmu, jika kita punya rumah impian kita nanti." Yudis tersenyum dengan rencananya.

Kemudian Yudis bergelut di dapur menyiapkan menu sederhana untuk sarapan.

Feli yang mendengar keributan dari bawah langsung terbangun. "Apa Yudis sudah bangun?"

Sebelum keluar Feli membasuh mukanya dan menyikat giginya terlebih dulu, dia berjalan gontai menuruni anak tangga. 

Dia melihat Yudis yang sedang bergelut dengan alat masak di dapur, membuat Feli tersenyum. Ketampanan Yudis bertambah saat dia memakai celemek masak. 

Feli berjalan mengendap dan memeluk Yudis dari belakang. "Selamat pagi."

"Pagi juga," balas Yudis tanpa mengalihkan perhatiannya dari kompor.

"Kamu masaka apa?emm wangi sekali, aku jadi lapar." Kekeh Feli.

"Aku cuma bikin chicken steak, saus pedas manis sama sayuran yang dikukus. Hanya itu yang ada di kulkasmu," terang Yudis, membuat Feli malu.

"Iya, aku lupa belum belanja."

"Tidak apa-apa, nanti kita belanja bersama."

Feli pun mengangguk sebagai jawaban.

"Bentar lagi selesai, kamu duduk saja dulu," perintah Yudis, Feli pun menurut dia memperhatikan Yudis yang memasak dengan serius terlihat sangat tampan.

Beberapa menit kemudian, Yudis pun telah menyelesaikan masakannya. Feli mencoba masakan Yudis dan ternyata masakan Yudis enak sekali seenak masakan chef Juna.

"Masakanmu enak Dis,kaya masakan chef Juna," puji Feli.

"Ini chef  Yudis, bukan chef Juna Feli." Kekeh Yudis.

Mereka sarapan dengan diselingi obrolan ringan, yang membuat Feli tertawa bahagia.

Setelah selesai makan dan membersihkan bekasnya, Yudis memutuskan untuk pulang karena dia harus pergi kerja.

"Aku pulang dulu, bentar lagi masuk kantor nanti aku dipecat trus mau kasih makan apa kamu sama anak kita nanti," tanya Yudis, membuat Feli tertawa.

"Mana bisa kamu dipecat, kamu kan anak pemilik perusahaan. Ada-ada aja deh."

Yudis hanya tersenyum. "Ya sudah aku pamit, kalau mau datang ke perusahaan datang aja yah."

Dijawab anggukan oleh Feli, sebelum pergi Yudis mencium kening Feli sayang, kemudian beralih kepada kedua pipinya dan yang terakhir Yudis mengecup sekilas bibir Feli. Membuat Feli tersipu. 

"Yudis," cicit Feli.

"Ou yah satu lagi, nanti malam aku akan kerumah mu. Beritahu ayah sama bunda," ujar Yudis. 

"Iya, yaudah sana sudah, nanti telat lagi," usir Feli.

"Iya iya, aku pergi dulu. Bye," 

Feli membalas lambaian tangan Yudis, dia benar-benar bahagia hari ini karena bisa mencintai dan dicinta oleh orang yang kita perjuangkan dulu.

"Perjuanganku tidak sia-sia, makasih Sarah. Kamu sudah hadir diantara aku dan Yudis."

Tbc

Jangan lupa vote dan komen, makasih 🙏

Still Love You (Sequel Friends zone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang