💞💞💞
"Untuk mencintai, kamu harus memiliki kekuatan. Kekuatan melawan amarah dengan kesabaran dan kekuatan memaafkan dengan ketulusan."
Akhirnya setelah kembali dari perusahaan Yudis. Gemy, Indra, Radit, Hana, Anisa memutuskan untuk tinggal di apartemen Feli. Karena Feli meminta untuk ditemani.
Mereka sudah memberitahukan kepada orang tua masing-masing, kecuali Radit dia tinggal sendiri di apartemen.
Malam semakin larut, para sahabat ini terus saja membahas hal absurt. Mengenang masa dimana mereka mengenakan putih abu.
Dan yang menjadi bahan bullyan adalah Radit si jomblo masa kini. "Dosa loe semua, bully gue." Ketus Radit, membuat semuanya tertawa terbahak.
Saat mereka sedang mentertawakan Radit, bel apartemen berbunyi. "Kayanya itu makanan kita deh," ujar Hana.
"Dit bukain sana." Kata Gemy, membuat Radit berdecak.
"Gue lagi, gue lagi. Apes banget gue jadi jomvlo." Omel Radit, membuat semuanya lagi-lagi tertawa lepas. "Ogah gue." Rajuk Radit.
"Udah biar aku aja." Ucap Anisa.
"Nah loe, memang yang terbaik, Nis." Puji Radit.
"Gak usah lebay loe, loe akan tetap jadi bahan bullyan kita Dit." Ucap Feli, mendapat anggukan dari semuanya.
"Rese loe, Fel. Gue gak mau bantuin loe lagi nanti." Ancam Radit, Feli pun terkekeh.
Tak lama Anisa pun datang dengan enam box makan ayam geprek dan dua kantong martabak telur, Gemy dengan sigap membantu Anisa yang kesusahan.
"Bukannya, bantuin dasar temen gak ada ahlak loe semua." Ketus Gemy.
Mereka semua makan dengan tidak tenang, karena Radit terus saja berceloteh. Setelah selesai makan mereka melanjutkan pembicaraan dan bullyan terhadap Radit.
Radit tidak mempermasalahkan itu semua, selagi dia bisa melihat Feli tersenyum melupakan rasa sakit yang dia rasakan sementara. Radit pun tersenyum samar menatap Feli.
Tepat pukul dua malam, mereka semua masuk kamar. Indra, Gemy, Radit tidur di kamar tamu. Sedangkan para ladies di kamar Feli.
💞💞💞
"Kenapa belum tidur ?" tanya Radit, saat melihat Feli melamun di balkon.
"Gue belum ngantuk," jawab Feli singkat.
Radit berdiri di sebelah Feli, menatap apa yang Feli lihat. "Liat apa loe ?orang gelap gulita gini, gak ada bintang."
"Ya lah, bintangnya kan gue." Kata Feli.
"Cih, pede banget loe." Ledek Radit.
Feli menatap Radit. "Kenapa loe, liat gue kaya gitu ?kesurupan loe."
Feli langsung menjitak Radit, Feli sungguh kesal dibilang kesurupan. "Feli, astagfirullah." Keluh Radit.
"Loe kalo ngomong suka ngada-ngada aja deh, mana ada gue kesurupan. Loe liat tuh depan itu apartemen, bukan pohon mangga." Ketus Feli, membuat Radit terbahak.
"Iya..ya..ya, gue tau itu apartemen bukan pohon mangga kaya di rumah si Nisa." Jelas Radit.
"Gue mau ke Eropa Dit, gue mau disana aja." Celetuk Feli setelah terjadi keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love You (Sequel Friends zone)
Narrativa generaleFeli menyadari bahwa Yudis berarti dalam hidupnya, hingga kepergiannya membawa pengaruh besar pada keseharian yang dia jalani. Dan dia bertekad untuk mengambil hati Yudis kembali. "Biarkan aku yang berjuang, Yudis."