💞💞💞
Langit yang tadinya senja, sekarang berubah menjadi gelap. Selama dua jam Feli duduk sendiri di bangku taman sambil terisak menatap layar ponsel.
Tak lama ponsel Feli berdering.
"Halo." Lirih Feli.
Gemy yang di seberang sana pun panik, mendengar suara serak dan lirih Feli.
"Feli lo baik-baik saja kan?lo dimana?lo tau ini sudah jam berapa, ayah sama bunda khawatirin lo," tanya Gemy beruntun. Tapi Feli tetap diam hanya isak tangis yang keluar.
"Feli Juliana jawab gue, gue jemput yah?sekarang lo bilang dimana posisi loe."
"Gak usah Gem, gue ada di apartemen ko. Tadi abis nonton drakor sedih banget," jawab Feli bohong, Feli mendengar Gemy menghela nafas pelan.
"Kalo lo ada masalah, cerita sama gue. Jangan lo sembunyiin," terang Gemy. Feli tahu Gemy tidak mudah dibohongi.
"Ya udah deh lo yah, ganggu gue aja sih." Tanpa menunggu jawaban Gemy, Feli menutup sambungan teleponnya.
Hari ini Feli tidak akan kembali ke rumahnya, dia akan pulang ke apartemen yang dibeli beberapa tahun lalu dari uang saku selama sekolah dan kuliah. Belum lagi gaji yang diterima dari perusahaannya.
Feli beranjak dari duduknya, berjalan gontai menuju parkiran. Kemudian dia melesatkan mobilnya, sebelum ke apartemen dia terlebih dulu mampir makan malam. Karena menangis membuatnya lapar.
Feli memesan ayam geprek mozarella level lima, milkshake stroberi kesukaannya. Jika dia sedang sedih dia akan makan-makanan yang super pedas.
Setelah selesai makan dan membayar tagihannya. Feli keluar dari tempat makan tersebut namun dia berpapasan dengan Radit.
"Feli," sapa Radit. Tapi Feli hanya tersenyum, dan berlalu begitu saja. Enggan menanggapi Radit.
Membuat Radit menghela napas berat. "Semuanya telah berubah,termasuk kamu." Batin Radit.
Kediaman Darwin
Mommy Melati mengetuk pintu kamar anaknya. "Yudis, boleh mommy masuk?"
"Boleh mom, masuk aja gak dikunci ko," teriak Yudis dari kamar.
Mommy Melati membuka pintu kamar Yudis, melihat anaknya sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya.
"Jangan terlalu lelah dalam bekerja, nak. Ini sudah malam sebaiknya kamu istirahat," ujar mommy Melati.
"Iya bentar lagi selesai ko mom," jawab Yudis tanpa mengalihkan perhatiannya dari laptop.
"Yudis bagaimana hubunganmu dengan Feli?apa ada kemajuan?" mommy Melati mengetahui hubungan Feli dan Yudis, karena Yudis selalu membawa Feli kerumah mereka.
"Semuanya sudah selesai mom, aku dan Feli tidak memiliki hubungan apapun lagi. Aku gak cocok sama dia," tutur Yudis, jelas menyelipkan kebohongan diantara ceritanya.
Yudis tidak ingin ibunya, sedih mendengar dirinya dan Feli hanya teman dekat saja.
Mommy Melati tersenyum pada Yudis, mengusap kepala anaknya dengan lembut. Membuat Yudis tenang. "Jangan terlalu terburu-buru, kamu masih muda sayang. Mommy akan mendukungmu dengan siapapun kamu menjalin sebuah hubungan."
Yudis hanya tersenyum, menanggapi ucapan ibunya. "Kalo gitu mommy balik ke kamar lagi yah, jangan terlalu larut," jelas mommy Melati.
"Iya mom." Balas Yudis.
Mommy Melati mencium, puncak kepala Yudis. "Selamat malam, sayang."
"Selamat malam, mom," jawab Yudis.
Dan mommy Melati keluar dari kamar Yudis, menutup pintu kamarnya. Tapi sebelum pintu itu tertutup rapat. Mommy Melati kembali lagi membuka pintu dan menghampiri sang anak.
Yudis menatap sang ibu, yang kembali masuk ke kamar nya. "Ada apa, mom ?ada yang ketinggalan?"
Mommy Melati menggeleng, dan kembali duduk di samping sang anak.
"Kalo kamu sekarang sedang sendiri, kamu mau kan kenalan sama anak dari temannya mommy?" tanya mommy Melati antusias, terpancar kebahagiaan diraut wajahnya.
Yudis yang melihat kebahagiaan diraut wajah mommy Melati yang tak muda lagi dan senyum bahagianya, tak mampu untuknya menolak.
"Baiklah, mom," lirih Yudis. Bagaimana pun dia masih sangat berharap pada Feli, dan masih mencintainya.
Mommy Melati tersenyum lebar, langsung memeluk Yudis melabuhkan ciuman bertubi-tubi di wajah putra semata wayangnya yang tampan. Yang sangat mirip dengan sang suami.
"Ya sudah kalo gitu, mommy ke kamar dulu. Besok mommy akan kasih tau anak temen mommy yah," ucapnya semringah. Kemudian mommy Melati melenggang pergi meninggalkan Yudis di kamarnya.
Yudis menatap foto yang dibingkai sangat rapi. Mengusap foto itu dan menciumnya, foto Feli yang diambil secara diam-diam saat kelulusan mereka di sekolah menengah atas. Saat itu Feli terlihat sangat cantik dengan dres berwarna hitam, yang terdapat payet-payet sekitar dadanya. Rambutnya yang kecoklatan dia biarkan digerai dan bawahnya di curly. Make-up tipis kesan natural membuat Feli tambah cantik dan manis, belum lagi bando bunga yang menghiasi kepala nya.
Membuat Yudis yang saat itu melihatnya jadi terpana, tak bisa memalingkan wajahnya dari Feli. Tapi pada saat itu Feli lebih memilih bersama sahabat-sahabatnya. Dibanding dirinya, dia menempel terus pada Radit membuat Yudis cemburu.
Jika mengingat itu membuat dadanya sesak. Yudis menghembuskan nafasnya secara perlahan. Kemudian Yudis beranjak dan menuju tempat penyimpanan barang lama.
Dipandanginya foto Feli untuk yang terakhir. "Mulai sekarang aku akan melupakan mu, bahagia lah dengan pilihanmu Fel." Gumam Yudis, kemudian dia menyimpan foto itu di dalam kardus.
Kemudian Yudis mengecek ponsel nya, dan membuka galeri. Dia menghapus semua foto-foto Feli dari ponsel nya dan menyisakan satu saja.
"Semuanya sudah berakhir, cukup sampai disini." Lirih Yudis.
Apartemen Feli
Di dalam ruang tamu yang cukup besar, Feli duduk sendiri menatap televisi yang menyala tatapannya kosong, air mata nya terus mengalir.
Dia mencoba untuk menghubungi Yudis, tapi tetap saja hasil nya nihil. "Yudis aku rindu." Lirih Feli.
Feli membuka sosial media nya. "Dia juga meng-unfollow aku." Feli menatap nanar ponselnya, dia merindukan keberisikan Yudis, yang selalu mengganggunya tiap saat.
Lagi dan lagi, Feli menangis terisak menelusupkan wajahnya di sela-sela lututnya.
"Aku rindu kamu, Dis. Kamu jahat, kamu tega sama aku."
Setelah puas menangis, Feli melihat jam di dinding telah menunjukan pukul satu dini hari.
Kepalanya terasa pusing, matanya perih karena kebanyakan menangis.
Dia beranjak dari duduknya dan melangkah menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar.
Feli menatap pantulan dirinya di cermin, yang terlihat acak-acakan. Feli menghembuskan nafasnya secara kasar. "Jelek banget sih gue, pantes aja Yudis gak mau sama lo." Feli tertawa sumbang, kemudian dia menangis lagi.
"Yudis." Teriak Feli menggema. "Aku rindu Dis, tolong maafin aku." Lirih Feli, seperti orang yang kehilangan arah Feli tertawa dan menangis.
Perpisahannya dengan Yudis, membawa dampak besar pada kehidupan Feli. "Yudis..." Teriak Feli lagi dan dia menangis lagi kemudian semua terjadi begitu cepat, Feli tak sadarkan diri. Tanpa ada yang mengetahuinya, begitulah Feli jika ada masalah selalu memendam sendiri sampai membuat nya tertekan jatuh pingsan dan besoknya sakit.
🍁🍁🍁
Tbc...
Maaf typo
Jangan lupa komen dan vote. Makasih 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love You (Sequel Friends zone)
Fiksi UmumFeli menyadari bahwa Yudis berarti dalam hidupnya, hingga kepergiannya membawa pengaruh besar pada keseharian yang dia jalani. Dan dia bertekad untuk mengambil hati Yudis kembali. "Biarkan aku yang berjuang, Yudis."