🌹🌹🌹
Satu minggu sudah Feli sembuh dari demam dan pada saat itu dia dipaksa pulang ke rumah orang tuanya. Ayah Satria yang melihat putri satu-satunya tersebut hanya menggelengkan kepalanya saja.
Ketukan pintu kamarnya, membuat Feli yang sedang bercermin terkejut.
"Non, ini bibi. Tuan, nyonya, den Gemy, sama den Rumi sudah menunggu dimeja makan," umum bi Nah, bi Nah pembantu yang sudah lama mengabdi di keluarganya.
"Iya bi, nanti aku nyusul," teriak Feli, dari dalam. Setelah mendengar langkah kaki menjauh. Feli kembali merias diri dan menyanggul rambut panjangnya.
Lima menit kemudian Feli sudah sampai dimeja makan, dia disambut pelototan dari sang adik Rumi. Rumi tidak mau di panggil Al, karena sang bunda suka meledeknya dengan sebutan Aldebaran. Jika sudah seperti itu Rumi akan ngambek pada bunda Nia dan akan lebih memilih bersama Gemy ketimbang bersama ayah Satria.
"Lama banget sih ka Feli ini, udah cantik gak perlu dandan," ketus Rumi, membuat Feli terkekeh lucu.
"Al..." Tegur bunda Nia, membuat Rumi cemberut.
"Bunda nih, aku kan udah bilang jangan panggil aku Al," ketus Rumi cemberut.
"Iya iya, putranya ayah Satria," goda bunda Nia, sambil mencolek dagu Rumi.
"Udah bun, kita sarapan nanti kita telat lagi," tegur ayah Satria.
Bunda Nia mulai melayani sang suami, kemudian di susul oleh anak bungsunya. Sedangkan Feli dan Gemy mereka mengambil sarapannya masing-masing.
Setelah selesai sarapan, mereka pamit kepada bunda Nia. Rumi diantar oleh ayah Satria ke sekolah, nanti dijemput oleh bunda Nia.
"Assalamualaikum, bun." Ucap mereka serempak.
"Wa'alaikusalam." Jawab bunda Nia tersenyum.
🌹🌹🌹🌹
"Loe yakin udah baikan, Fel ?" tanya Gemy, setelah beberapa menit hening.
"Lumayan lah, dari pada gue diem terus di rumah tambah pusing. Kesel juga sih ya gue kerja aja," jawab Feli acuh.
Saat berada di lampu merah, Feli melirik ke samping, dia melihat mobil Yudis. Tampak jendela mobil terbuka sedikit, dia melihat seorang gadis di dalam mobil Yudis.
"Siapa dia?apa dia pacarnya?" tanya Feli dalam hati.
Feli terlalu fokus memperhatikan gadis yang berada di samping Yudis, membuat dia tak sadar bahwa Yudis tengah memperhatikannya pula.
Pandangan mereka bertemu, namun Yudis dengan cepat menutup jendela mobilnya membuat Feli, diam seribu bahasa.
"Aku merindukanmu, Dis." Lirih Feli dan terdengar oleh Gemy.
"Lupain dia, Feli," desis Gemy.
"Dia udah nyakitin hati loe," lanjutnya lagi.Mata Feli berkaca-kaca, Feli menatap tajam Gemy.
"Jika melupakan seseorang yang berarti dalam hidup gue begitu mudah, lalu kenapa kita harus terus bergelut dengan masa lalu. Gue yang bodoh udah sia-siain dia, gue terlambat menyadari bahwa gue jatuh cinta padanya," ujar Feli, dengan berusaha menahan amarah di hatinya."Gue...gue sadar, sekarang gue gak bisa dapetin cintanya Yudis," lirih Feli, diantara isak tangisnya.
Gemy hanya diam, dia dengan setia mendengarkan kesedihan Feli. "Maafin, gue Fel. Ini semua salah gue." Batin Gemy, dalam hati.
"Udah jangan sedih lagi loe, nanti jelek." Goda Gemy, membuat Feli mencebik.
Tak lama mereka pun sampai di halaman perusahaan W&J grup, perusahaan orang tua Gemy dan Feli.
W&J bergerak dibidang kontruksi dan usaha kuliner, yang dicetuskan oleh Feli dan bunda Nia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love You (Sequel Friends zone)
Narrativa generaleFeli menyadari bahwa Yudis berarti dalam hidupnya, hingga kepergiannya membawa pengaruh besar pada keseharian yang dia jalani. Dan dia bertekad untuk mengambil hati Yudis kembali. "Biarkan aku yang berjuang, Yudis."