Spesial Radit.2
Di sebuah rumah sederhana seorang gadis sedang dirias, dengan wajah kusut dan sedih dia terpaksa melakukan pernikahan ini.
"Jangan terus menangis Rania, kamu liat tidak make-up kamu luntur terus," marah Eli.
"Tapi aku gak mau menikah dengan laki-laki tua itu, aku sudah punya calon suami," bentak Rania berbohong.
"Mana calon suami kamu hah!! Mana? Kalo kamu gak mau menikah sama dia, aku akan menjual kamu ke mucikari," ancam Eli.
Setelah mengatakan itu Eli pergi dari kamar Rania, Rania gadis berumur 20 tahun terpaksa harus menikah dengan laki-laki tua. Karena harus membayarkan hutang-hutang ayahnya yang sudah meninggal, wanita yang dia panggil Eli adalah kakak kandungnya. Keluarga yang dia punya satu-satunya harusnya menjaganya, tapi dia begitu jahat padanya.
Rania menatap foto kedua orang tuanya, dan mengusap foto tersebut.
"Rania harus apa? Pak, bu?"
Rania menatap jam dinding dan mengintip keadaan sekitar, belum cukup ramai tapi dia bisa kabur lewat belakang.
"Baiklah aku harus pergi dari sini, aku tidak peduli lagi. Selama ini aku selalu bekerja keras demi dia."
Rania mengganti bajunya dengan baju biasa, menghapus riasan dan mengacak-acak rambutnya yang sudah ditata sedemikian rupa. Rania memakai masker agar tak ada yang dapat mengenalinya.
Dengan pelan Rania keluar dari kamar, sebelum keluar dari kamar Rania mengatur bantal yang ditutup selimut.
Rania mendengar suara Eli yang sedang tertawa dihalaman depan, dengan pelan seperti pencuri Rania keluar dari kamar menuju dapur, setibanya dihalaman belakang Rania bernapas lega.
Kemudian dengan santainya dia bejalan melewati para tamu, sayangnya para tamu tidak ada yang menyadarinya. Setelah jauh dari rumah Rania berlari menuju jalan raya dan menaiki angkot, kemana pun angkot ini pergi dia akan ikut asal jauh dulu dari rumahnya.
Supermarket
Sedangkan Radit yang asik berbelanja kebutuhan dapur dan sehari-hari, masih asik memilah milih. Sampai dia tidak menyadari bahwa jam sudah menunjukan pukul enam sore.
Serasa sudah cukup Radit mendorong trolinya menuju kasir, setelah selesai membayar Radit memutuskan untuk pulang tidak kemana-mana dulu. Karena tidak ada yang di ajak keluar.
Saat dipertengahan jalan tak sengaja Radit menabrak seseorang yang tak lain adalah Rania, membuatnya buru-buru menepikan mobilnya. Radit turun dan melihat apakah dia baik-baik saja atau tidak?
"Astaga ada-ada saja sih," gumam Radit. "Aih mana cewek lagi."
"Mbak...mbak bangun," panggil Radit.
"Masalah besar, kenapa pake pingsan segala sih."
"Ehh lebih baik gue bawa saja ke apartemen, dari pada ke rumah sakit buang-buang duit gue aja."
Dengan terpaksa Radit membawa Rania ke apartemennya, berpuluh menit kemudian Radit sudah sampai di apartemennya. Dia meminta tolong pada satpam untuk membantunya membawa barang belanjaannya.
"Pak tolong sayang bawakan ini yah! Teman saya pingsan. Jadi saya harus menggendong teman saya," jelas Radit.
"Ou baik, mas Radit."
Pak satpam dengan sigap membawakan belanjaan Radit dan menekan lift untuk Radit, sesampainya di apartemen Radit meletakan Rania di sofa.
"Makasih yah pak," ucap Radit.
"Sama-sama mas Radit, kalo gitu saya permisi," pamit pak satpam.
Setelah satpam pergi, Radit menatap Rania dari atas ke bawah. "Cantik juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love You (Sequel Friends zone)
Fiksi UmumFeli menyadari bahwa Yudis berarti dalam hidupnya, hingga kepergiannya membawa pengaruh besar pada keseharian yang dia jalani. Dan dia bertekad untuk mengambil hati Yudis kembali. "Biarkan aku yang berjuang, Yudis."