Khawatir dan Pertemuan

72 38 7
                                    

Pagi pun tiba, Feli masih setia dibalik selimutnya setelah semalam pingsan di kamar mandi. Feli sadar saat dia merasakan dingin yang menusuk tubuhnya, alhasil sekarang dia demam.

Ponselnya pun terus bergetar, tapi dia enggan untuk mengangkat. Karena kepalanya pening dan tubuhnya kedinginan

Di perusahaan Gemy

Gemy meletakan ponselnya dengan kasar, dia kesal karena Feli tidak mengangkat panggilan dari dirinya. "Kemana sih tuh anak ?niat kerja gak sih?" gerutu Gemy, sambil menatap jam ditangan.

Akhirnya Gemy memutuskan untuk menghubungi bunda Nia.

"Iya, Gem. Kenapa?" tanya bunda Nia di sebrang sana.

"Bunda lagi di mana ?"

"Lagi di sekolah nya Al, emang kenapa ?"

"Bun, itu Feli gak masuk, dia juga gak angkat telepon dari Gemy," cerita Gemy.

"Aku takut dia kenapa-kenapa bun, dia di apartemen sendirian. Bunda tolong liatin dia yah," pinta Gemy.

"Anak itu, selalu saja bikin khawatir. Ya udah bunda bakal liat Feli. Kamu kasih tau alamat apartemennya yah Gem,"

"Iya, bun."

Setelah menutup panggilan telepon, Gemy mengirim pesan pada bunda Nia, dia melanjutkan kembali pekerjaannya.

🍁🍁🍁

Setelah mendapat pesan dari Gemy, bunda Nia melajukan mobilnya menuju alamat yang sudah di berikan Gemy. Dia menitipkan anaknya pada guru di sekolah. Berjanji akan segera kembali sebelum jam pulang.

Berpuluh menit kemudian, bunda Nia sudah sampai di basment apartemen tersebut. "Ya ampun Fel, mewah banget apartemennya." Gumam bunda Nia, dia tak percaya anaknya bisa membeli apartemen di lingkungan yang mewah ini.

Bunda Nia memasuki lift, menekan tombol lima dimana unit Feli berada. Saat sudah sampai bunda Nia tidak merasa sulit menemukan unit sang anak, karena di sana hanya terdapat empat unit.

Bunda Nia menekan bel berkali-kali, tapi tidak ada sahutan dari dalam membuatnya jadi khawatir. Kemudian memutuskan bertanya pada Gemy tentang password unit Feli. Setelah mendapatkannya, bunda Nia menekan angka-angka yang ternyata tanggal ulang tahun anaknya sendiri, membuat bunda Nia geleng-geleng kepala. Saat membuka pintu suasana nya sangat gelap, tidak ada pencahayaan sama sekali. "Feli..Feli, anak perawan kok malesan sih," omel bunda Nia.

Bunda Nia membuka gordeng, yang menutupi sinar matahari agar masuk ke dalam. Saat gordeng terbuka bunda Nia bisa melihat betapa luas nya apartemen sang anak, didominasi warna biru kesukaan sang anak. Dan semerbak wangi vanila dan strowberi

"Feli." Panggil bunda Nia.

Karena tak ada sahutan dari sang anak, bunda Nia memanggil kembali. "Feli," teriak bunda Nia.

Di kamar

Feli benar-benar merasa sangat lemas, tidak bisa menjawab panggilan bunda Nia yang berisiknya melebihi kang sayur yang memanggil ibu-ibu komplek. Kemudian dia meraih ponsel yang berada di atas nakas, untuk menghubungi bunda Nia.

"Feli, kamu ini yah bener-bener buat bunda khawatir. Kamu dimana?" bentak bunda Nia.

Membuat Feli meringis. Dengan suara lemahnya dia memberi tahukan bahwa dia ada di kamar lantai dua. Ya bunda Nia tidak tau bahwa apartemen sang anak memiliki lantai duanya. Karena tangga nya nyempil di pinggir.

Saat sampai di kamar yang sedikit terbuka, bunda Nia langsung masuk dan melihat Feli bergelung di bawah selimut.

"Feli, apa kamu baik-baik saja nak?" tanyanya cemas, sambil menghampiri sang anak.

Still Love You (Sequel Friends zone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang