Dua

233K 20K 1.2K
                                    

Assalamu'alaikum
Happy Reading
.
.
.
.

Alisha keluar dari kamar mandi bertepatan dengan Zaidan yang memasuki kamar. Ternyata Zaidan juga sudah mengganti pakaiannya, mungkin tadi sekalian di kamar Arfi. Zaidan terlebih dahulu merebahkan badannya di kasur, sedangkan Alisha masih berdiri inglung.

"Tidur," tegur Zaidan membuyarkan lamunan Alisha.

"Sekasur kak?" tanya gugup Alisha. Dia terlalu canggung dengan Zaidan meskipun Zaidan sering main ke rumahnya untuk mengerjakan tugas atau sekedar main dengan Arfi dan kedua sahabat lainnya.

"Saya di sofa saja," ucap Zaidan menegakkan badannya dan berjalan menuju sofa. Alisha pun berjalan kaku dan merebahkan badannya di kasur.

Alisha mencoba untuk terlelap, tetapi matanya tidak kunjung tertutup rapat. Sudah balik kanan, balik kiri, terlentang, tetapi tetap saja tidak bisa. Apalagi dia tidur dengan memakai hijab, membuatnya kurang nyaman karena biasanya pun dia melepas kerudungnya saat akan tidur.

Dia pun melihat Zaidan yang tidur di sofa dengan terlentang dan tangan bersedekap di dada. Dalam hati dia merasa bersalah karena bagaimana pun Zaidan itu suaminya dan sudah seharusnya dia tidur seranjang dengan suaminya itu. Apalagi ukuran sofa di kamarnya itu lumayan kecil dan pasti badan Zaidan akan pegal-pegal saat bangun nanti.

"Tidur Sha," tegur Zaidan masih dalam posisi yang sama. Sebenarnya Zaidan juga belum terlelap karena dia tidak terbiasa tidur dengan posisi seperti sekarang ini.

Alisha langsung menegakkan badannya terduduk dan memilin selimut yang ia pakai. "Kak?"

"Hm."

"Kakak tidur aja di kasur, biar aku yang tidur di sofa." Tanpa banyak bicara, Zaidan pun menurutinya dan merebahkan tubuhnya di samping Alisha. Saat Alisha hendak turun dari kasur, Zaidan terlebih dahulu menarik tangannya sehingga sekarang posisi kepala Alisha berada di atas dada sang empu dengan pinggang yang dipeluk erat.

"Tidur, Sha," ujar Zaidan seraya mengelus kepala Alisha yang masih tertutup hijab dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya masih bertengger manis di pinggang sang istri.

"K-kak j-angan gini," ucap Alisha terbata-bata. Posisi ini benar-benar menyiksanya, pipinya yang terasa panas dan juga jantungnya yang lagi-lagi berdetak dengan sangat cepat.

"Kamu mau saya yang di atas?" Tanya Zaidan datar dengan membuka matanya. Dilihatnya wajah istrinya yang menunduk dengan pipi yang sangat merah, sangat menggemaskan.

"Enggak!" bantah Alisha cepat. "A-aku tidur di sofa aja."

Bukannya melepaskan pelukannya, Zaidan malah mengeratkan pelukannya bahkan sebelah tangannya yang tadi dia gunakan untuk mengelus kepala Alisha, kini kembali bertengger di pinggang Alisha.

"Di sini."

"Hah?" beo Alisha tidak mengerti.

"Tidur di sini dengan saya." Zaidan mengulangi ucapannya.

Akhirnya Alisha hanya pasrah dalam pelukan Zaidan, mau membantah berapa kali pun, Zaidan pasti tidak akan menurutinya. Namun jujur, Alisha merasa nyaman dalam posisi seperti ini. Alisha merasakan matanya memberat ketika Zaidan mengelus kepalanya lembut dan juga dia merasa tenang kala Zaidan melantunkan potongan ayat Al-Quran hingga akhirnya dia pun tertidur.

Zaidan yang merasakan nafas teratur dari Alisha pun menundukkan pandangannya melihat wajah damai istrinya. Seketika bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman tipis.

"Sha," panggilnya berniat meminta izin untuk membukakan kerudungnya.

"Heum," lenguh Alisha menyelusupkan kepalanya di leher Zaidan.

ZAIDAN | my cool husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang