Dua Tiga

96.7K 9.9K 190
                                    

Assalamu'alaikum
Happy Reading
.
.
.
.

Setelah acara makan yang tentunya dua laki-laki itu disuapi oleh Alisha, juga berebut untuk menyuapi Alisha, Kini mereka sedang mengaji bersama, Zio pun ikut mengaji. Meskipun umur Zio masih 5 tahun, dia sudah lumayan fasih membaca Al-quran.

صدق الله العظيم

Ditutupnya mushaf Al-quran oleh mereka lalu disimpan di meja.  Dengan tiba-tiba,  kedua laki-laki beda usia itu membaringkan kepala mereka di pangkuan Alisha. Mereka memejamkan mata mereka dengan tangan yang mengambil sebelah tangan Alisha, tangan kanan oleh Zaidan dan tangan kiri oleh Zio.

"Usapin." Ucap mereka kompak membuat Alisha cengo.

Karena tidak kunjung merasakan usapan di kepala mereka, Zaidan dan Zio membuka matanya yang langsung menatap wajah cantik Alisha dari bawah. "K-kalian kenapa?" Heran Alisha, lebih tepatnya heran akan tingkah mereka yang kompak.

"Usapin." Ulang mereka, dan apa ini, Zio ikut-ikutan memasang wajah datar seperti Abang sepupunya? Ingin sekali Alisha tertawa melihat wajah Zio yang sok datar dan juga wajah Zaidan yang datar namun matanya menatap ia memelas.

Alisha pun menggerakkan tangannya, mengusap-ngusap lembut kepala mereka. Sang empu pun memejamkan matanya kembali, menikmati usapan dikepalanya.

Menyunggingkan senyum lebar, Alisha menekan-nekan pipi mereka berdua. "Kalian kok manja banget?" Tanya Alisha terkekeh geli.

Mereka menyahut dengan mata masih setia terpejam. "Gak boleh?" Ujar mereka bersamaan.

"Gak." Mereka pun langsung menatap Alisha tajam membuat Alisha gelagapan, niat dia kan cuman bercanda saja.

Mengangkat kepala mereka kemudian menegakkan badannya menjadi duduk. Alisha hampir saja terjungkal ke belakang karena mereka menerjang tubuhnya dengan pelukan yang sangat erat.

"E-eh."

"Hug me, Sha."

"Hug me, Kak Lisha." Zio meniru ucapan Zaidan membuat Zaidan mendelik ke arahnya. Zio pun membalas tatapan Zaidan. "Apa? Gak boleh?!"

Zaidan memutar bola matanya malas. Kenapa tante nya itu belum menjemput anaknya ini? Haruskah Zaidan menendang Zio keluar dari rumahnya? Tapi dia tidak setega itu sama anak kecil.

Tringggg

Tringggg

Handphone Zaidan berbunyi, terpaksa dia melepas pelukannya dengan Alisha. Dia mengambil handphone nya kemudian duduk di sebelah istrinya.

"Siapa kak?" Tanya Alisha dengan melirik handphone Zaidan yang masih berbunyi.

"Tante Dini." Zaidan pun langsung menekan ikon hijau, mengangkat teleponnya.

"Assalamu'alaikum, Zai."

"Wa'alaikumsalam."

"Maaf ya, tante gak bisa jemput Zio kesana. Tante lagi ngedate sama mas Reno." Ucap Dini di sebrang sana. Sudah Zaidan duga, tantenya itu memang sangat bucin dengan suaminya. Dia heran, kenapa keluarganya pada bucin? Tidak papa nya tidak tante nya, sama saja.

"Hm."

"Yaelah Zai, kamu kayak yang gak ikhlas aja."

Zaidan mendengus pelan, dia emang tidak ikhlas, apalagi Alisha lebih perhatian sama Zio daripada dirinya.

"Ma! Gak dijemput juga gak papa kok, Zio betah disini, apalagi sama Kak Lisha." Ucap tiba-tiba Zio, karena memang Zaidan meloud speaker teleponnya.

"Oh ya? Kak Lisha nya mana?"

ZAIDAN | my cool husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang