Tiga Tiga

83.3K 8.2K 445
                                    

Assalamu'alaikum
Happy Reading
.
.
.
.

Sore harinya, sekitar pukul empat, Alisha sedang berada di supermarket berbelanja bahan-bahan dapur.  Sepulang dari kampus, ia segera membersihkan dirinya, tadinya ia akan menunggu Zaidan saja, namun Zaidan tidak kunjung pulang, akhirnya ia pun memutuskan untuk pergi sendiri saja. Saat akan menuju kasir, ia tidak sengaja bertabrakan dengan orang lain. Untung saja dirinya tidak sampai terjatuh.

"Maaf." Ucap orang itu membantu membereskan belanjaan Alisha yang berserakan.

"Ah iya, maaf saya juga salah." Jawab Alisha kemudian mengambil belanjaannya. "Saya permisi." Ucap Alisha berlalu menuju kasir, ia merasa tidak nyaman karena orang bermasker itu terus menatapnya.

Orang tersebut tersenyum miring menatap kepergian perempuan yang ia tabrak, bukan tanpa alasan ia memang sengaja menabrak perempuan berkerudung hitam itu. Tidak berlama-lama, ia segera berlalu.

"Terima kasih." Ujar Alisha ramah dan dibalas tidak kalah ramah oleh kasir tersebut.

Berjalan keluar, ternyata taksi online pesanannya sudah menunggu. Ia pun segera masuk ke dalam taksi. "Sesuai aplikasi mbak?"

"Iya, pak." Selama perjalanan, Alisha hanya memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang. Tidak terasa kini sudah sampai di kompleks perumahannya, ia turun menenteng dua kantong plastik yang lumayan besar.

Matanya terpaku melihat suaminya di depan pintu dengan tangan yang bersedekap menatapnya dingin. Alisha Menghampirinya dengan langkah pelan.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Jawab Zaidan mengambil alih kedua kantong plastik dari tangan Alisha. Ia langsung masuk meninggalkan istrinya yang masih terdiam di depan pintu.

Alisha mengusap tangannya yang terasa merinding, aura Zaidan sangat beda. Pasti Zaidan marah karena tadi ia lupa tidak mengabarinya terlebih dahulu. Tidak ingin membuat Zaidan lebih marah, Alisha pun segera menyusulnya ke dapur. Dapat ia lihat, Zaidan sedang membereskan belanjaannya ke dalam kulkas.

Zaidan menghela nafas pelan mendapati satu kantong plastik yang hanya berisi ice cream dan yogurt. "Kenapa beli ice cream lagi?" Tanya Zaidan, pasalnya stok ice cream di kulkas itu masih banyak.

Mengusap lehernya di balik hijab, Alisha bingung mau menjawab apa. Namun tidak lama, Alisha tersenyum lebar melihat Zaidan yang menghampirinya, ia merentangkan tangan lebar berharap Zaidan akan menggendongnya seperti biasa. Tapi, harapannya pupus karena Zaidan hanya diam saja di hadapannya, ia pun menurunkan kembali tangannya dengan kecewa, entahlah dia kangen bermanja dengan suaminya meskipun tidak bertemu setengah hari.

"Hp ada?" Tanya dingin Zaidan membuat Alisha menunduk.

"A-ada." Cicit Alisha memilin ujung kerudungnya.

"Lalu?"

"A-aku takut ganggu kak Zai."

"Saya pernah merasa terganggu?" Alsiha mendongakan kepalanya lalu menggeleng keras, tidak, suaminya ini tidak pernah bilang merasa terganggu karenanya.

Menghela nafas panjang, Zaidan mengangkat Alisha ke gendongannya. "Jangan diulangi, saya khawatir." Ujar Zaidan dengan membawa Alisha ke kamarnya.

Mengalungkan tangannya ke leher Zaidan, Alisha mengangkat kepalanya kemudian mengecup hidung mancung suaminya. "Iya maaf."

Sesampainya di kamar, Zaidan mendudukan dirinya di bibir ranjang dengan Alisha yang setia di pangkuannya. Tangan Zaidan terulur membuka kerudung yang dikenakan oleh istrinya. "Sudah sholat Ashar?"

ZAIDAN | my cool husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang