Empat Belas

123K 10.6K 111
                                    

Assalamu'alaikum
Happy Reading
.
.
.
.

Malam harinya, Zaidan dan Alisha sudah kembali ke rumah mereka. Sebenarnya Mama Disa dan Papa Zaki menyuruh mereka untuk menginap saja, namun di tolak halus olehnya.

Soal Muezza, dia tidak ikut pulang. Tadinya Alisha ingin sekali membawa Muezza pulang, tetapi Zaidan melarangnya, alasannya nanti Muezza tidak ada yang mengurus ketika dirinya ke Rumah sakit dan ketika Alisha sedang kuliah. Alisha pun menurutinya, karena dia juga tidak ingin Muezza tidak ada yang mengurusnya, sedangkan kalau di rumah mertuanya, Muezza akan lebih terurus.

"Kak Zai mau kemana?" Tanya Alisha melihat Zaidan yang sudah rapi dengan memakai kemeja lengkap dengan jas kantoran.

"Kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kantor."

"Kenapa malam-malam gini? Udah jam delapan lebih."

Zaidan pun menghampiri Alisha yang sedang duduk santai di ruang keluarga. "Ada sedikit masalah disana." Jawab Zaidan dengan mengelus lembut pipi Alisha. Memang tadi Sekretarisnya yang bernama Reza memberitahukan dia kalau ada sedikit masalah di perusahaannya.

(Aku udah pernah bilang kan ya kalo Zaidan itu punya perusahaan juga. Jadi, perusahaannya itu dia percayakan kepada Reza, karena dia lebih fokus kepada profesinya sebagai dokter, karena menjadi dokter adalah impiannya sedari kecil.)

"Tidur duluan, jangan tunggu saya." Pesannya.

"Emang Kak Zai pulangnya jam berapa?" Tanya Alisha dengan mendongakkan kepalanya menatap Zaidan.

"Kalau masalahnya sudah Clear saja." Jawab Zaidan dengan menatap balik manik mata istrinya.

"Jangan terlalu larut pulangnya." Zaidan menganggukan kepalanya dengan tersenyum samar. "Kak Zai mau makan dulu? Atau mau bawa bekal aja?"

"Tidak usah."

"Tapi nanti Kak Zai sakit kalau telat mak--"

Cup

Zaidan mencium pipi Alisha yang membuatnya gemas dari tadi. Sedangkan Alisha terdiam mematung karena serangan tiba-tiba dari suaminya. Bibir Zaidan masih setia menempel di pipi Alisha, dengan gemas dia pun menggigit pelan pipinya.

"Awwss, sakit ih." Ucap Alisha mencebik kesal. Zaidan pun menjauhkan bibirnya, tangannya mengelus lembut pipi istrinya yang ia gigit.

"Saya berangkat." Alisha pun menyalimi tangan suaminya. Begitupun dengan Zaidan mengecup singkat dahinya.

"Hati-hati kak."

"Hm, Assalamu'alaikum jangan lupa kunci pintu." Pesan Zaidan sebelum berlalu.

"Waalaikumsalam." Alisha pun mematuhi perintah suaminya.

"Sepi banget ih."  Ucap Alisha dengan mata yang terus memperhatikan setiap sudut ruangan yang sangat luas. "Kok jadi horor ya." Tangannya terangkat mengelus tengkuknya. Tidak mau berhalusianasi lebih lagi, Alisha pun segera masuk ke kamarnya.

ZAIDAN | my cool husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang