Empat Lima

68.1K 6K 275
                                    

Assalamu'alaikum
Hullaw geysss
Happy Reading
.
.
.

Pagi ini Alisha sedang berkutat di dapur dengan Zaidan yang ikut membantu, padahal Alisha sudah melarangnya. Ia hanya tidak ingin nanti ada sayuran yang menjadi korban mutilasi lagi seperti waktu itu. Alisha menatap khawatir brokoli yang sedang dipegang oleh Zaidan. Jangan sampai nanti brokolinya jadi botak dan tinggal batang saja seperti kangkung yang pernah Zaidan mutilasi.

"Kamu jangan khawatir." Ucap Zaidan seolah mengerti isi pikiran istrinya. Asal kalian tahu, Zaidan pernah mencari bagaimana cara memotong sayuran dengan benar dan rapi dari internet. Tujuannya ya supaya dia bisa membantu istrinya memasak.

"Seperti ini 'kan?" Tanya Zaidan membelah brokoli itu menjadi dua, kemudian ia memotongnya kembali menjadi lebih kecil. Alisha yang melihat itu pun bernafas lega. Menatap suaminya dengan menyunggingkan senyuman, tangan Alisha terangkat mengelus pelan rambut Zaidan yang masih terlihat berantakan. Baru selesai mandi, jadi wajar saja.

 Baru selesai mandi, jadi wajar saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pinter banget suami aku." Puji Alisha membuat telinga Zaidan memerah. Zaidan pun buru-buru menuju wastafel untuk mencuci brokoli. Terlihat sekali jika ia sedang mengalihkan rasa salbrut-nya.

"Kak Zai, itu brokolinya udah bersih." Tegur Alisha melihat Zaidan yang terus membilas brokolinya. Kalau dibiarkan, bisa-bisa nanti daun brokoli itu hancur dan tinggal batang saja. Apalagi Zaidan membilasnya menggunakan tenaga.

Seakan tersadar, Zaidan segera mematikan keran wastafel, dan memberikan mangkuk yang berisi brokoli itu kepada Alisha.

"Kak Zai kenapa?" Tanya Alisha melihat gelagat Zaidan yang aneh.

Menoleh singkat, Zaidan berdehem pelan. "Gak papa." Elaknya. Zaidan merutuki dirinya yang salting berkepanjangan ini. Kenapa pula wajah Alisha menjadi terlihat cantik dan imut berkali lipat di matanya? Sungguh, jantung Zaidan menjadi gampangan.

"A-aku buatin susu."

"Hah?" Tanya Alisha nge-lag karena kalimat ambigu yang keluar dari mulut suaminya.

Zaidan menjadi gelagapan, tangannya terangkat mengusap tengkuknya. "Susunya di simpan dimana?"

"Kak Zai mesum!" Pekik Alisha menatap Zaidan dengan mata yang terbelalak dan tangan yang tersilang di dada.

"B-bukan! Astagfirullah." Lirih Zaidan mengacak rambutnya frustasi.

"Terus?" Tanya Alisha dengan menatap Ziadan penuh intimidasi.

Zaidan yang ditatap seperti itu merasa seperti tersangka kejahatan yang sedang diintograsi. Menarik nafasnya, Zaidan berdehem pelan. "Susu ibu hamilnya disimpan di mana?" Tanyanya diam-diam bernafas lega.

Menurunkan tangannya dari depan dada, Alisha pun menunjuk salah satu rak yang terisi penuh susu Pregnan. "Kak Zai."

"Hm." Sahut Zaidan yang tengah sibuk menuang takaran susu bubuk itu.

ZAIDAN | my cool husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang