Dua Belas

129K 11.5K 142
                                    

Assalamu'alaikum
Happy Reading
.
.
.

"Ma, aku b-boleh tanya gak?" Tanya Alisha yang sedang mengaduk bubur ayam. Mama Disa yang sedang memotong sayuran pun menolehkan kepalanya, dia pun tersenyum lembut kepada menanatunya.

"Boleh, kamu ngomongnya jangan gugup-gugup gitu." Ucap Mama Disa dengan terkekeh melihat wajah Alisha yang sepertinya sedang malu dan gugup sekali. Dia tentu mewajarinya, karena dulu dia pun mengalaminya.

"Kalo Kak Zai--"

"Ehh bentar-bentar, kok manggilnya Kak sih." Potong Mama Disa membuat Alisha mengkerutkan halisnya.

"Harusnya emang panggil apa, Ma?" Tanyanya bingung, tidak ada salahnya kan manggil suami dengan embel-embel 'Kak, dari pada langsung nama kan tidak sopan.

"Kenapa gak Mas aja? Atau My Husband? Sayang? Atau Babe? Emmm atau mungkin Abi?" Tanya Mama Disa beruntun sekaligus menggoda Alisha.

Tiba-tiba saja Alisha merasakan pipinya memanas, dia baru tahu ternyata mertuanya ini sama saja seperti Umma nya yang suka menggodanya. "A-ah tapi Aku nyamannya pakai 'Kak."

"Ohhh gak papa sih nanti juga pasti berubah panggilan." Ujar Mama Disa dengan menganggukan kepalanya. "jangan gugup gitu apalagi tuh pipinya merah banget." Lanjutnya.

Alisha semakin menundukkan kepalanya menyembunyikan rona merah pipinya. Mama Disa yang melihat kelakuan menantunya pun tersenyum geli. "Eh tadi kamu mau tanya apa?" Tanya Mama Disa.

"Makanan kesukaan Kak Zai apa, Ma?"

"Loh kenapa gak tanya sama Zai aja?" Tanya balik Mama Disa heran.

"Hehe aku malu buat nanya nya." Jawab Alisha dengan cengengesan. Sekarang dia merasa sudah tidak gugup lagi, karena ternyata Mama Disa ini kalau ngobrol bawaannya santai dan tidak teralalu serius.

"Kamu ini ada-ada aja, masa sama suami sendiri malu sih." Ucap Mama Disa menggelngkan kepalanya dengan tersenyum geli. "Zaidan itu sebenarnya orangnya gak pemilih soal makanan, tapi dia paling suka sama bubur ayam itu." Lanjut Mama Disa dengan menunjuk panci yang berisi bubur ayam yang sedang dimasak.

"Beneran ma?"

"Iya, bahkan sebelum kalian nikah dia pernah minta resepnya  sama Mama. Katanya sih buat nanti kalo dia nikah, dia bakal bikinin bubur ayam buat Istrinya, biar istrinya juga menyukai bubur ayam." Jelas Mama Disa dengan mengingat saat dimana Zaidan tengah malam mendatanginya hanya untuk meminta resep bubur ayam.

Bibir Alisha berkedut menahan senyuman yang memaksa terbit. Ahh dia jadi mengingat saat Zaidan membuatkannya bubur ayam yang sangat lezat, apalagi makannya sambil suap-suapan.

"Senyum aja kali Sha." Ujar Mama Disa dengan terkekeh. Detik itu pula, senyum Alisha terbit dengan sendirinya.

"Ehh itu coba rasain dulu, kayaknya udah matang tuh." Alisha pun mematuhinya. Ternyata benar, dia merasakan bubur tersebut memiliki rasa yang sama dengan bubur buatan suaminya, tapi menurut dia lebih enak bubur buatan suaminya.

"Ma, aku boleh kan minta resep bubur ayamnya juga?" Pintanya semangat, dia juga ingin membuatkan bubur ayam khusus untuk suaminya.

"Boleh nanti Mama kasih ya."

"Terimakasih, Ma." Ucap Alisha tersenyum manis dibalas anggukan dan juga senyuman oleh Mama Disa.

Alisha berjenggit kaget ketika ada sepasang tangan yang melilit di pinggangnya. Dari wanginya sih dia sudah kenal, pasti ini adalah suaminya.  Dia pun mendongakkan kepalanya menatap Zaidan yang kini malah bertumpu dagu di pundaknya. "K-kak, lepas ih."

ZAIDAN | my cool husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang