Dua Enam

99.4K 9.8K 178
                                    

Assalamu'alaikum
Happy Reading
.
.
.
.

Alisha mengenggam tangan suaminya dengan sangat erat. Ia berjalan pelan mengekori langkah suaminya bak anak ayam dan induknya. Zaidan memasang wajah datarnya tanpa memperdulikan sekitarnya yang menatap kagum. Menghela nafas pelan, Zaidan menghentikan langkahnya sehingga Alisha yang dibelakangnya terbentur punggung tegaknya.

"Sha." Alisha pun mengangkat kepalanya sedikit, karena dari tadi ia hanya menundukan kepalanya.

"Lihat saya." Alisha menatap tepat pada manik mata suaminya yang begitu menenangkan.

"Jangan khawatir, lihat." Zaidan menyuruh Alisha agar melihat sekitarnya. "Tidak ada lagi yang menatap kamu seperti kemarin."

Ya, benar. Dapat Alisha lihat kini mereka tidak menatapnya dengan tatapan jijik seperti kemarin, melainkan tatapan seperti biasa saja, namun sebagian besar menatap Zaidan kagum.

Dia bernafas lega, meski ada rasa heran, secepat itu pandangan mereka berubah? Dia juga merasa sedikit tidak rela ketika banyak mahasiswi yang menatap suaminya kagum dengan terang-terangan. Apalagi wajah mereka yang bisa dikatakan Good looking  membuat ia minder dan takut suaminya akan kepincut.

Melepas genggamannya, Alisha berjalan meninggalkan Zaidan yang malah terbengong dengan sikap istrinya. Karena melihat langkah istrinya yang terlihat seperti orang kesal, Zaidan pun menyusul dengan langkah lebarnya sehingga kini ia menggenggam kembali tangan istrinya.

Alisha sama sekali tidak menolehkan kepalanya, malah ia menatap lurus ke depan. Sesampainya di depan kelas, Alisha pun langsung masuk, namun sebelum itu Zaidan menahannya.

"Salim?" Alisha pun langsung menyalimi tangan suaminya dan mencium punggung tangannya. Zaidan hendak membalasnya dengan mencium keningnya, namun Alisha langsung mengelak.

Menangkup wajah istrinya, Zaidan pun mendaratkan kecupan singkat di keningnya. "Kenapa?" Heran Zaidan membungkukan badannya agar sejajar dengan Alisha.

"Gak."  Ucap Alisha singkat dan hendak langsung masuk, namun lagi-lagi Zaidan mengentikannya.

"Jawab." Ujar Zaidan dengan sedikit tegas membuat Alisha melihat ke dalam kelas yang ternyata semua orang memperhatikan mereka berdua, tidak hanya yang berada di kelas tetapi juga dengan yang berada di luar kelas.

"Gak ada ih, Kak Zai cepet ke rumah sakit aja." Suruh Alisha namun dengan mata yang menatap tidak suka kepada mahasiswi-mahasiswi yang memperhatikan suaminya. Zaidan menyadari hal itu pun mengerti istrinya ini kenapa.

Mendekatkan wajahnya kemudian berbisik. "I'm only Yours." Dia pun memberikan kecupan singkat di pipi kanannya.

Alisha dibuat tersipu olehnya, bahkan mahasiswi-mahasiswi yang memperhatikan dari tadi pun ikut dibuat histeris.

"Kalo ada apa-apa hubungi saya." Pesan Zaidan kemudian mengusap lembut kepala Alisha yang tertutup hijab.

Hendak mengecup pipi kirinya, Alisha langsung mengelak. "Udah ih, malu." Zaidan pun tersenyum tipis, sangat tipis, ia tidak ingin memperlihatkan senyumannya di hadapan banyak orang, nanti istrinya cemburu lagi.

"Saya pergi, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam, hati-hati." Namun sebelum itu,

Cup

Alisha mengecup tepat pada dagu Zaidan, tadinya mau di pipi tapi Zaidan ini terlalu tinggi untuknya. Zaidan terdiam sebentar sebelum dia melanjutkan langkahnya lagi. Setelah kepergian Zaidan, semua orang langsung terpekik karena keromantisan yang mereka tonton. Tidak tahu tempat, membuat iri saja. Itulah yang ada dipikiran mereka.

ZAIDAN | my cool husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang