Empat puluh

69.8K 7.2K 870
                                    

Assalamu'alaikum

Met pagi

Happy Reading
.
.
.

sebuah ruangan yang tidak terlalu luas terdapat dua laki-laki yang bersantai ria di tengah hari ini. Tidak ada percakapan diantara keduanya, hanya gemilang asap yang mendominasi. Salah satu laki-laki itu mematikan rokoknya, padahal baru dua sesap yang ia lakukan dan rokoknya pun masih panjang.

"Payah lo!" Hardik laki-laki disampingnya namun tidak dihiraukan, ia malah meneguk susu coklat di hadapannya.

"Kayak bocah, vodka kek kali-kali." Lagi-lagi tidak menghiraukannya, ia menatap laki-laki yang menurutnya bawel itu dengan tatapan datarnya.

Menyenderkan badannya ke sandaran sofa, ia menarik nafasnya panjang. "Bang."

Yang dipanggil Bang pun menatapnya heran. "Kenapa? Tumben banget manggil gue Abang."

Ia ingin sekali mengucapkannya, tetapi diurungkan, ia akan menunggu satu orang lagi.

"Ngomong tinggal ngomong, biasanya juga to the point--"

"Heri."

Pemilik nama menolehkan kepalanya kepada lakukan baru saja datang dan duduk di hadpaannya.

"Lo udah urus?"

"Udah, tapi kayaknya dia gak mau nandatangani." Ucap Heri.

"Bukan itu."

Heri mengerutkan dahinya samar, tak lama dia pun menetralkannya kembali. "Lo tenang aja, gue yakin pasti hubungannya jadi makin renggang."

Laki-laki di hadapannya pun menganggukan kepalanya, kemudian ia menatap laki-laki di samping Heri yang hanya menyimak dengan wajah dinginnya. Namun dapat ia lihat, laki-laki itu seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Kenapa Sha?" 

Arsha yang ditanya pun menolehkan kepalanya, ia menarik nafasnya dalam. "Gue capek Bang."

Kedua laki-laki yang mendengarnya pun mengerutkan dahinya, mereka merasa aneh dengan Adik mereka, tumben sekali mengeluh. "Capek ya tinggal tidur, lapar tinggal makan, haus tinggal minum, kalo capek nafas tinggal mati." Ujar Heri.

"Gue mau berhenti, percuma juga."

"Percuma kenapa? Inget apa yang mereka lakukan dulu sama lo."

Arsha tentu saja mengingatnya, tapi entah kenapa hatinya malah tidak membenarkannya.

"Sudah, gue mau ngecek keadaannya." Timpal laki-laki itu melerai.

"Gue ikut." Heri mengikuti laki-laki itu, begitupun dengan Arsha.

Sesampainya di kamar yang ditempati oleh seorang perempuan yang begitu laki-laki itu cintai, laki-laki itu membuka pintu tersebut. Dapat mereka lihat, seorang perempuan yang setia dengan hijabnya sedang berdiri di dekat jendela, menatap lurus.

Laki-laki itu mendekatinya dan langsung memeluknya dari belakang membuat Heri yang melihatnya mendelik, sedangkan Arsha tetap setia dengan wajah datarnya. Sang empu tersadar dari lamunannya, ia menatap sepasang tangan yang bertengger manis di pinggangnya, dengan cepat ia melepaskannya dan membalikan badannya.

Plak

Tangannya memegang pipinya yang terasa perih, tanpa sadar  laki-laki itu menatap gadis di hadapannya dengan tatapan tajam. Sedangkan gadis itu kini berdiri kaku dengan tangan yang gemetar, ia juga tidak menyangka akan melakukan itu.

"Berani hm?"

Plak

"ALISHA!!" Teriak Arsha langsung menghampiri dan memeluknya erat. Ia menatap laki-laki itu tajam.

ZAIDAN | my cool husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang