Seungmin termangu sambil pandangi wajah Minho yang masih tertidur pulas. Sejak dapat kabar gugurnya Chan dari papa mertuanya dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Untuk berkata-kata saja rasanya sulit. Bahkan kini, punggung dan kakinya serasa lemas. Seperti jeli dalam kulkas. Benar-benar lemas dan dingin.
"Hhhh," napasnya berhembus lelah. Suara hembusannya terdengar berat dan tertekan.
Bagaimana cara mengatakan kematian Chan pada Minho?
Di kondisi yang baik-baik saja sulit untuk memberitahu ini, lalu bagaimana dengan kondisi yang seperti ini. Meski kerap cemburu bila prianya itu dekat dengan orang lain Seungmin cukup pengertian untuk memahami hubungan mereka.
Tiba-tiba dia teringat ucapan Chan padanya. Juga teringat bagaimana pemuda itu memberikan hormat terakhir pada Seungmin sambil bilang jaga Minho dengan kemampuan terbaiknya.
"Aku gagal," bisiknya dengan pandangan kosong. Dia tidak bisa memenuhi janjinya pada Chan. Dia buat Minho dalam bahaya. Harusnya pun Minho tidak merasa takut ditinggalkan karena yang dia alami saat ini Seungminlah penyebabnya.
Jika saja dia turuti kemauan keluarga Hwang, Minho pasti akan baik-baik saja. Dia terlalu egois ingin menyelamatkan diri sendiri sampai tidak memikirkan orang di sekitarnya.
Andai saja...
"Seungmin."
Tapi semua sudah terjadi. Seungmin tidak seharusnya merasa bersalah seperti ini. Namun yang namanya manusia pasti selalu merasa menyesal setelah hal buruk terjadi atas pilihannya.
"Seung..."
Seungmin kembali menghela napas untuk ke sekian kalinya. Dia bisa hilang akal kalau begini caranya.
"Seungmin!"
"Hah?" Dokter muda itu tersentak. Dia menoleh pada suaminya dan lekas ambil tangan Minho yang sebelumnya pukul lengannya. "Kamu sudah bangun ternyata," gumamnya lagi.
"Apa yang kamu pikirkan?"
Minho lebih pilih tanya hal lain daripada jawab pertanyaan Seungmin. Dia lihat tadi suaminya melamun sebegitu dalam. Pasti ada hal berat yang sedang dipikirkan.
"Itu, bukan apa-apa."
Tidak mungkin. Minho menyangkal dalam hati. Tangannya yang digenggam Seungmin balas menggenggam. "Apa ada diagnosa baru dari dokter? Dokter bilang apa?"
"Dokter nggak bilang apa-apa selain periksa tensi kamu. Lagipula dokter mana lagi yang mau periksa, suami kamu juga dokter."
Minho putar bola matanya malas. "Iya, tapi kamu bukan dokter aku."
"Saya dokter kamu, kan dokter pribadi kata papa."
Apa Seungmin sedang berakting menjadi dokter alih-alih sebagai suaminya saat ini, ya ampun. Dia cubit lengan pria itu hingga memekik dan meringis. "Kenapa dicubit?" Tanya Seungmin tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUROUS | 2MIN [✔]
FanfictionMinho sudah muak dengan tanya-tanya tidak penting yang selalu dilontarkan. Dia pikir dengan jujur akan buat papa kapok untuk tanya lagi, tapi ternyata tidak. "Jadi, kapan kamu mau nikah?" *** Begitu pun Seungmin, dia tidak lagi mau dengar pertanyaan...