"Menurut kamu, kalau mau bulan madu baju jenis apa yang harus aku bawa?"
Minho majukan tubuhnya agar lebih dekat dengan Seungmin. Menatap pria itu dari bawah dan tersenyum penuh goda.
Seungmin yang sedang kerjakan jurnalnya menatapnya sanksi. Pria itu menghentikan ketikan pada laptopnya. "Kamu yakin tanya soal ini, hm?"
Dagu Minho disentuh lembut dan sedikit dinaikkan. Buat si empunya meneguk liur gugup. Dengan cepat tangan Seungmin ditepis. Minho berpaling dan berlagak seolah tidak mengatakan apapun.
"Aku harus cari destinasi untuk bulan madu," gumamnya.
Seungmin menyeringai tipis. Mulutnya dengan santai berucap, "pilih sekalian hotel yang mungkin setiap sudutnya bisa dipakai untuk bercinta."
"Maksudmu?!" Pekik Minho terkejut.
Ada banyak hal untuk dikatakan, tapi kenapa harus menyentil soal bercinta. Buat jantungan saja. Dasar, otak udang!
"Kenapa terkejut? Bulan madu hanya sebutan halus dari bercinta tanpa batas. Apa kamu nggak tau?"
"Itu akal-akalanmu saja, dasar mesum."
"Aku tau kamu lebih mesum."
Bajingan, suami siapa sebenarnya pria ini. Minho malu mengakuinya.
Pria manis itu menghela napas keras. Padahal baru kemarin malam dia membanggakan Seungmin dan menklaim pria itu miliknya, tapi lihat kelakuannya sekarang, memalukan.
"Obat kamu tinggal sedikit lagi, jangan lupa dihabiskan. Aku akan pulang pukul tujuh malam nanti."
Seungmin tutup laptopnya, lalu ambil tas kerjanya. Minho yang duduk di sofa seberang pria itu mendongak. "Aku tidak yakin kita bisa bulan madu lama-lama kalau lihat kamu sesibuk ini."
"Jangan khawatir," Seungmin melangkah lebih dekat pada Minho. Membungkukkan badannya sedikit dengan sebelah tangan menangkup wajah mungil suaminya. Bibir Minho dikecup, lalu dilumat lembut sebelum dilepaskan dan dikecup sekali lagi. "Kita bisa bulan madu selama yang kamu mau. Aku pergi."
Kalau Minho maunya selama mereka hidup bagaimana? Cih, pasti tidak bisa. Kim Pembual Seungmin.
***
Seungmin rasa setelah kejadian malam lalu Minju tidak pernah bertemu dengannya lagi. Ini agak aneh sebenarnya, tapi baguslah kalau gadis itu tahu diri untuk tidak muncul di hadapannya.
"Bagaimana keadaan Minho?"
"Baik. Dia sudah bisa jalan walaupun kakinya masih sedikit diseret."
Jeno mengangguk kecil dengan tangan sibuk mengaduk jus jeruknya. Di jam makan siang seperti ini tidak banyak yang bisa dimakan, mau delivery juga waktunya sempit.
"Aku dengar Juyeon akan tunangan."
"Ya."
Malas Seungmin membahas soal ini. Kalau bahasannya cuma Juyeon mungkin tidak akan masalah, tapi Hyunjin pasti akan ikut terseret.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUROUS | 2MIN [✔]
Fiksi PenggemarMinho sudah muak dengan tanya-tanya tidak penting yang selalu dilontarkan. Dia pikir dengan jujur akan buat papa kapok untuk tanya lagi, tapi ternyata tidak. "Jadi, kapan kamu mau nikah?" *** Begitu pun Seungmin, dia tidak lagi mau dengar pertanyaan...