Minho dan Juyeon saling lirik di dapur. Mereka sepakat untuk memberi waktu dua saudara sepupu di sofa untuk bicara berdua, tapi sampai sepuluh menit yang terjadinya hanya Seungmin yang menatap Hyunjin tajam dan Hyunjin yang sibuk buang muka.
“Buat apa kalian datang ke sini, hah?” Minho senggol lengan Juyeon dengan sikunya. Nada bicaranya pelan nyaris berbisik. Jarak yang begitu dekat buat keduanya nyaris menempel. Seungmin yang sadar langsung bereaksi.
“Jaga jarak, tolong,” kata dokter bedah itu. Hyunjin ikuti tatapan Seungmin dan dahinya mengernyit bingung saat sadar posisi dua orang yang mantanan itu.
“Juyeon, jangan terlalu dekat,” katanya. Selain karena Hyunjin takut Seungmin marah, dia juga takut calon tunangannya itu gagal move on.
“Ya ampun, kalian ini benar-benar saudara,” ujar Juyeon yang langsung ditanggapi dengan kompak, “NGGAK!”
Minho mendecih nyaris terkekeh, “benar-benar saudara, Yeon,” katanya sambil geleng kepala.
Seungmin mendecak. Dia berdiri dari duduknya, lalu menghampiri suaminya. “Ke sana saja, aku nggak suka kamu dekat-dekat dia.”
“Heh, Kim Seungmin, aku ini sahabatmu.”
Juyeon sama sekali tidak habis pikir dengan pemikiran sahabatnya ini. Mereka sudah sepakat tidak mengungkit masa lalu, tapi kadang Seungmin suka lupa janji. Dialah orang yang suka mengungkit masa lalu dan Juyeonlah yang selalu salah.
Pada akhirnya mereka duduk di sofa. Masing-masing duduk berdua. Minho dan Juyeon dijauhkan agar tidak mengobrol.
“Jadi, apa tujuan kalian ke sini?” tanya Seungmin. Dia malas basa-basi. Juga malas berlama-lama melihat Hyunjin ada di dekatnya.
Minho mengulum bibir bawahnya saat mendengar nada bicara suaminya. Dia tidak pernah mendengar pria itu bicara sedatar dan sedingin ini. Ya Tuhan, cepatkanlah waktu agar suasana apartemennya kembali tenang.
“Itu…”
Semua yang ada di ruangan kompak memberi atensi pada Hyunjin saat pria itu mulai membuka mulut.
“Aku ingin menjelaskan semua kesalahpahaman kita selama ini.”
“Tidak ada kesalahapahaman di sini, semua murni salah keluargamu.”
“Itulah kesalahpahamannya. Kamu membenciku karena kesalahan yang bukan aku yang melakukanya, Seung.”
“Memangnya keluargamu peduli pada fakta kalau yang mereka benci adalah papaku? Mereka juga tidak memandang mamaku dan aku, yang mereka tau mereka tidak suka papaku. Jadi, kalau aku benci kamu karena keluargamu, itu bukan salahku. Memang sudah seharusnya kamu menerima ini.”
Sepanjang mereka menikah, inilah kali pertama Minho mendengar Seungmin berbicara sepanjang ini dengan nada datar dan aura yang gelap. Tatapan pria itu sangat dingin. Dia nyaris menggigil duduk di samping pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUROUS | 2MIN [✔]
FanfictionMinho sudah muak dengan tanya-tanya tidak penting yang selalu dilontarkan. Dia pikir dengan jujur akan buat papa kapok untuk tanya lagi, tapi ternyata tidak. "Jadi, kapan kamu mau nikah?" *** Begitu pun Seungmin, dia tidak lagi mau dengar pertanyaan...