Minho sebagai anak tunggal itu tentu banyak kelebihan dan kekurangannya. Tidak salah kalau dibilang dia dimanja, tapi bukan berarti anak manja. Apalagi dia tinggal dengan papa yang seorang anggota militer.
Sejak kecil Minho banyak mengikuti kegiatan fisik. Bahkan digadang-gadang akan menjadi penerus Jenderal, tapi nyatanya dia punya jalan lain, dan syukurnya papa tidak melarang. Meski begitu ada yang buat Minho selalu kesal dengan papa. Itu karena cara kerja, sifat, dan prinsip mereka yang selalu berbeda.
Tidak cukup hanya buat kesal karena hal itu, pagi ini pria paruh baya itu kembali buat Minho kesal. Dia lirik papanya sinis, sementara Seungmin sedang pakai baju di kamar.
Kakinya dengan kurang ajar menyenggol ibu jari kaki papanya. “Untuk apa papa datang ke sini, hah?” tanyanya dengan nada mendesis. Takut Seungmin dengar.
Pria yang rapi dengan seragam lorengnnya itu memberengut bingung. “Memang kenapa kalau papa ke sini? Papa mau lihat kamu.”
“Nggak perlu lihat aku. Gara-gara papa Seungmin kerja.”
Dia masih ingin berlama-lama dengan suaminya, tapi papa buat Minho tidak punya alasan untuk menahan suaminya agar tetap di rumah.
“Mau sampai kapan dia libur kerja coba? Kamu saja sudah nggak kerja. Mau makan apa nanti,” kata papa sambil asik dengan ponselnya. Dasar boomer, baru bisa main ponsel jadi sibuk dengan dunianya.
“Tabunganku masih banyak dan asal papa tau, Seungmin itu cucu konglomerat, jadi mana mungkin dia jatuh miskin hanya karena nggak masuk kerja beberapa hari.”
“Papa tau lebih dulu dari kamu soal dia, wlee.”
Loh, kenapa jadi sombong. Ini niatnya mau buat dia panas atau bagaimana.
“Mau pamer kalau papa kenal dia lebih dulu, iya?!” Minho dorong bahu papanya dengan jari telunjuknya.
“Kenyataannya begitu,” balas Hyunsik santai. Dia tekan layar ponselnya dengan jari telunjuk dan mata terbuka lebar. Pegang ponselnya dijauhkan, maklum, sepertinya mulai rabun jauh.
“Tentara kok rabun,” gumam Minho julid.
“Nggak rabun, cuma tulisan di ponsel papa kekecilan. Coba kamu besarkan dulu,” suruhnya.
Minho ambil dengan sedikit menyentak ponsel papanya. Dia tidak bisa tahan tawa sampai dadanya sakit. “Yahhh, ketahuan masih suka stalk mantan. Ck, pergi cari istri sana biar nggak kepoin mama terus.”
“Nggak kepo. Kami itu berteman di instagram. Nah, tadi cuma kebetulan terbuka statusnya.”
“Ini namanya story.”
Diam-diam Seungmin memerhatikan interaksi keduanya. Nampak begitu santai dan mengalir seperti teman. Dia keluar dari kamar dengan menutup pintu pelan-pelan. Begitu dia mendekat dan meletakkan obat Minho di meja, ayah dan anak itu langsung menoleh padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUROUS | 2MIN [✔]
FanfictionMinho sudah muak dengan tanya-tanya tidak penting yang selalu dilontarkan. Dia pikir dengan jujur akan buat papa kapok untuk tanya lagi, tapi ternyata tidak. "Jadi, kapan kamu mau nikah?" *** Begitu pun Seungmin, dia tidak lagi mau dengar pertanyaan...