Changbin dengan kebiasaan banyak gayanya sedekap tangan depan kantor. Memperhatikan Minho yang baru saja turun dari mobil dengan jendela mobil yang diturunkan. Dia bisa lihat Seungmin dari sana.
Felix yang baru datang ikut-ikutan buat pose seperti bosnya, tapi tidak paham kenapa ekspresi Changbin tidak senang.
"Pagi-pagi lihat pasangan baru nikah memang asik ya, pak," kata Felix dengan dua tangan yang kini ada dalam pelukan dan menopang pipi, gemas.
Changbin meliriknya horor. "Asik, kepalamu itu. Bencana ini, bencana untuk hati saya, huh."
"Loh, kok marah?"
Felix ditinggalkan begitu saja. Memang apa yang salah dengan melihat orang baru nikah dan terlihat bahagia. Tanpa sadar senyum Felix semakin lebar. "kapan aku begitu dengan pak Changbin," gumamnya.
***
"Pulang jam berapa hari ini?" Tanya Seungmin dengan kepala sedikit miring untuk lihat Minho yang sudah keluar dari mobil.
"Pukul 4 sore."
"Okay, aku nggak bisa jemput. Shiftku sampai malam hari ini."
"Aku juga nggak minta dijemput. Sudah, pergi sana."
Niatnya mau bilang hati-hati, tapi Minho masih belum bisa bersikap terlalu ramah pada suaminya.
"Nggak ada ucapan perpisahan lagi, kah?"
"Kayak orang mau pergi jauh saja pakai perpisahan. Sudahlah, cari uang yang banyak. Ingat, apartemen kamu yang bayar."
Lalu Minho pergi dengan wajah pongahnya. Meninggalkan Seungmin yang mendengus kesal. "Ya begitu, kalau diminta baik-baik nggak dikasih. Padahal kalau dicium pasti dibalas."
Jadi bukan salah Seungmin kalau dia suka asal ambil ciuman. Suaminya saja pelit. Padahal kalau dikasih kesempatan juga menikmati.
Bersama emosi dalam dirinya Seungmin tancap gas tinggalkan kantor Minho. Hari ini jadwal visitenya lumayan padat. Dia harus cepat sebelum terlambat. Semoga saja tidak ada operasi dadakan.
Mobil hitam metaliknya diparkirkan dengan rapi. Kaki jenjangnya yang berbalut kain hitam mulus menapak paving blok pasti. Dan langkahnya santai memasuki rumah sakit. Seungmin tidak pernah sesemangat ini masuk kerja. Ternyata rindu juga empat hari tidak ke rumah sakit.
"Heh, Kim Seungmin!"
Seungmin hampir melompat di tempatnya berdiri. Dia menoleh ke kanan dan mendapati Juyeon berdiri tidak jauh darinya.
Nah ini, oknum yang harus Seungmin pukuli.
"Sini, sini."
Seungmin buat gestur agar Juyeon segera mendekat ke arahnya dengan telapak tangan lebarnya. Herannya Juyeon menurut saja. Mendekati teman dekatnya itu tanpa curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUROUS | 2MIN [✔]
FanficMinho sudah muak dengan tanya-tanya tidak penting yang selalu dilontarkan. Dia pikir dengan jujur akan buat papa kapok untuk tanya lagi, tapi ternyata tidak. "Jadi, kapan kamu mau nikah?" *** Begitu pun Seungmin, dia tidak lagi mau dengar pertanyaan...