"Pelan-pelan."
Minho memegang erat lengan Seungmin sambil terus langkahkan kakinya yang kaku.
"Seung, nggak kuat."
Seungmin mendongakkan kepalanya saat Minho letakkan kepala pria itu di ceruk lehernya. Tangannya mengusap kepala bagian belakang pria itu lembut.
"Istirahat?" Tanyanya.
Namun Minho menggeleng. Memang benar dia tidak kuat, tapi juga tidak mau menyerah.
"Jangan dipaksakan. Ayo, istirahat sebentar."
"Nanti saja."
"Istirahat."
Akhirnya Minho mengalah dan duduk di ranjang. Mereka sepakat untuk terapi pernapasan tadi, lalu dilanjut jalan. Tapi sepertinya memang kaki Minho belum sanggup diajak jalan.
"Padahal sudah nggak bengkak," Seungmin berjongkok di lantai sambil periksa kaki Minho. "Coba nanti aku tanyakan lagi pada Jeno. Di bagian mana yang sakit?"
Minho yang masih minum menunduk untuk tatap wajah Seungmin. "Ini," dia gerakkan kaki kanannya.
"Angkel?"
Dan dijawab anggukan oleh yang lebih muda. Seungmin menggigit bibir bawahnya, "kamu juga pernah cedera angkel karena kecelakaan yang sebelumnya. Duh," pria itu mulai khawatir. "Apa kita perlu periksa lagi," gumamnya. Sebenarnya tidak niat bicara pada Minho, pria itu hanya bergumam seorang diri. Seungmin hanya takut cederanya berkepanjangan dan berakibat fatal.
Ketika pria itu berdiri, Minho ikuti kepergiannya. Dia tidak tanya mau ke mana, karena beberapa menit kemudian Seungmin kembali dengan membawa sebaskom air hangat juga handuk kecil. Dia duduk di lantai, lalu mengompres kaki Minho.
"Biarkan saja begini. Jangan berdiri," kata dokter itu. Lalu dia pergi lagi dengan membawa ponselnya. Minho bisa dengar lima menit kemudian bel apartemennya bunyi. Tubuhnya berbalik dan bergeser sedikit untuk intip keluar. Dia masih bisa lihat Seungmin buka pintu. Matanya membelalak. Kotak besar apa itu, pikirnya.
Minho sangat penasaran, tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa karena kalau dia nekat berdiri yang ada Seungmin akan mengamuk. Lebih baik intip saja sedikit.
"Itu apa?" Tanya Minho begitu Seungmin masuk ke kamar.
"Es krim."
"Hah? Sebesar itu?"
Seungmin kembali berjongkok. Merendam handuk kecil di kaki Minho, lalu diperas, dan dikompreskan lagi ke pergelangan kaki yang muda. Dia telaten melakukan hal itu tanpa banyak bicara.
"Waktu kamu koma aku janji akan belikan es krim setengah freezer atau bahkan satu freezer kalau kamu bangun."
"Oh! Sebelum kecelakaan itukan aku minta belikan es krim ke kamu, ya? Pantas kami janjikan begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUROUS | 2MIN [✔]
FanfictionMinho sudah muak dengan tanya-tanya tidak penting yang selalu dilontarkan. Dia pikir dengan jujur akan buat papa kapok untuk tanya lagi, tapi ternyata tidak. "Jadi, kapan kamu mau nikah?" *** Begitu pun Seungmin, dia tidak lagi mau dengar pertanyaan...