Sudah berapa kali Xera bilang. Hal seperti hanya akan terjadi untuk pemeran utama perempuan. Di tindas kemudian pangeran berkuda putih datang menyelamatkan sang pujaan hati. Lantas pemain figuran agak bersorak iri melihat itu tanpa mengasihani sangat antagonis yang di perlakuan lebih kasar oleh sang pangeran berkuda putih. Mereka pikir itu pantas padahal sama sama tindak kekerasan.
Menyebalkan nya Xera harus melihat itu semua di jam istirahat berlangsung saat diri nya sedang asik memakan bakso. Sebenarnya bukan masalah dan ia juga tidak mau ikut campur. Tapi bisa kah orang-orang ini menyingkir ia ingin mengembalikan mangkuk bakso ke penjual nya kembali.
Oh iya, Xera juga lupa membeli botol mineral karena terlalu asik memakan bakso dan melihat lingkaran kerumunan membuat nya harus mengurung kan niat. Dan satu lagi, Eriana seperti nya masih keras kepala, memilih menjalankan tugasnya sebagai antagonis. Tanpa sadar Xera menggelengkan kepala, kasihan.
'Antagonis yang malang'
"Iya juga. Gue kan antagonis" Gumam Xera seolah mendapat pencerahan, matanya menatap sekeliling barulah jatuh di meja dua jajar di belakang meja nya.
Ada satu cowok dengan kacamata tebal yang sedang memakan makanan nya dan nilai lebih nya Xera melihat botol mineral yang masih di segel.
Senyuman nya terbit dan mendekati meja tersebut. "Hoi" Xera memanggilnya sambil membawa mangkuk kosong.
Lelaki berkacamata itu mendongak melihat Xera dan menunduk kembali dengan tubuh gemetar.
Xera menahan tawa nya saat melihat reaksi orang di depan nya, se-menakutkan apa sih dirinya sampai membuat anak orang gemetar seolah melihat begal di tengah jalan, emm- mungkin.
"Kalau gue manggil itu jawab" Bentak Xera dengan mimik kesal di buat-buat.
"E-eh iya kak. A-da apa?" Tanya nya takut suara pelan. Sampai membuat Xera menunduk sedikit agar mendengar suara jawaban nya.
Xera melempar mangkuk ke atas meja sampai menimbulkan bunyi lumayan keras beberapa orang sudah mengalihkan pandangan nya sebagian menatap Xera.
"Balikin ini ke penjual bakso. Terus ini-" Xera merampas botol mineral itu sambil mengacungkan botol itu di udara. "Buat gue"
Xera segera membuka tutup mineral dan hal itu membuat laki-laki berkacamata itu semakin gemetar. Xera mendengus mengerti pikiran siswa-siswi yang memperhatikan nya dan juga cowok di depan nya.
Sebelum lebih lama membiarkan dahaga nya, ia meneguk setengah botol mineral itu dan menutup nya kembali.
"Tenang gak gue siram kok" Xera menepuk pundak cowok itu dengan senyuman tanpa maksud. "Btw sekalian lo buang ya, botolnya"
Xera berbalik, berjalan lurus tanpa peduli padangan orang kepada nya. Menerobos siswa-siswi yang masih berkerumun melingkar menonton tontonan alur novel.
Xera melirik ke samping, mendapati pemeran utama cewek yang duduk di lantai dan di bantu berdiri oleh sang pangeran berkuda putih. Di depan nya Eriana dengan keadaan tak kalah kacau nya berdiri sambil mengepalkan tangan melihat Berlina di rangkul Arhtur.
"Bego" Xera bergumam melihat itu semua dan melanglang pergi meninggalkan suasana penuh drama. Ia sekarang ingin menghirup udara segar.
Kaki nya berakhir di halaman belakang sekolah. Sebelum Xera mengambil duduk, ia mengurung kan niat nya saat melihat Mang Engkus datang sambil membawa peralatan menyapu halaman.
"Loh, Non Aloxa udah di sini aja" Seru Mang Engkus menyimpan sapu lidi dan pengki di sisi tembok.
Xera tersenyum kecut. "Hehe iya nih Mang. Biar cepet pulang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Villainess Girl (Slow Update)
JugendliteraturApa yang terjadi kalau tiba-tiba kalian terbangun di tempat novel berada. Panik kah? Bingung? Ah menyebalkan nya semua itu harus aku alami sendiri, masuk ke dunia novel di mana alur cerita sedang berjalan. Sial! Aku bahkan hanya membaca epilog ceri...