31. November

304 19 0
                                    

'Drtt drtr' getaran ponsel di atas meja menganggu Aloxa yang sedang lelap tertidur.

Tangannya mencari-cari benda persegi itu, setelah melihat layar yang menunjukan pukul 5 Aloxa memaksakan diri duduk mencoba mencari kesadaran.

November tanggal 8 hari senin, hari H ulangan semester kenaikan kelas, selama dua minggu ke depan.

Ia melangkahkan kakinya malas menuju kamar mandi dan mulai membersihkan diri.

10 menit kemudian Aloxa keluar dengan rambut basah dan kaos putih kebesaran sampai ujungnya menutupi seperempat kaki. Ia mengecek kembali ponsel lantas Ia menekan panggilan dan membiarkan suara sambungan telepon itu terdengar.

Setelah pingsan waktu itu Aloxa sadar dengan perubahan ayahnya. Ia bahkan belum melihat Pak adnan sama sekali setelah bangun dari koma dadakan. Ia pikir mungkin saja Aloxa yang asli datang sebentar mengambil alih tubuh aslinya.

Ia tau pikiran terlalu klise dan ya seperti khayalan remaja penyuka novel, tapi melihat bagaimana sekarang diri nya terdampar di alur cerita novel, mungkin saja itu mungkin.

Jujur ia masih tidak percaya dirinya sudah tinggal 5 bulan lebih di tempat entah berantah berlatarbelakang cerita novel ini. Atau mungkin saja Ia masih di bumi dan sedang koma sambil memainkan seni peran di pikiran nya.

Aloxa menghela nafas. Yah banyak hal yang Ia pikiran sekarang terlebih tentang tebakan tebakan klise yang berakhir rumit. Dan ini semua membuat nya harus percaya dengan kenyataan bahwa  novel ya memang begini adanya. Penuh drama, cerita klise, genre romance sampai protagonis lemah lembut yang membutuhkan pertolongan seorang pangeran berkuda putih.

Aloxa yang beres mengeringkan rambut dengan hairdryer, kembali menekan tombol panggilan karena tidak dapat jawaban. Jadi Pak adnan mengabaikan nya begitu.

Ia lantas memakai seragam dan menarik tas di atas meja yang sudah Ia bereskan tadi malam. Dan menekan tombol merah mengakhiri panggilan kemudian mendengus.

"Yah, mungkin saja awalnya memang seperti ini"

Aloxa menutup pintu kamar dan berjalan turun menuruni tangga menuju lantai bawah. Aloxa melihat Bi Ana sudah ada di pantry dapur kemudian ia pun mendekat ke pantry dan duduk di salah satu meja.

"Non, mau sarapan apa?

Aloxa menarik kotak hijau dan menggoyangkan nya sebagai jawaban. " Sereal"

Bi Ana lantas menyodorkan mangkuk dan susu kotak rasa fullcream. Aloxa menuang sereal dan susu itu setelah nya.

"Aloxa makan duluan bi" Sambil menyuap sereal itu perlahan-lahan.

Setelah menghabiskan semua sereal, Aloxa berdiri sambil menggendong ransel putih nya kembali.

"Kalo ayah ada ngehubungin bibi. Tolong bilangin buat nelepon Aloxa balik" Pinta Aloxa sebelum benar-benar pergi keluar tanpa melihat respon bi Ana.

Kaki nya melangkah keluar dari rumah dan mobil hitam itu sudah ada di halaman rumah. Yap hari ini juga ia diantar kembali oleh pak Ilham.

Aloxa sempat tersenyum dan masuk ke dalam mobil, duduk di jok belakang. Mengambil dan memasang earphones di telinganya sambil mendengarkan suara musik klasik. Sedangkan matanya menikmati pemandangan jalan diiringi  suara musik.

Setidaknya ini membuat hari ini lebih baik. Aloxa juga memutuskan untuk fokus selama dua minggu ke depan dan menjalani kehidupan nya sebagai siswi biasa. Lebih tepat nya, Aloxa tidak punya kekuatan lebih untuk mencari jawaban kesana kemari tentang hidup Aloxa.

Biarkan ia menikmati waktu nya tanpa rasa cemas. Aloxa ingin menjalani hari hari biasa saja, sekarang hanya itu keinginannya.

Mobil yang di tumpangi nya berhenti tepat di gerbang sekolah. Beberapa anak yang lain juga terlihat mulai memasuki gerbang. Aloxa lantas turun dan berpamitan sebentar kepada pak ilham, kemudian ikut berbaur dengan anak-anak lain dan masuk gerbang sekolah.

Villainess Girl (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang