30. Slarina Joa

220 16 0
                                    

"Bi, Aloxa pergi sebentar" Ujar Aloxa buru-buru sambil memasukan ponsel ke dalam tas short bagnya.

Bi Ana yang melihat putri majikan nya berjalan keluar menuju pintu utama dengan pakaian rapi berlari mencoba menghentikan Aloxa.

"Non mau kemana? Non kan baru aja sembuh. Bibi khwatir kalo ada apa-apa"

"Aloxa udah sehat bi. Gak usah khawatir" Aloxa menepuk pundak bi Ana dua kali sambil mengangguk memberi keyakinan.

Setelah nya Aloxa pergi berjalan keluar dari rumah, berjalan sekitar 3 menit untuk keluar dari halaman rumahnya.

Aloxa sudah memesan go-car sekitar 30 menit yang lalu. Melihat mobil putih sudah menunggu di sisi dekat gerbang. Aloxa segera keluar melewati gerbang khusus Untuk bisa di lewati orang di sebelah kanan.

Aloxa segera naik dan menyebutkan alamat yang dituju. Ia harus tau bagaimana sosok ibu di kehidupan Aloxa. Jujur saja Aloxa tak mengerti de berarti apa sosok ibu karena memang sejak kecil ia hanya sebatang kara, hanya ibu panti asuhan satu satu nya orang dewasa yang Aloxa anggap sebagai sosok pengganti ibu.

•••••

Aloxa menyerahkan undangan dan masuk ke panti asuhan yang sedang mengadakan acara. Beberapa kali sempat bertemu mata dengan orang-orang yang berada di sana, lantas ia tersenyum sebagai bentuk kesopaan. Sesuai dugaannya acara nya terbilang sederhana tapi sedikit mewah.

Kebanyakan ibu-ibu dengan pakaian mahal yang hadir sebagaian lagi orang orang undangan biasa. Aloxa duduk di meja ujung paling belakang, dimana panggung berukuran sedang dengan dekorasi minimalis sedang menampilkan anak-anak kecil yang terlihat cantik dengan gaun gaun putri selutut berwarna putih. Mereka benar benar terlihat lucu, apalagi saat tangan dan kaki kecil mereka bergerak senada mengikuti iringan musik.

Aloxa tersenyum kecil melihat penampilan tari anak-anak kecil itu, ia jadi teringat dengan dirinya saat anak-anak.

Aloxa juga dari panti dan waktu itu ia juga melakukan penampilan kecil sederhana dengan anak-anak panti yang lain. Ah ia juga jadi teringat dengan ibu panti, Satu-satunya orang dewasa yang mau menerima dan menampung anak-anak tanpa orang tua atau anak-anak yang di tinggalkan begitu saja, tanpa membeda-beda kan kasih sayang. Kami mendapatkan cinta yang sama. Senyum kecil Aloxa itu berubah dengan senyuman sendu, ia jadi merindukan Ibu panti.

Aloxa bertepuk tangan pelan setelah melihat bagaimana anak-anak manis itu saling berpelukan. Sampai di akhir pertunjukan Aloxa ikut bertepuk tangan memberi apluse kepada anak-anak panti itu.

"Mereka bukan anak kecil biasa loh" Suara itu terdengar jelas di telinga nya.

Aloxa menengok ke samping mendapati ibu-ibu dengan wajah cantik dan pakaian sederhana yang kebetulan duduk bersebelahan.

"Mereka malaikat malaikat kecil" Suara ibu itu terdengar halus dan tegas bersamaan sambil menatap mata Aloxa.

Aloxa sedikit bingung awalnya namun balas mengangguk dengan senyum kecil menyetujui ucapan ibu itu. Lantas kembali menatap panggung sederhana di mana anak-anak kecil itu sedang memperkenalkan diri.

Yah. Mari kita fokus dengan tujuan awal kenapa ia harus datang ke acara panti ini. Aloxa berdiri dan keluar dari tempat duduk itu, mendekati salah satu meja dan mengambil gelas berisi air putih. Ia minum air itu sambil menatap sekitar lebih teliti mencari keberadaan orang yang mungkin saja ia kenal.

Villainess Girl (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang