15. Pesan Mencurigakan 1

1.2K 134 2
                                    

Setelah hari hari kemarin ia mendapat kan pertanyaan dari guru BK dan memang tidak harus mendapatkan hukuman, bukan salah nya juga. Postingan yang mengatakan diri nya pelacur karena terlihat di hotel bersama bapak bapak tua, akhirnya menghilang bersamaan dengan akun nya.

Meski belum puas karena belum mendapati sang pelaku dan melihat wajah nya langsung, ia berpikir akan bersikap lunak. Sekarang ada hal yang lebih penting yang harus ia urus.

Aloxa menarik salah satu buku bersampul hitam di rak novel perpustakaan. Kemudian beranjak memilih kursi dekat jendela.

"Well, gue bakal nunggu" Gumam Aloxa pelan. Berawal dari Dm yang masuk ke instagram nya. Aloxa memutuskan untuk mencari tau siapa orang iseng yang mengirimi nya pesan aneh itu.

Makanya dia memutuskan untuk lebih sering berada di tempat yang jarang di datangi siswa. Melihat dari kata katanya Aloxa yakin orang itu bersekolah di sekolah yang sama dengan nya. Makanya rencana pertama nya mari kita pancing sang pelaku secara langsung.

Untuk rencana selanjutnya lihat nanti. Aloxa membuka halaman pertama dan mengernyit heran. Ha ha ha, apa apan ini? Aloxa semakin heran saat masuk ke prolog pendek tidak lebih selembar kurang.

Nama pemerannya Xera Florence hidup sebatang kara dan mempunyai satu teman bernama Fina Mahira. Aloxa jelas tercengang kenapa nama dan kejadian nya hampir sama persis. Buru-buru Aloxa membaca sampul judul, karena ia tadi dengan asal memilih buku.

"Tragedi langit bersama Xera"

Aloxa tidak bisa berpikir jernih, apaan judul menyeramkan dengan awal kata tragedi. Sial! Apa maksudnya ini. Tangan nya yang bergetar takut membalikan lembar dan berhenti di bab pertama.

Apakah kehidupan nya juga sebuah alur novel? Tiba-tiba saja amarah nya naik. Sial! Aloxa membaca lanjutan bab pertama dengan perasaan aneh sekaligus bingung terlebih tangan nya tidak bisa berhenti bergetar. Saat itu juga di halaman 4 cerita itu, Aloxa menangis sejadi-jadinya tanpa ia tahan.

Ia seperti di permainan kan dengan sadis. Kenapa hal yang tidak masuk akal harus terjadi di luar kepalanya. Kenapa harus seperti apakah masih kurang penderitaan nya di kehidupan Xera di ganti harus mengisi cerita antagonis di novel lain.

Aloxa menunduk dengan tangis yang masih tak mau berhenti.

"Maaf dek tapi di perpustakaan jangan berisik" Tegur pengurus perpustakaan dengan nada pelan.

Bukan nya berhenti, Aloxa semakin menjadi-jadi di tambah nafas nya yang tercekat, dada nya terasa sakit.

"Ma--af" Ujar Aloxa susah payah.

"Novel sialan" Seru Aloxa sesegukan sambil membanting buku bersampul hitam dengan gambar kamera di tambah warna merah dan kuning keemasan itu.

Penjaga perpustakaan yang terlihat lebih tua dari nya beberapa tahun memberikan diri sedikit mendekat dengan ringisan kecil.

"Dek, maaf tapi menangis seperti itu menganggu yang lain"

Aloxa balik menatap wanita itu dengan mata sembab.

"Apaan sih mbak, nangis aja saya di larang. Hidup gue kok begini banget" Bukan nya menurut Aloxa malah mengeluarkan keluh kesah nya dengan sesimpel mungkin.

Aloxa berdiri, melangkah menjauh pergi meninggalkan perpustakaan tanpa berbalik dan memedulikan mbak atau murid lain yang mungkin terganggu oleh tangisan nya. Menghapus sisa air mata dengan kasar Aloxa menetapkan tujuan nya dengan mencari protagonis wanita.

Kakinya menghentak-hentak marah. Murid murid yang kebetulan berlawanan arah buru buru menyingkir atau sebaliknya nya berputar arah dari koridor meski sebagian lagi terlihat penasaran melihat mata sebab sang antagonis.

Villainess Girl (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang