13. Bumi Marah

1.4K 160 6
                                    

"Minggir" Ujar Bumi datar.

Aloxa menegakan tubuh sambil merentangkan tangan menghalangi langkah Bumi.

"Gak mau" Aloxa menekankan setiap katanya.

Bumi menatap Aloxa tajam. Berbalik arah memutar langkah. Merasa geram Aloxa menarik tangan Bumi sekuat tenaga.

"Dengerin gue dulu" Pinta Aloxa meski menggunakan kekuatan penuh Aloxa tetap terbawa pergi.

Menyerah, Aloxa melepaskan tangan Bumi dan menatap punggung itu kesal. "Lo kenapa sih, kemarin baik sama gue sekarang lo gini sama gue. Kenapa? Baru sadar kalo gue cewek jahat, kemarin kemarin ke mana aja lo" Seru Aloxa kesal.

Ia tak peduli aksi nya sekarang menjadi tontonan gratis murid murid lain. Padahal bel pulang sudah berbunyi dari tadi.

"Nyesel lo udah baik sama cewek gila kayak gue" Kali ini Aloxa menambah kan volume suara nya. Biar lah agar semua orang mendengar lebih jelas.

Bumi berbalik menatap Aloxa tajam, rahang nya mengeras, berjalan mendekat dan menarik nya menuju parkiran sekolah.

Aloxa berontak sekuat tenaga mencoba melepaskan cengkraman kasar milik bumi dari tangan nya. "Lepasin gue" Teriak nya marah.

"Siapa yang lo sebut cewek gila, hem"

Tubuh nya berhenti berontak mendengar suara dingin bumi.

"Jawab" Ujar nya lagi.

Aloxa mendongak menatap Bumi, mencoba memberikan diri melawan aura seram di hadapan nya. "Gue emang cewek gila kan. Semua orang tau siapa yang nyewa preman buat bunuh orang, lo juga jangan pura-pura gak tau, lo yang megang buktinya juga" Teriak nya marah.

Bumi mencengkram lebih kuat, urat-urat leher nya terlihat dan rahang nya mengeras, raut wajahnya menunjukan bahwa sekarang dirinya sedang marah.

"Gak pada balik lo semua" Bentak Bumi tajam melihat anak-anak masih menonton dua objek itu penasaran. Baru lah mereka buru buru berhamburan berjalan keluar gerbang, beberapa lagi mengambil motor dari parkiran dengan cepat.

Lelang, Aloxa berdecak kesal.

"Bumi" Bentak nya kesal.

Aloxa merasakan cengkraman Bumi melonggarkan namun usahanya masih sia-sia saat ingin melepaskan diri.

"Tadi ucapan lo maksudnya apa?"

"Emang bener kan gue cewek gil-" Aloxa mengatupkan bibir nya melihat tatapan tajam Bumi. Sekarang ia bingung harus mendeskripsikan ekspresi Bumi seperti apa. Hmm, terlalu ambigu.

Bumi menghela nafas. "Jadi mau lo apa?"

"Gue anterin pulang?" Tanya lagi.

Aloxa mengangguk pasti sejak tadi ia kan sudah menyeruakan permintaan nya itu sampai harus membuat drama terlebih dahulu. Yang pasti salahkan laki-laki di depan nya ini.

"Dari tadi kek" Aloxa celingukan mencari motor Bumi. "Yang mana motor lo"

'Bip bip'

"Naik" Seru Bumi berdiri di samping mobil berwarna navy entah sejak kapan.

Aloxa berdecak kagum. "Woow! Mobil lo nih" Ujar Aloxa mendekat sambil mengelus body mobil Bumi.

"Hmm" Gumam Bumi menjawab.

Aloxa buru-buru menarik pintu mobil di sebelah kiri, penumpang. Aroma mint memenuhi mobil itu, ia memasang Seltbet dengan senyum lebar.

"Eh" Aloxa menengok sebentar menatap Bumi. "Ke rumah sakit dulu, setelah itu baru anterin pulang"

Villainess Girl (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang