12. Basket

1.4K 144 8
                                    

Senyuman nya pudar matanya tak tertarik untuk menatap sekitar. Teriak teriakan heboh membuat Aloxa harus menutup telinga nya rapat rapat.

Kenapa juga dirinya harus terdampar diantara anak anak di tribun. Lapangan basket sudah di penuhi dengan dua tim. Entah lah apa yang dia dengar tadi, persahabatan antar sekolah katanya. Satu tim berasal dari sekolah nya dan satu tim lagi entah dari mana dengan seragam putih yang terlalu kontras dengan seragam basket hitam sekolah nya.

Aloxa menghela nafas. Di situasi seperti ini anak anak tidak peduli sedang duduk dengan siapa, terlihat dari kehadiran nya yang tidak membuat mereka menjauh, lebih asik menyerukan dukungan penuh.

"Arthur! Arthur" Teriak mereka heboh.

Aloxa mendengus melihat sang ketua futsal itu sedang memantulkan bola basket.

"Gila si Arthur kece parah. Padahal dia ketua futsal tapi bisa juga main basket. Katanya salah satu tim inti nya ada keperluan" Seru gadis di sampingnya kepada temannya memberitahu.

"Makin ber demage. Si Bumi juga juga gila ganteng banget. Lo sadar gak sih Bumi lebih ganteng dari Arthur" Balas teman nya.

Aloxa yang mendengar nama Bumi tanpa sadar menatap lapangan mencari sang pemilik nama. Barulah ia bisa melihat laki-laki itu sedang memantulkan bola dan tiga poin. Refleks Aloxa bertepuk tangan mengikuti anak-anak yang lain.

"Enggak sih wajah kak Arthur yang lebih ganteng" Seru teman nya tak setuju.

"Bumi lebih ganteng elah. Lo liat aura sama vibe nya aja beda"

Aloxa mengangguk setuju. Dengan gadis berambut sebahu itu. Bumi memiliki vibe badas ala bapak keamanan garis wajah nya juga tegas di tambah tinggi badan nya yang mungkin 180 cm. Berbeda dengan Arthur yang memiliki vibe anak baik-baik dan berhati malaikat garis wajah tidak terlalu tegas lebih ke bentuk wajah sempurna ala ketua OSIS.

Kalau boleh berpendapat Aloxa lebih menyukai vibe Bumi. Ia menggeleng cepet. Memukul kepalanya sekali menyadarkan dirinya atas pikiran aneh nya barusan.

"Gila lo! Sadar Aloxa" Gumam nya kesal.

Barulah Aloxa berdiri beranjak pergi melawati anak anak lain yang memundurkan kaki nya agar memberikan jalan kepada sang antagonis. Pergerakan nya menarik perhatian, hampir semua anak anak duduk di bangku tribun dan hanya dirinya yang mencoba keluar dari tribun.

"Woi Aloxa" Teriakan cowok menghentikan langkah Aloxa yang hampir keluar dari tribun.

Aloxa berbalik mendapati cowok berseragam putih sedang melambaikan tangan dengan senyuman lebar sambil berjalan menuju dirinya.

"Makin cantik aja lo" Seru nya akrab setelah berdiri dua tangga di bawah nya. Sampai tinggi mereka setara. Seketika lapangan hening menatap dua objek itu penasaran.

"Lo barusan nonton gue, gimana performa gue? Keren kan." Cowok itu menepuk nepuk kepala Aloxa gemas.

"Nanti kita ketemu di kantin oke. Jangan pergi, lo harus datang kalau enggak gue samperin ke kelas lo"

Aloxa hanya terdiam mencoba memahami situasi yang sedang di hadapi, akan terlihat aneh jika ia bertanya siapa? Melihat cara cowok itu menyapa nya ada kemungkinan mereka saling kenal.

Yang bisa ia lakukan hanya memasang wajah datar milik Aloxa. Namun cowok itu semakin tersenyum lebar.

"Bang. Babak kedua mau mulai nih" Teriak team nya memberitahu.

"Oke gue ke sana" Balas nya keras. Cowok itu tersenyum lagi setelah memalingkan wajah dan menatap Aloxa kembali.

"Gue tunggu di kantin, My Queen"  Seru nya dan berjalan turun kembali dari tribun ke lapangan.

Villainess Girl (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang