3. Gue? Aloxa!

2.5K 263 6
                                    

Setelah itu seorang suster menghampiri Xera dan membawa nya kembali ke ruang nya. Pak Adnan atau sebenarnya ayah Aloxa, mendengar kejadian yang di lakukan putri nya akhirnya menempatkan dua bodyguard di luar kamar VIP yang di tempati nya. Takut hal itu terulang kembali.

Sejak tadi Xera hanya melamun. Waktu dokter Rendy menanyakan tentang kondisi nya yang Xera lakukan hanya diam. Ia sulit menerima ini semua, apalagi kenyataan bahwa ia sekarang terdampar di cerita novel yang sahabat nya baca. Belum lagi akhir cerita nya Gadis bernama Aloxa itu bunuh diri.

Tunggu, jika sekarang ia berada di dalam raga Aloxa yang harus Xera lakukan hanya bertahan dan tidak berpikir untuk mengakhiri hidup nya dengan sia-sia. Tapi tetap saja Xera tidak begitu menyukai kenyataan yang terjadi, jika bisa ia ingin kembali ke tubuh lamanya.

Belum lagi ia tidak mengetahui jalan cerita. Tiba-tiba Xera menyangkan dirinya yang asal mendengarkan Fina waktu bercerita. Ia hanya ingat satu dua plot itu juga hanya omongan tidak mendetail. Xera takut jika keberadaan nya di rumah sakit adalah alur cerita di dalam novel.

Novel sialan! Langit jatuh sialan! Akh, Xera mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Aloxa!" Panggilan Doker Rendy menyandarkan dirinya.

Xera mengerjap, menyadari namanya sekarang Aloxa. "Kenapa Dok?"

Dokter Rendy yang terlihat berkepala tiga itu mencatat sesuatu di catatan pasien. "Besok kamu bisa pulang. Untuk sementara obat tidur tidak di perbolehkan untuk dikonsumsi. Saya menganjurkan kamu memperbanyak makanan berkarbohidrat dan vitamin lebih banyak"

Xera mengangguk. Ia memang tidak terlalu menyukai obat-obatan dan ia tidak bisa memakan nya. Pernah suatu hari Xera memaksakan diri meminum satu pil obat waktu sakit, namun jadi nya ia terbentuk dan obat yang ia telan keluar lagi. Xera lebih menyukai obat-obatan herbal, seperti daun sirsak untuk darah tinggi dan sebagainya.

"Dok, Aloxa boleh pulang lebih cepat?" Terasa aneh ketika Xera memanggil nama karakter itu.

"Lebih baik kamu pulang setelah tubuh kamu pulih" Sela Pak Adnan ayah Aloxa yang baru saja masuk ke kamar inap nya lengkap dengan setelan jas.

"Gimana dok keadaan putri saya?"

"Di lihat dari kondisi nya, putri anda pulih lebih cepat dari biasanya. Mental nya pun stabil" Dokter Rendy berdiri membiarkan pak Adnan duduk di samping putrinya menggantikan Dokter Rendy.

"Xer--, Aloxa pengen pulang" Xera berdehem dan meralat namanya menatap ayah Aloxa dengan raut memelas.

Sebenarnya ia harus cepat beradaptasi di sini. Dari ingatan nya yang ia tau hanya kamar cat putih milik Aloxa dan bibi bibi yang terlihat panik melihat kelakuan nya tadi pagi, dari pada berdiam diri di rumah sakit ia lebih memilih mengobrak-abrik kamar Aloxa sekarang juga, mencari tau tentang gadis itu lebih dulu.

Ayah Aloxa kemudian mengusap kepala putrinya pelan. "Dengan satu syarat, kamu harus makan teratur"

Xera mengangguk setuju. Masalah makan bisa di atur. Pak Adnan menengok menatap Dokter Rendy.

"Hari ini Aloxa bisa pulang lebih cepat pak, saya menyarankan Aloxa untuk tidak mengonsumsi obat terlebih dulu."

Adnan mengangguk, mendengar nasehat dokter baik-baik. Xera yang masih memakai baju pasien akhirnya segara berjalan menuju toilet dan mengganti nya dengan hoddie hitam dan rok pendek selutut yang entah sejak kapan berada di atas meja.

Baru setelah itu Adnan merangkul bahu
Aloxa di ikuti dua bodyguard tadi. Pertama-tama yang harus Xera lakukan adalah mengenal siapa Aloxa.

Itu rencana awalnya.

Villainess Girl (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang