34. Penguntit

217 13 2
                                    

"Brengsek!" Aloxa mengumpat di depan pagar SMA merah putih.

Pak satpam yang bertugas terlihat risih dan memarahi Aloxa karena membolos sekolah di jam ulangan akhir.

"Pak saya bilang saya mau ketemu Alderad"

Pak satpam mengetuk tongkat besinya ke pagar besi memberi interupsi. "Ini sedang ujian, bukannya neng juga lagi ujian ya. Kok bisa nyasar di sini"

Aloxa mendengus, kekeh ingin bertemu Vero. "Saya gak bisa ujian kalau banyak pikiran pak. Salah satu anak sini udah bikin saya stress pak. Makanya itu saya mau ketemu Adelard Cavero"

Pak satpam menggelengkan kepala menolak, "Kalau mau ketemu entar setelah jam 12"

Aloxa mendegus dan akhirnya memilih duduk bersender di tengah tengah pagar,  selonjoran.

"Neng duduk di sana mah panas" Seru pak satpam. Aloxa hanya diam sambil menatap langit biru, padahal matahari nya menyengat panas.

"Pak! Bapak percaya gak kalau saya dari dunia lain" Aloxa bertanya tiba-tiba.

"Apaan atuh neng, ngelantur aja nih" Pak satpam masih setia berdiri di dekat pagar.

"Beneran pak. Saya pengen pulang"

Pak satpam mungkin sedang menggeleng tidak paham dengan jalan pikiran Aloxa. "Yaudah pulang aja atuh neng"

Aloxa mendadak tertawa kencang, sampai sudut matanya berair.

"Kalau bisa saya gak bakal di sini pak sekarang" Aloxa masih tertawa meski tidak sekencang tadi.

"Si neng mah aneh" Ujar pak satpam sambil kembali ke pos duduk di tempat jaga.

Perlahan tawanya berhenti, Aloxa kemudian berdiri berbalik menatap bangunan sekolah merah putih itu.

Dari kejauhan Aloxa bisa melihat perawakan laki-laki yang sedang mendekat. Semakin dekat wajah tak asing yang sedang di carinya datang sendiri.

"Loh loh, ini juga kenapa keluar? Ujian nya kan belum selesai"

Vero balik menatap pak satpam. "Saya sudah beres pak. Tolong buka pagar nya" Seru Vero.

Meski terlihat enggan pak satpam membuka kunci pagar membiarkan Vero keluar gerbang.

Aloxa merasakan tangannya sedikit gemetaran, namun ia segera menenangkan diri. Vero yang ia cari sekarang berdiri di depan nya dengan raut wajah datar. Sangat kontras dengan raut wajahnya saat bertemu di lapangan basket waktu itu.

"Lo! Kenapa lo ngelakuin itu" Aloxa bertanya dengan tenang, meski sebenarnya tangan nya masih gemeteran. Reaksi tubuhnya terlalu berlebihan menghadapi orang yang melaukan kesalhan seharusnya bukan dirinya yang ketakutan seperti ini.

Vero menatap mata Aloxa lekat, "Karena gue suka sama lo" Jawab Vero.

"Lo sebut itu rasa suka! Gila lo ya. Itu bukan rasa suka, lo udah kayak terobsesi tau gak. Ngikutin gue kemana-mana, poto dan sampai--" Mulut nya berhenti bicara saat tubuh nya semakin gemetaran. Aloxa sedikit oleng dan memegang tangan nya untuk menutupi betapa takutnya dirinya berhadapan dengan Vero.

Vero tentu saja sadar dengan reaksi tubuh Aloxa yang ketakutan, tangan nya menggenggam pergelangan tangan Aloxa kencang.

"Karena lo gak pernah sekali pun milih gue" Vero mendekat kan wajah datar dengan tatapan tajam. "Gue ini suka sama lo. Gue bisa ngasih semuanya sama lo tapi apa! lo lebih milih Glen" suara nya tak terkendali setengah berteriak.

Pak satpam yang masih setia memantau keadaan terlihat mengernyit mungkin sedikit merasa aneh dengan situasinya.

"Neng kamu gak papa?" Pak satpam terlihat ingin mendekat namun terhenti saat Vero mengangguk menjawab kalau Aloxa baik-baik saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Villainess Girl (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang