9. Aloxa itu antagonis

1.8K 172 3
                                    

Ketika Xera, Bumi dan Bagas masuk ke dalam ruangan Bk. Ternyata Arthur sudah di sana, seperti melihat warna hitam di sekeliling nya. Xera tau sekarang Arthur sedang murka dan mungkin punya pemikiran untuk membunuh nya.

Habis sudah dirinya. Dua orang sudah berniat untuk membunuh nya beberapa hari lagi mungkin Xera hanya tinggal nama dan itu pun nama Aloxa.

Sial sekali hidup nya.

"Jadi Nak Aloxa" Nama nya dipanggil Pak Arhan artinya persoalan hendak di bahas sekarang juga.

"Apa benar kamu yang menyuruh preman untuk menusuk Berlina dengan pisau?" Tanya Pak Arhan.

Xera menggelengkan kepala, "Saya gak tau Pak" Jawab Xera jujur.

Arthur dan Bagas terlihat geram. Sebelum ucapan nya di artikan dengan tidak benar. Xera mengambil langkah dan duduk di kursi dekat Pak Arhan, berdekatan mencoba membicarakan kejujuran.

"Saya gak tau Pak! Tapi kalau misal itu emang saya. Saya bakal bertanggung jawab" Xera berujar yakin, ia juga punya tanggung jawab untuk mengakui kesalahan jika memang benar Aloxa yang melakukan.

"Mana ada lo mau tanggung jawab. Yang ada lo nyoba bunuh Berlina buat kedua kali" Bagas berujar ketus.

"Maaf menyela tapi bukti nya pun sudah ada" Sekarang giliran Pemeran utama yang angkat bicara.

"Saya juga sudah dengar. Tapi melihat Aloxa mengatakan tidak tau, itu berarti kamu punya kemungkinan memang melakukan nya"

Xera mengangguk membenarkan ucapan Pak Arhan. "Bapak kan tau saya punya penyakit mental. Anak-anak juga sering sebut saya sakit jiwa"

"Aloxa" Tegur Pak Arhan tidak menyukai ucapan anak didiknya.

"Saya sebenarnya kaget melihat minggu kemarin kamu mau mengerjakan hukuman tanpa mengadu ke Pak Adnan. Saya juga dengar kamu lari sepuluh keliling di lapangan. Bapak bisa lihat perubahan kamu tapi sekarang--"

"Pak Arhan saya beneran tidak tau" Xera memotong ucapan guru BK nya sebelum menerus kan ucapan nya yang sempat menaruh kepercayaan namun tidak jadi itu.

"Saya mau buktiin dulu kalau saya emang bersalah"

"Alah palingan mau ngilangin bukti Pak. Secara kan bokap nya kaya" Ujar Bagas ketus.

Xera mendelik tidak suka mendengar Pak Adnan di sebut sebut dalam masalah yang seharusnya ia tanggung jawabkan. "Kenapa lo iri bokap gue kaya! Jangan jadi cowok asal nyablak" Xera balas berujar ketus.

"Udah udah" Pak Arhan menghentikan perdebatan.

"Jadi kamu gimana Aloxa"

"Saya mau ketemu sama preman nya langsung"

"Tuh kan Pak, mau ngilangin bukti nih. Aloxa itu ya pak banyak akal lic-"

"Diam kamu Bagas. Kenapa juga kamu ke sekolah masa skorsing kamu masih berlaku" Ucap Pak Arhan tajam.

Bagas menutup mulutnya langsung.

"Pake seragam sekolah segala, niat sekolah kamu" Tak cukup dengan itu tambahan Pak Arhan membuat Bagas semakin menutup mulutnya rapat rapat.

"Hari hari biasa juga gak pake seragam kamu. Gak sadar diri"

Xera cekikikan di tempat. Puas melihat wajah dan patuh Bagas, sok sok mencekik segala tadi.

"Menurut kamu Arthur bagaimana" Tanya Pak Arhan kembali serius.

"Saya ikut bapak aja" Jawab Arthur datar.

"Kamu Bumi! Menurut kamu gimana? " Kali ini Pak Arhan bertanya kepada mahluk yang sejak tadi diam berdiri dengan tubuh tegak.

"Kayak wajib militer aja" Gumam Xera penuh sindiran.

Villainess Girl (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang