Aloxa segera menghentikan Arthur dan Bumi yang seperti hendak adu tonjok itu, padahal mereka sedang berada di rumah sakit.
"Tempramen lo buruk juga ya Arthur" Sela Aloxa sambil melepaskan tangan Bumi dari kerah baju Arthur.
Terlepas. Aloxa menatap sang peran utama tajam, "Dimana ayu sekarang?"
"Gue gak punya urusan sama lo. Minggir!" Bentak Arthur.
Bukannya menyingkir, sekarang giliran tangan Aloxa yang menarik kerah baju Arthur. Ia tidak punya waktu untuk bersikap mengalah.
"Gue bilang dimana Ayu?"
Arthur melepaskan tangan Aloxa kasar, "Sialan".
Aloxa tidak bergeming sama sekali, ia harus mengetahui keberadaan Ayu secepatnya. Kukuh berdiri tegak, Aloxa merasakan sebuah tangan menarik nya kebelakang dengan pelan.
Bumi berhadapan kembali dengan Arthur dengan wajah datar miliknya.
"Gue gak ikut campur masalah percintaan lo" Bumi masih menggenggam tangan Aloxa. "Dan gak tertarik sama cewek lo"
Arthur terlihat tak percaya dengan apa yang di katakan Bumi. "Lo pikir gue bodoh?" Serunya tajam.
"Kayak nya lo emang bodoh" Bumi menjawab dengan datar setelah mengangguk mengiyakan pertanyaan yang Arthur lontarkan.
"Heh! Gak usah ngelunjak lo"
"Pake kepala dingin, emang nya lo seyakin itu sama omongan Ayu?" Bumi melirik Aloxa sekilas. "Lo tau Ayu dimana? Bukannya lebih baik orang yang nuduh bicara langsung di hadapan gue"
Arthur menarik nafas berat setelah mengusap wajah nya kasar. "Sial! Ayu pintar sembunyi, lo pikir semudah itu narik Ayu ke sini setelah menghilang tiba-tiba"
Hening beberapa detik, suara Arthur kembali memecah situasi awakard, "Sorry gue terlalu kebawa emosi. Gue langsung ambil kesimpulan gitu aja pas dengar nama lo dari mulut Ayu"
Bumi mengangguk sekali, "Gue gak tertarik sama hubungan kalian berdua, kalau lo lupa"
"Dan soal Ayu, dia sekolah di SMA Bangsa"
Aloxa yang mendengar informasi itu langsung membuka ponsel dan mencari di gmaps dimana SMA Bangsa berada. tanpa pikir panjang dirinya langsung berlari ke arah ujung koridor membuka pintu darurat. menunggu lift terlalu lama pikirnya.
Aloxa meninggalkan mereka berdua begitu saja, ini titik terang supaya aloxa bisa tau seperti apa sifat ALoxa yang asli, itu hal penting dan ia harus mengetahui nya segera. Selama ini Aloxa takut melangkah terlalu jauh karena predikat antagonis yang di deskripsi kan di dalam novel namun jika kenyataannya Aloxa tidak seburuk itu, maka Aloxa punya langkah lain yang bisa ia ambil.
Kaki nya meuruni tangga dengan langkah cepat sampai di lantai terakhir, Aloxa berlari sedang keluar dari rumah sakit sampai ia berada di samping jalan, ia merentangan satu tanngan nya saat melihat sebuah taxi melaju ke arahnya.
"Pak SMA Bangsa"
Aloxa yang sedang sibuk memasang seltbeat berhenti bergerak, bukannya ini hari minggu ya? Aloxa menghela nafas.
"Ganti tujuan pak, ke panti asuhan kasih ibu aja" hampir saja ia bertingkah bodoh dan mengganti tujuan adalah pilihan tepat sekarang.
"Baik mbak"
Aloxa menyandarkan bahunya ke jok mobil, ia sebenarnya bertahan karena apa? Jika melihat akhir cerita yang ada jelas berada di antara plot cerita adalah pilihan buruk. Ia tidak tau apakah kematian akan datang karena dirinya sendiri atau karena ulah orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villainess Girl (Slow Update)
Ficção AdolescenteApa yang terjadi kalau tiba-tiba kalian terbangun di tempat novel berada. Panik kah? Bingung? Ah menyebalkan nya semua itu harus aku alami sendiri, masuk ke dunia novel di mana alur cerita sedang berjalan. Sial! Aku bahkan hanya membaca epilog ceri...