18. Be the Aloxa

1.2K 111 5
                                    

Aloxa terbangun tengah malam, tenggorokan nya terasa perih makanya Ia hendak berdiri namun gelas berisi air berada di depan nya.

Aloxa mendongak dan mengambil gelas itu, meneguk nya sampai habis kemudian gelas kosong itu berpindah tempat kembali.

Wajah dokter yang sempat Ia ingat dari ingatan sekilas Aloxa, duduk di sisi ranjang kalau tidak salah dari papan nama yang Ia acak-acak, namanya melati Brafisa.

"Tunggu sebentar" Dokter melati berjalan keluar kamar. Lima menit berlalu dokter itu datang kembali dengan semangkuk bubur di tangan nya, bisa Aloxa liat asap yang mengepul kecil menandakan bubur itu baru saja Ia hangatkan.

Aloxa reflek menerima nya, tubuhnya bergerak sendiri dan menyuap satu sendok ke mulut nya. Meski pahit ia tak bisa mengeluh entah karena apa.

Dokter melati tersenyum kecil. "Seperti nya kamu mengingat kejadian di ruangan saya terakhir kali"

Aloxa menatap bubur dan melati dua kali kemudian mengangguk dalam hati. Pantas saja tubuh nya mengambil dengan refleks. Meski tidak ingat dengan pasti secara keseluruhan dan hanya ingatan sekilas yang melintas, Aloxa yakini ada sesuatu yang terjadi sampai membuatnya menelan bubur itu tanpa mengeluh.

"Jadi haruskah kita bicara sebagai dokter dan pasien"

Aloxa menghentikan suapan nya. Ucapan dokter nya itu terdengar menyeramkan di telinga nya, ia meneruskan memakan bubur tanpa repot menjawab.

"Tentu bukan di tengah malam seperti ini. Pertama makan sampai habis bubur itu, setelah itu istirahat. Besok kita lanjutkan pembicaraan antara dokter dan pasien" Dokter melati menepuk-nepuk kepala Aloxa dua kali sebelum mengambil mangkuk kosong dan berjalan keluar berakhir dengan melati menutup pintu kamar itu pelan.

Aloxa menatap sekeliling, ini bukan kamar nya. Ah, melihat barang barang yang mirip di kamar atas. Ia menebak ini bukan pertama kali nya Ia di pindahkan ke lantai satu.

Aloxa memaksakan kaki berdiri, tangan nya berpegangan di sisi tembok menuju meja yang harus ia liat. Kemungkinan ada barang barang yang Aloxa asli sembunyikan.

Meminimalisir suara, Aloxa berjalan dengan hati-hati setelah sampai ia duduk dengan pelan di meja belajar. Menarik laci itu dan mendapati buku belajar yang lain, Aloxa melihat nya dan membawanya ke atas meja dari tumpukan buku itu Aloxa menarik satu lembar kertas berisi gambar abstrak. Gambar wajah yang hanya terlihat dagu saja berakhir dengan coretan coretan panjang.

Aloxa membuka buku buku itu pelan. Namun hanya berisi materi belajar. Tidak mau meninggalkan sesuatu yang penting Aloxa membuka dan melihatnya dengan teliti. Menyerah ia tak menemukan apa pun selain gambar dagu.

Suara ketukan pintu terdengar. Kaget, Aloxa hendak berdiri dan buru buru ke tempat tidur kembali. Namun suara dari luar terdengar samar membuat nya mengurangkan niat.

"Aloxa udah makan dan saya suruh untuk istirahat, jangan di ganggu" Seru Dokter melati pelan.

Pak Adnan yang mengetuk pintu mungkin mengurungkan niat untuk melihat Aloxa.

Dan setelah itu tidak ada suara lagi. Aloxa menghela nafas. Jujur ia bingung? Di sisi lain jika ia egois dengan pikirannya, entah apa yang akan terjadi setelahnya.

•••••

Pagi-pagi sekali sekitar jam 5 pagi, Aloxa sudah siap dengan seragam sekolah. Niatnya ia ingin menghindari pembahasan dokter dan pasien yang Dokter melati ucapkan tadi malam.

Berjalan mengedap-endap ke luar kamar. Aloxa mengelus dada lega tidak mendapati siapa-siapa di ruang keluarga. Aloxa mejijiitkan kaki melihat pantry dapur takut Bi ana sudah bangun.

Villainess Girl (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang